Part 14 - Ajakan

1.9K 397 11
                                    

     Selesai bercengkerama dengan kedua orang tuanya di ruang keluarga, kini Andin kembali ke kamarnya. Ia dan kedua orangtuanya memang mempunyai kebiasaan untuk saling bertukar cerita sebelum tidur.

Sebab sang papa meyakini jika kita bisa saling bertukar cerita di malam hari, kita merasa lebih tenang dan semangat menyambut hari esok.

"Huft, saatnya santai."
"Oiya, tadi kan gue habis tukeran nomer sama Alana. Coba ah gue chat, ajak dia jalan, siapa tau mau."

Tanpa pikir panjang, Andin pun langsung mengirim beberapa pesan kepada adik Aldebaran itu. Tak disangka, Alana pun dengan cepat merespons ajakan Andin. Hal ini membuat Andin merasa semakin dekat dengan Alana, walaupun mereka baru sekali bertemu.

"Gue seneng banget, Alana langsung acc ajakan gue tadi. Good job ndin, one step closer." ucapnya percaya diri.

"Gue telpon Glenca dulu ah, dia harus tau masalah ini."

"Heloo bestie!" ucap Andin girang.
"Hey, kayaknya ada yang lagi happy banget nih, what's up dear?"

"Jadi tadi pagi kan gue ada meeting di kantornya Aldebaran, nah waktu meeting kayak ada yang nggak biasa disana, disamping Aldebaran ada cewek yang belum pernah gue liat sebelumnya. Singkat cerita, meeting selesai gue keluar. Terus cewek itu ternyata juga keluar ngikutin gue."

"Mau ngapain dia? Dia macem-macem sama lo ya? Wah nggak bisa dibiarin ini." ucap Glenca yang mulai terpancing emosinya.

"Ih gue kan belum selesai ngomong, asal nyamber aja deh."
"Ya terus gimana?"

"Si cewek ini ngajak kenalan gue tiba-tiba, dan ternyata.. Lo tau dia siapa?"
"Siapa? Jangan buat gue makin penasaran deh."

"Ternyata itu adiknya Aldebaran." ucap Andin sangat antusias.
"Hah! Lo serius? Kok bisa sih dia ikut meeting? Selama gue jadi rekan kerjanya dia aja nggak pernah ketemu sama adiknya."

"Kalo masalah itu sih jujur gue nggak tau sama sekali ya G, yang gue heran kenapa dia bisa tiba-tiba ngejar gue dan ngajak kenalan."

"Mungkin dia ngefans kali sama lo ndin, makanya sampe sebegitunya."
"Kayanya enggak juga deh, karena tadi dia cerita kalo temen-temennya itu yang sering nyeritain gue."

"Tapi ini bisa jadi awal lo buat lebih deket sama Aldebaran sih ndin."
"Gue juga mikirnya gitu, tadi aja gue langsung ajak dia tukeran nomor telpon."

"Wih gila-gila, sahabat gue ternyata bisa gerak cepet juga."
"Kalo kelamaan takut keburu diambil orang G, hahaha."

"Haha bener juga. Terus lo udah chat dia? By the way namanya siapa tadi?"
"Namanya Alana, tadi gue iseng ajak dia buat manicure pedicure juga, eh ternyata dia mau."

"Wah lampu ijo ini ndin, gas terus pokoknya. Deketin adiknya, maka abangnya akan mengikuti."
"Hahaha kampret lo."

"Kampret kampret gini kan juga kalo sehari aja nggak ngobrol, pasti kangen kan lo."

"Iyain aja deh biar seneng, udah sono istirahat, besok kerja kan."
"Nggak kerja, nggak cuan bestie."

"Bener juga lo, makasih ya G udah selalu denger curhatan gue yang nggak guna ini."
"Apaan sih bilang makasih segala, justru gue malah seneng kalo lo cerita hal sekecil apapun ke gue, berarti lo masih anggep gue sahabat lo."

"Love you..."
"Love you more ndin, bye..."

Setelah Glenca menutup telponnya, Andin pun bersiap untuk tidur.

"Nggak tau kenapa setiap habis cerita sama Glenca bawaannya lebih tenang dan lega gitu, i'm very lucky to know you, G."

~~~~~

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang