Malam pun tiba, kini mereka semua sedang makan malam bersama. Sejak kepulangan Aldebaran tadi rasanya Andin sudah tidak sabar untuk memberikan kabar baik ini kepada sang suami, namun dirinya ingat jika ia dan Alana mempunyai rencana.
"Mama tadi gimana acaranya, seru?" tanya Alana memulai obrolan.
"Seru banget dek, tadi ketemu temen-temen mama. Ada yang udah punya cucu, seneng deh mama dengernya."Alana dan Andin hanya saling menatap satu sama lain, perkataan yang baru saja diucapkan oleh Mama Rossa membuat mereka tidak sabar untuk memberi tahu kabar ini.
"Wah pasti bahagia banget ya ma."
"Jelas dek, tadi aja kita semua dikasih tau video cucunya itu, gemes banget deh pokoknya."Andin yang sedari tadi hanya tersenyum dan mendengarkan itu pun mulai untuk berbicara.
"Oiya mas, aku kan masih ada utang endorse satu lagi, mau nggak kamu temenin aku?"
"Biasanya kan juga saya nemenin kamu kan.""Iya sih, tapi ini bukan cuma nemenin di belakang kamera aja.."
"Maksud kamu saya ikut ngomong?""Ya nggak usah ngomong nggak apa-apa mas, nanti bukain box nya aja. Kebetulan juga kan barangnya jam tangan yang sering kita pake."
"Nggak ah ndin, nggak mau. Malu saya kalo di depan kamera.""Ayo lah mas, kita belum pernah kan endorse bareng."
"Nggak ya Andin, saya nggak mau."Melihat anak laki-laki nya itu yang mulai keras kepala, Mama Rossa pun berpihak kepada sang menantu.
"Come on Al, sekali-sekali lah temenin istri kamu."
"Tapi ma..."
"Dia cuma pengen kamu nemenin loh, bukan yang lain."Tak bisa menolak perintah sang mama, Aldebaran hanya pasrah begitu saja.
"Ya udah deh iya."
"Nah gitu dong.""Tapi kalo saya nemenin kamu, nanti yang bantu ngatur kamera sama lighting nya siapa."
"Udah bang tenang aja, gue sama mama bakal bantuin kalian kok. Iya kan ma?" timpal Alana."Bener Al, mama mau liat anak mama kalo didepan kamera gimana gayanya."
"Mama ih aku malu, lo juga ngapain sih ikut-ikut aja."
"Biarin wle..." ledek Alana."Tuh kan mas mama sama Alana aja mau bantuin. Habis selesai makan kita langsung take ya."
"Iya."Setelah selesai makan pun mereka langsung menuju kamar Aldebaran dan Andin. Alana yang menjadi crew utama itu pun masih sibuk menyiapkan beberapa peralatan dan mencari angle yang pas.
"Pokoknya nanti kamu tinggal buka box yang aku kasih aja ya mas, sambil tunjukin barangnya ke kamera."
"Iya.""Ini rambutnya rapihin dulu dong, masa berantakan gini." ucap Andin sambil merapikan rambut suaminya.
"Udah siap dek?" tanya Mama Rossa.
"Menurut mama ini gimana?" tanya Alana sambil menunjukkan angle yang ia dapat."Bagus kok ini, kelihatan terang juga."
"Ya udah sip, berarti disini aja ya ma.""Ayok mas, itu kayaknya Alana udah dapet angle yang pas."
Aldebaran yang sudah benar-benar pasrah itu pun hanya bisa mengikuti arahan sang istri.
"Nah mba Andin yang sebelah kiri, terus abang sebelah kanan ya." pinta Alana.
"Siap ya mba. One, two, action...""Hai guys, kali ini aku dan suamiku..."
Belum selesai Andin berbicara, Alana sudah memotongnya. "Cut... cut... cut..."
"Kenapa dek?"
"Itu deh lihat suami mba Andin mukanya ditekuk gitu jelek banget di kamera."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...