Semenjak kepulangan Papa Surya dan Mama Tiara dari Jepang, Andin menjadi lebih sering bangun lebih pagi. Terlebih lagi Papa Surya sering mengajaknya berolahraga pagi meskipun hanya sekedar jogging mengelilingi komplek.
Seperti pagi ini, bapak dengan kacamata yang selalu menggantung itu akan mengajak putrinya jogging.
"Permisi tuan putri, apa sudah siap untuk menaklukan dunia?" tanya Papa Surya sambil mengetuk pintu Andin.
Tidak perlu menunggu lama, gadis cantik dengan rambut yang diikat satu itu keluar dari kamarnya.
"Tuan putri mu ini sudah siap wahai baginda raja."
"Cantik banget sih anak papa."
"Papa nya aja ganteng gini."
"Ya udah yuk nanti keburu siang, let's go.""Mama nggak ikut pa?"
"Mana mau mama mu ikut ndin, sekarang aja lagi ngurusin tanaman sama Yanti dibelakang.""Mama kalau udah ketemu Yanti emang klop banget ya pa, sama-sama tukang ngerumpi."
"Bukan lagi ndin."Dihalaman depan rumah, bapak dan anak ini melakukan beberapa pemanasan dengan tujuan menghindari cidera saat mereka jogging nanti.
"Nanti kita jogging lima belas menit aja ya nak, kamu juga ada jadwal kan pagi ini."
"Iya pa.""Let's go sayang."
'Let's go pa.."Sementara itu, situasi berbeda dirumah mereka. Mama Tiara yang sedari tadi masih asik mengobrol dengan bi Yanti perihal tanaman masih bertahan dengan posisi nya masing-masing.
"Di Jepang, monstera model kayak gini bisa sampai tiga juta loh bi." ucap Mama Tiara.
"Sekecil ini bu?"
"Iya. Orang-orang Jepang masih peduli sama tanaman bi, beda kalo di negara kita.""Nggak ada habisnya bu kalau ngomongin negara sendiri."
"Disana aja banyak anak muda yang jadi kolektor tanaman loh bi. Nggak kayak Andin yang harinya cuma dihabisin di kamar.""Ya mungkin non Andin udah kecapekan kerja bu, maklum anak muda, apalagi kan sekarang udah punya pacar, semakin betah deh."
"Pacar? Maksudnya pacar gimana bi?"Merasa telah melanggar privasi majikannya bi Yanti pun hanya bisa terdiam saat Mama Tiara bertanya lebih dalam. Beruntung saja, dari luar sudah datang Andin dan Papa Surya yang baru saja selesai jogging.
"Assalamualaikum." ucap Papa Surya.
"Waalaikumssalam. Loh papa kenapa?" tanya Mama Tiara yang melihat Papa Surya sedang dipapah Andin.""Cuma keseleo dikit ma, paling juga sebentar lagi sembuh."
"Sebentar lagi gimana sih, keseleo gini kok.""Lihat sendiri deh ndin, ngamuk kan mama kamu." bisik Papa Surya.
"Ya abisnya papa juga nggak hati-hati sih, jadi gini kan.""Ya Allah, papa kira kamu bakal berpihak ke papa, ternyata sama aja."
"Enggak gitu papa ku sayang, udah yuk aku anterin papa ke kamar.""Nggak usah sayang, biar papa sama mama aja. Kamu juga bilang ada jadwal pagi kan, buruan gih siap-siap dulu."
Selepas kepergian mama dan papanya itu, Andin langsung menuju ke meja makan. Walaupun hanya beberapa menit saja, namun tetap saja dahaga itu begitu terasa.
"Non Andin darimana non?" tanya Sri yang baru saja menyiapkan beberapa sarapan.
"Habis jogging sama papa mba." jawab Andin sambil meneguk air minumnya."Dapet berapa puteran non?"
"Cuma keliling komplek aja sih mba, tadi juga papa sempet keseleo makanya kita udahan deh.""Hah Bapak keseleo? Kok bisa non?"
"Tadi sih katanya waktu lari nggak lihat ada batu besar terus nggak sengaja keinjek deh, akhirnya keseleo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...