Keesokan harinya suasana rumah Aldebaran terlihat tidak seperti biasanya. Pagi ini ruang makan telah dihebohkan dengan Alana yang memaksa untuk ikut abangnya ke kantor. Sungguh seperti keajaiban dunia, lantaran selama ini Alana jarang sekali mau datang ke kantor itu, kecuali ya jika ada maunya.
"Bangggggg.." teriak Alana sambil mengekor di belakang abangnya yang sedang menuruni anak tangga.
"Apa sih, lama-lama gue geprek juga lo!"
"Aduh apa sih ini anak dua, masih pagi udah ribut aja." tegur Mama Rossa yang sedang menyiapkan sarapan dibantu bi Wati.
"Ini loh ma, daritadi dia maksa minta ikut ke kantor, ngapain coba, ganggu orang kerja aja!" ucapnya sambil melirik tajam ke adiknya.
"Wait wait.. Adik kamu mau ikut ke kantor? Ini mama nggak salah denger Al?"
"Ya makanya mah, aku juga heran. Udah dibilang kalau mau minta duit bilang aja, aku transfer sekarang, nggak usah ikut ke kantor, ganggu tau nggak lo."
"Ih kenapa sih bang, kan gue juga pengen sekali-kali nemenin abang gue kerja."
"Lo tuh dari kemarin kesambet apa sih? Aneh banget."
"Dih lo kali bang, pake ngatain gue..""Gue mau ikut pokoknya, nggak mau tau titik."
"Emang kamu nggak ngampus?" tanya Mama Rossa.
"Enggak ma, hari ini aku nggak ada kelas, makanya daripada gabut di rumah mending ikut bang Al kerja, iya nggak bang."
"NGGAK!"
"Ih liat tuh ma, masa abang gitu."
"Haduh kalian tuh ya udah besar masih aja ribut hal-hal begini.. Udah lah Al nggak apa-apa adik kamu ikut, biar dia juga mengenal dunia kerja, nggak di rumah terus."
Mendengar itu, Aldebaran tidak bisa menolak lagi sebab mamanya sendiri yang sudah memintanya.
"Tapi hari ini aja ya, besok-besok nggak lagi. Awas lo ngerepotin gue."
"Nah gitu dong, makin ganteng deh abang gue ini. Tenang aja gue nggak akan ngerepotin lo.""Kalau ada maunya aja manis banget."
"Udah udah sekarang sarapan dulu, mama udah buatin sandwich kesukaan kalian."
"Wih enak nih." ujar Alana.Selesai sarapan, Aldebaran pun berangkat ke kantornya, tentu saja bersama sang adik yang selalu mengekor di belakangnya. Ia takut jika abangnya itu meninggalkan dirinya.
Di mobil, Aldebaran seperti memperingati Alana banyak hal. Tentang adiknya yang tidak boleh merepotkan dirinya, hingga Alana yang tidak boleh ikut meeting.
"Gue hari ini mau ada meeting ya, lo nggak usah ikut, tunggu aja di ruangan gue."
"Ih masa gitu sih, gue ikut lah, biar gue juga tau kalau abang gue lagi mimpin meeting itu gimana."
"Apaan sih lo, udah dibolehin ikut ke kantor malah ngelunjak."
"Ya bukan gitu bang, tapi gue kan juga pengen tau suasana meeting itu gimana. Nanti kalau gue udah lulus juga gue bakal kerja kan di kantor, makanya biar gue nggak kaget banget nanti."
"Ada aja ya alesan lo, au deh suka-suka lo."
"Hehe, makasih abangku yang ganteng banget."~~~~~
Kini mereka telah berada dalam ruangan meeting. Terlihat sudah ada banyak orang disana seperti Rendy, Felice, dan beberapa karyawan lainnya.
"Andin belum dateng?" ucap Al sambil duduk di kursinya.
"Belum pak, tadi saya sudah coba hubungi manager beliau dan katanya mba Andin kejebak macet, tapi sudah dalam perjalanan menuju kesini kok pak." jawab Felice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...