Part 34 - Lambe Julid

2.5K 440 26
                                    

Saat ini Andin baru saja sampai di rumah. Dirinya disambut oleh Papa Surya dan Mama Tiara yang ternyata sudah menunggunya sejak tadi. Ekspresi bahagia tidak bisa dibohongi dari wajah mereka.

"Assalamualaikum." sapa Andin sambil membuka pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam."

"Eh anak mama udah pulang, gimana tadi?" ucapnya sambil langsung memeluk putrinya.

Andin melihat kedua orang tuanya saling memandang, terlihat keduanya juga sangat bahagia.

"Mama sama Papa udah tau?"
"Udah sayang, kemarin Aldebaran ajak papa sama mama ketemu, ternyata dia mau minta izin untuk melamar kamu."

"Jadi mas Al udah ketemu sama papa mama?"
"Iya nak, ada mamanya juga kemarin."

Andin tidak menyangka, bahwa ternyata Aldebaran telah mempersiapkan semuanya tanpa ia ketahui. Bahkan, tidak lupa ia juga meminta izin dan restu terlebih dahulu pada orang tuanya.

"Gimana acaranya tadi? Lancar kan? Eh sambil duduk yuk, nggak enak ngobrol sambil berdiri." ucap Mama Tiara.

"Alhamdulilah lancar ma, nggak terlalu banyak orang juga jadi berasa lebih intimate."

"Terus terus, waktu Al lamar kamu, dia bilang apa? Mama jadi penasaran deh."

"Pengen dilamar papa lagi ya ma?" celetuk Papa Surya.
"Udah tua pa, hahaha."

"Tadinya aku lagi ngobrol santai aja sama Nathan, terus tiba-tiba mata aku ditutup Glenca dari belakang. Terus ternyata aku dituntun ke ujung kapal, dan pas aku buka mata di depan aku udah ada bunga besar banget sama mas Al."

"Setelah dia ungkapin semua perasaannya selama ini, dia langsung bersimpuh sambil ngeluarin cincin dari sakunya. Terus dia bilang 'Andini Gabriella Widjaja, will you marry me?' gitu ma."

"Ah ya ampun mama yang cuma denger jadi ikut baper, selamat ya kalian anak-anak mama."
"Iya nih papa jadi terharu."
"Makasih ya ma, pa."

"Ya aku juga nggak nyangka sama sekali sih kalau ternyata mas Al bakal lamar aku, karena kemarin dia cuma kasih tau kalau ada acara kantor."
"Aku sempet bingung sih, kok acara kantor di kapal, tapi ya aku nggak mau pikir panjang juga, aku percaya sama mas Al." lanjutnya.

"Berarti berhasil kan surprise nya? ujar Papa Surya.

Andin mengangguk.

Mereka bertiga pun saling memeluk. Ruang tengah itu telah menjadi saksi betapa bahagianya mereka malam itu.

"Bahagia selalu ya nak, semoga ini memang jodoh yang terbaik dari Allah untuk kamu."
"Amin, makasih ya pa udah selalu ada buat aku."
"My pleasure, sayang."

Kini waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, namun Andin nampak belum bisa tertidur, ia masih saja memandangi cincin pemberian Aldebaran itu sambil tersenyum.

Beberapa kali ia memainkan handphone nya sambil membuka media sosialnya, tapi tetap saja ia belum merasa mengantuk.

Tak lama setelah itu, Andin pun berinisiatif untuk memposting satu foto di instagram story nya. Ia memposting foto itu tepat pukul 23.25 WIB dengan emoji hati putih kecil diujung kanan bawah, tanpa menandai akun siapapun.

25 WIB dengan emoji hati putih kecil diujung kanan bawah, tanpa menandai akun siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang