Part 73 - Berjemur

2.2K 412 20
                                    

Pagi ini sekitar pukul delapan, Aldebaran terlihat sudah bersiap untuk pergi ke apartemen Andin. Bukan tanpa sebab, melainkan dirinya sengaja datang lebih pagi dari biasanya agar bisa segera bertemu dengan sang anak.

Sesampainya di depan unit milik Andin, Aldebaran pun mengetuk pintu dan dibukakan oleh bi Sari yang tampak sedang cukup sibuk pagi itu.

"Assalamualaikum." sapa Aldebaran.
"Waalaikumsalam, eh pak Al, silahkan masuk pak."

"Makasih bi.. Andin sama Shaka mana?"
"Oh non Andin ada di kamar Shaka pak, mari saya antar."
Aldebaran mengangguk.

Di kamar itu, terlihat Andin sedang sibuk mempersiapkan segala keperluan Arshaka untuk berjemur. Bayi itu terlihat sangat tenang dan jarang sekali merengek. Bahkan sesekali, ia hanya memandangi sang mama yang sedang sibuk mempersiapkan segala keperluannya.

"Assalamualaikum anak papa." sapa Aldebaran yang disambut senyuman tipis dari bayi mungil itu.
"Eh waalaikumsalam papa.." jawab Andin mewakili anaknya.

"Kok kamu disini mas? Tumben pagi banget."
"Iya maaf tadi saya gak kabarin kamu dulu. Saya kangen banget sama Shaka ndin, padahal baru sebentar gak ketemu."
"Iya nggak apa-apa, aku tau kok mas."

"Boleh saya gendong Shaka?"
"Boleh lah mas, gendong aja."

Perlahan Aldebaran pun mengambil Arshaka dari dalam box bayi nya. Lagi-lagi bayi mungil itu sama sekali tidak menangis. Entahlah, mungkin sifat 'tenang' nya itu menurun dari Aldebaran.

"Kamu mau kemana ndin? Kok beres-beres barang Shaka?" tanya Aldebaran.
"Aku gak kemana-kemana kok mas, ini Shaka kan mau jemur. Jadi biar nanti nggak ribet, aku siapin dulu sekarang."

"Jemur?"
"Iya jemur mas, anak bayi itu harus sering-sering berjemur karena banyak manfaatnya."

"Nggak ah ndin, saya nggak setuju. Nanti gosong dong kulit anak saya, biar saya aja yang item, Shaka jangan."
"Ya Allah mas, jemurnya juga nggak satu jam juga lah, paling cuma 10 menit aja. Jemurnya pagi pula, pas matahari lagi bagus-bagusnya untuk kesehatan."

Selain memang anjuran dari dokter, tentu Andin juga sudah mencari informasi tentang hal ini bahkan dari jauh-jauh hari. Dari berapa lama waktu yang baik untuk bayi berjemur, pukul berapa, apa saja yang harus dilakukan setelahnya, dan lain sebagainya.

"Tapi ndin.." ucapan Aldebaran terpotong.
"Kamu percaya kan sama aku mas, lagian aku nggak mungkin ngelakuin sesuatu yang buruk ke anak aku sendiri. Nih kalau kamu gak percaya aku bacain artikelnya" ucapnya kemudian mengambil handphonenya.

"Waktu terbaik untuk menjemur bayi adalah dari jam 7 hingga 9 pagi. Karena pada waktu tersebut, paparan sinar matahari tidak terlalu kuat, sehingga aman untuk kulit bayi. Durasi menjemur bayi juga tidak terlalu lama, yaitu sekitar 10-15 menit saja, agar bayi tidak kepanasan dan kulitnya tidak terbakar."

Ucapan Andin itu seketika membuat Aldebaran terdiam dan tidak bisa berkutik lagi.

"Ayok mas."
"Kemana?"
"Kita ke balkon lah, jemurnya disana biar kena matahari langsung."

"Kamu serius?"
"Iya serius mas, udah ayok."

Andin pun menarik lengan Aldebaran dengan lembut dan membawanya ke balkon apartemen itu. Disana, sudah terdapat satu bouncer berwarna hitam yang Andin beli dan rakit sendiri ketika masih hamil.

Hanya menggunakan kacamata hitam serta popok, bayi itu tampak begitu menggemaskan.

Berbeda dengan Aldebaran yang terlihat begitu fokus memperhatikan pergerakan Shaka. Andin justru sibuk dengan handphonenya untuk mengambil beberapa momen berharga itu. Sesekali ia memfoto Shaka, kemudian menguploadnya di sosial media miliknya.

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang