Part 48 - Jakarta

2.1K 379 22
                                    

Setelah menghabiskan waktu beberapa hari disana, tiba juga hari dimana Aldebaran dan Andin harus kembali ke Indonesia. Perjalanan kali ini memang terasa cukup melelahkan bagi keduanya, namun itu tidak sebanding dengan kebahagiaan yang mereka dapat.

Pagi ini, Andin terlihat sedang sangat sibuk dengan kopernya. Ia merapikan semua isi kopernya, sebab sebentar lagi mereka harus segera pergi ke bandara. Aldebaran yang melihat itu pun berinisiatif untuk membantu sang istri dengan membereskan semua barangnya.

Alih-alih membantu, Aldebaran malah membuat pekerjaan Andin semakin lama. Karena tanpa disadari, ia justru memberantakan semua baju yang sudah ditata Andin sebelumnya.

"Ih mas, kamu ngapain sih? Kok diberantakin lagi, itu kan udah aku rapihin?!" gerutu Andin, persis seperti emak-emak yang kehilangan tupperware nya.

"Saya cuma mau bantuin kamu, kok jadi berantakin?" kata Aldebaran sambil mengernyitkan alisnya.
"Lagian itu udah aku susun rapi kenapa kamu keluarin lagi mas, astagfirullah."

"Terus saya bantu apa?"
"Udah mas kamu sarapan aja gih, nanti telat loh kalo nungguin kamu sarapan dulu."

"Emang kamu udah sarapan?"
"Ya belum sih, tapi aku gampang nanti mas, yang penting kamu dulu."

"Ck, gampang-gampang nanti kalo kamu sakit gimana?" ucapnya kemudian berlalu mengambil dua buah donat cokelat yang memang sengaja dibelinya semalam untuk sarapan.

Aldebaran pun kembali duduk di samping Andin yang masih belum selesai dengan urusan kopernya itu.

"Nih sarapan dulu, saya suapin ya biar kamu bisa sambil beresin koper."

Mendengar itu, Andin seketika menoleh ke arah suaminya lalu tersenyum. Aldebaran pun perlahan menyuapi sang istri sambil sesekali membersihkan ujung bibirnya jika ada cokelat yang menempel.

Sederhana tapi manis, begitulah Aldebaran. Dirinya selalu bisa membuat pasangannya bahagia dengan caranya sendiri. Mungkin ia bukan sosok pria romantis yang selalu memberi pasangannya bunga atau cokelat. Namun, banyak hal lain yang dilakukan Aldebaran, yang membuat Andin merasa sangat dihargai sebagai seorang wanita.

"Sambil diberesin itu kopernya, jangan liatin saya terus." ucap Aldebaran sambil menahan senyumnya.

Bukannya menuruti perkataan suaminya, Andin justru langsung memeluk Aldebaran dengan gemasnya.

"I love you mas."
"I love you too, Andini Gabriella."

Selesai dengan semua urusan kopernya, mereka pun bersiap untuk pergi ke bandara. Dengan mengenakan pakaian berwarna senada, keduanya tampak sangat elegan dengan gayanya masing-masing.

"Udah nggak ada yang ketinggalan kan ndin?"
"Kayaknya kamu udah nanya gitu lebih dari 5 kali deh mas. Nggak percaya sama istrinya?" tatap Andin sinis.

"Bukan gitu maksud saya, ya amit-amit kalo ada yang ketinggalan kan repot nanti."

"Nggak ada sayang, semuanya udah aku cek kok, insyaallah nggak ada yang ketinggalan."
"Ya udah kalo gitu."

Kini, keduanya sudah sampai di Dubai International Airport. Karena masih ada waktu sekitar satu jam sebelum take off, mereka pun memutuskan untuk menunggu di sebuah lounge.

"Mas kamu duduk aja, biar aku yang pesenin. Kamu mau apa?"
"Saya americano aja kayak biasa ndin."
"Oke mas."

Aldebaran meninggalkan Andin, kemudian duduk di sebuah sofa berwarna merah.

Setelah memesan dua minuman untuk dirinya dan suaminya, Andin pun kembali menghampiri Aldebaran yang nampak tengah asik bermain handphone.

"Udah?"
"Udah mas, nanti dianterin katanya."

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang