Weekend ini Andin sudah berjanji dengan Alana untuk manicure dan pedicure bersama. Mereka bertemu langsung di salon yang cukup terkenal itu.
"Hey mba, maaf udah nunggu lama ya?" sapa Alana yang baru sampai.
"Eh hai, engga kok, aku juga belum lama sampai disini."
Alana tersenyum.
"Kamu diantar siapa?"
"Tadi diantar supir mba, tapi cuma di drop aja, nanti kalau udah selesai minta jemput lagi, soalnya pasti lama kan ini, kasian dia nunggu kelamaan..""Oh gitu, ya udah nanti pulangnya sama aku aja, kasian kan kalau bolak-balik."
"Eh nggak apa-apa mba, gue pulang sendiri aja, nanti ngerepotin."
"Santai aja, kayak sama siapa aja."
"Ya udah, ngikut aja mba hehe."Setelah memilih beberapa treatment untuk kukunya, mereka pun masuk ke dalam satu ruangan yang sama. Ruangan private yang sengaja diminta Andin demi kenyamanan mereka berdua.
Selama menjalani treatment itu, mereka membahas akan banyak hal. Dari mulai karya-karya Andin, kegiatan Alana sehari-hari, membicarakan tentang papa Andin, dan masih banyak lagi.
"Oiya mba, kemarin waktu bang Al lagi bahas-bahas tentang brand ambassador yang baru, ternyata mama itu kenal loh sama papanya mba Andin. Dokter Surya kan?"
"Iya..""Mba Andin udah tau?"
"Iya kemarin papa sempet cerita sama aku, tapi aku lupa mau bilang ke kamu.""Ya ampun ternyata sebelum kita ketemu, papanya mba Andin udah kenal duluan ya sama mama."
"Haha iya ya.. Tapi kamu udah pernah ketemu papa?"
"Emm, beberapa kali ketemu dan beliau emang sebaik itu mba. Nggak heran kalau anaknya juga seramah dan sebaik ini."
"Ah kamu bisa aja deh, aku jadi malu, haha..""Ih tapi beneran deh mba, gue juga kaget waktu mama bilang mba Andin itu anaknya dokter Surya."
"Iya waktu denger papa cerita juga aku baru tau."Setelah puas membicarakan tentang sosok dokter yang mana adalah papa dari Andin sendiri, mereka pun membicarakan tentang Aldebaran.
"Tapi bang Al tuh sebenernya baik, perhatian, dan tanggung jawab mba. Cuma ya emang tampangnya aja kayak bata ringan gitu."
"Hahaha sembarangan kamu.""Iya beneran mba, dia tuh kalau dirumah ampun deh, kerjaannya bikin gue naik darah terus."
"Haha, masa sih?""Iya mba, makanya gue bilang dia tuh berkepribadian ganda. Kalau diluar rumah sok galak, kaku banget kayak kayu jati. Tapi kalau dirumah ya gitu deh kayak iklan youtube, bikin kesel."
"Hahaha.."Alana bercerita banyak tentang kakak kakunya itu. Sementara Andin lebih banyak diam dan hanya sesekali menanggapi ucapan Alana itu.
"Eh tapi ngomong-ngomong soal makanan, makanan favorit kamu tuh apa sih?" tanya Andin.
"Gue sih sebenernya suka apa aja ya mba, cuma kalau ditanya favorit ya gue suka banget segala jenis mie-miean. Mau mie goreng, mie kuah, bihun, kwetiaw, spaghetti, semuanya gue suka."
"Emm, kalau bang Al?"
"Wah kalau dia sih omnivora mba, segala jenis dimakan. Mungkin kalau orang juga bisa dimakan, dimakan juga deh sama dia."
"Aduh kok takut, haha."Mendengar Alana bercerita, Andin jadi lebih banyak tahu tentang sosok Aldebaran. Selama ini mungkin dia hanya dengar sedikit-sedikit dari Nathan atau Glenca, tapi hari ini dia merasa jadi lebih mengenal sisi lain dari Aldebaran.
Hampir dua jam mereka menghabiskan waktu di salon khusus kuku itu. Selesai Andin membayar, mereka pun menuju parkiran mobil.
"Mba ini gue beneran nggak apa-apa dianter sama lo?"
"Iya nggak apa-apa, udah santai aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...