Oikawa berjalan santai kearah kantin, meskipun hatinya sedikit gelisah karena dua teman seperbodohannya itu bertengkar dan mengatakan akan unpren semalem digrup.
"Haduh kalo beneran unpren gimana nasib gua? Gua mesti ikut siapa?" Tanya Oikawa sendiri.
Oikawa berdecak sebal, "Ck gua kan gak bisa milih diantara mereka, mereka sama-sama gak bener."
Sesampainya di kantin mata Oikawa jelalatan mencari sosok ayangnya itu, padahal ini masih pagi. Dan tentunya Iwaizumi tidak ada di kantin.
Karena tidak menemukan sosok ayang, Oikawa kembali memperhatikan sekeliling untuk cuci mata siapa tau ada yang lebih ganteng dan kaya dari Iwaizumi kan boleh.
Dan pada saat ia lagi jelalatan tiba-tiba saja ia melihat dua siluet yang sangat ia kenali sedang tertawa terbahak-bahak.
Oikawa mengucek matanya, "Lah lah?"
"Itu si Kuroo ma Bokuto kan?" Tanyanya lagi.
Oikawa menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya, "Bener anjir itu mereka!"
Oikawa segera melangkahkan kakinya menuju ke meja dua temannya itu.
"IYA ANJIR BOK TERUS KATANYA JUGA TERNYATA EMAKNYA SAMA AJA KEK ANAKNYA HAHAHAHA." Ucap Kuroo sambil tertawa terbahak-bahak.
Bokuto juga tertawa, "IYA ANJIR! GUA KAGET SUMPAH DENGERNYA PAS ITU!"
Oikawa menyerngit heran karena tidak faham apa yang sedang dua manusia ini bicarakan, Oikawa segera duduk disebelah Bokuto kemudian berbicara.
"Uy! Lagi ngapain lu bedua?" Tanya Oikawa.
Kuroo dan Bokuto berhenti tertawa kemudian menatap Oikawa, "Gibah."
Oikawa menatap kedua temannya tidak percaya, bisa-bisanya mereka ngegibah pagi-pagi buta kayak gini. "Tolol, ajak gua kek kalo mau gibah."
"Lu lama anjer datengnya yodah kita mulai duluan, ya gak?" Tanya Bokuto.
Kuroo mengangguk, "Yoi! Terus ya anjir lu tau gak ternyata kang ubi perum depan itu dulunya cewek anjer."
Bokuto menatap Kuroo tidak percaya, "Lu tau dari mana anjir?"
"Dia ngomong sendiri cok pas gua sama Kuroo beli ubinya dia." Jawab Oikawa.
"Tapi masa rata datar gitu anjir." Ucap Bokuto.
Kuroo menjentikkan jari telunjuk dan jari jempolnya, "Nah gegara rata itu dia ganti jadi cowok anjir hahaha."
"Bener juga sih, eh tapi bisa jadi dia ganti gegara gak laku."
Oikawa mengangguk setuju, "Bener sih, pas jadi cowok aja tampangnya kek gitu apa lagi pas jadi cewek."
Kuroo tertawa, "Hahaha anjing hahaha."
"Bener sih, faktor itu juga keknya dia ganti hahaha." Timpal Bokuto.
"Btw cok gua pernah denger katanya kalo begadang bisa bikin mati." Ucap Oikawa.
Kuroo menatap Oikawa datar, "Wa, mati hidup itu ditangan tuhan. Bukan di tangan begadang!"
Oikawa tersenyum kesal, "Tau asu maks-"
"Weh emang begadang punya tangan?" Tanya Bokuto.
"Eh tapi setelah dipikir-pikir begadang itu apa ya?" Tanya Bokuto lagi.
"Begadang itu tidurnya pas hampir mau pagi bego!" Jawab Oikawa.
"YANG NGASIH NAMA BEGADANG ITU BEGADANG SIAPA?!" Tanya Bokuto.
"Roma irama." Jawab Kuroo.
Oikawa dan Bokuto mengangkat satu alisnya heran, "Sok tau."
"Lah emang tau anjir, lu denger aja lagunya begadang jangan begadang hahahaha."
Mendengar perkataan Kuroo ketiganya langsung tertawa bersama cukup lama sampai suara tawa mereka tidak terdengar.
Oikawa berusaha memberhentikan tawanya, "Haha udah anjeng cape gua ketawa."
Bokuto dan Kuroo ikut memberhentikan tawanya.
"Sapa suruh ketawa." Ucap Kuroo.
Oikawa hanya memutar bola matanya malas, "Btw lu berdua udah gak berantem?"
Bokuto dan Kuroo bertos ria mendengar pertanyaan Oikawa.
"Kita mah gak berantem, ye gak Bok?" Tanya Kuroo.
Bokuto mengangguk, "Yoi!"
Oikawa terheran, kenapa dua manusia ini sudah tidak berantem padahal semalem ribut setengah ampun di grup.
"LAH? SEMALEM KAN LU BERANTEM!"
Bokuto menggeleng, "Caelah Wa itu mah gua lagi cari sensasi aja, kaga beneran berantem."
Kuroo mengangguk, "Bener."
Perempatan siku muncul di dahi Oikawa, entah kenapa ia merasa tertipu mendengar penuturan Bokuto dan Kuroo.
"Berantem lagi sono lu su!"
"Males, cape." Ucap Bokuto.
Oikawa memutar bola matanya malas, "Berarti yang lu suka ama Elsa itu cuman bercanda?"
Sebelum menjawab Bokuto melirik Kuroo sejenak, "Kaga, beneran itu mah."
Kuroo tersenyum setan mendengar jawaban Bokuto, "Ambil Bok, kalo bisa bikin gua ama dia pegat biar gua jadian ama Kenma avv."
Bokuto berfikir keras, ia sebenarnya mau mau saja menembak Elsa pada saat Elsa masih pacaran dengan Kuroo. Toh Kuroonya juga ngebolehin. Tetapi, ada satu yang ngeganjel dihatinya. Dia gak mau di cap perebut pacar temen sendiri.
"Lu putusin lah Kur, baru gua nembak." Ucap Bokuto.
Kuroo mengangguk kemudian mengacungkan jempolnya, "Sip, santai aja bentar lagi juga putus."
"Lu mau mutusin dia gegara apa njir? Elsa mana terima diputusin pake alasan yang gak jelas." Ucap Oikawa.
Kuroo seketika langsung lesu, "BENER JUGA ANJIR! TERUS GIMANA DONG?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PT. Mencari cinta sejati [✓]
RandomOrang kalo udah jatuh cinta itu kalo gak bucin ya bulol.