23. Rapat

539 74 1
                                    

Tak

Tak

Tak

Suara kuku yang beradu dengan meja bundar bewarna hitam menyelimuti ruangan yang sangat sepi itu. Ketiga manusia itu memasang tampang tegang-larat lebih tepatnya sok tegang.

Oikawa berhenti mengetuk kukunya keatas meja, "Udah lah anjir cape gua ngetok-ngetok kuku."

Kuroo menatapnya malas, "Bacot! Gua yang lu berdua tinggal semalem aja gak cape!"

Bokuto menutup mulutnya yang menguap, "Yaelah Kur udah lewat ini. Baperan amat lu."

Oikawa mengangguk, "Tau nih, harusnya mah bilang makasih berkat gua dan Bokuto yang ninggalin lu, lu jadi bisa berduaan lebih lama ama gebetan lu."

"Iya sih anjir, YA TAPI GUA BALIKNYA SENDIRIAN SU GELAP-GELAPAN!!"

Oikawa memutar bola matanya, "Masih untung lu dipenjemin motor ama ayang gua."

"Gegara ayang lu minjemin gua motor, Kenma gak jadi nganterin gua balik asu!"

Bokuto menatap Kuroo, "Gua gak yakin Kur Kenma mau nganterin lu balik. Secara dia anaknya mager abizz,"

Kuroo memincingkan matanya, "Sok tau ih."

"Ngarang lebih tepatnya bukan sok tau."

Oikawa mengendus kesal melihat kedua temannya yang malah beradu bacot, "Udah asu udah gosah ngebacot. Mending langsung mulai habis itu turu!"

Bokuto dan Kuroo berhenti beradu bacot kemudian mengangguk setuju.

"Ya udah dimulai dari siapa dulu?" Tanya Oikawa.

Bokuto mengangkat tangannya tinggi-tinggi, "Kuroo dulu!!"

"YA TERUS LU KENAPA MALAH NGANGKAT TANGAN AJING KALO MALAH NYURUH GUA YANG DULUAN?!" Pekik Kuroo kesal.

Bokuto menurunkan tangannya, "Ya kan mau ngusul."

Kuroo berdecih kemudian menekuk kedua tangannya diatas meja hitam itu. "Gebetan gua Kenma, status gua masih pacaran ama Elsa tapi gua udah gak kuat ama dia dan pengen putus ama dia. Dan GUA BELOM NEMUIN CINTA SEJATI SEHATI GUA ANJROT!"

Oikawa dan Bokuto mengangguk-anggukan kepalanya mendengar perkataan Kuroo.

"Kur, lu tau kan kalo muka berpengaruh dalam mencari cinta sejati dan sehati?" Tanya Oikawa.

Kuroo tersenyum kesal mendengarnya, "Maksud lu gua jelek gitu su?!"

Bokuto bertepuk tangan mendengar perkataan Kuroo, "Bener Kur bener! Tepat sasaran!"

"Ajing gak sopan."

"Kurang n." Ujar Bokuto.

"Bacot pake d! Sekarang lu coba Bok." Ucap Kuroo.

Bokuto langsung memasang wajah songongnya, "Gebetan gak ada, pacar gak ada cinta sejati gak ada."

Oikawa dan Kuroo menyipitkan mata mereka karena tidak percaya dengan perkataan Bokuto. Sejak beberapa bulan yang lalu Bokuto selalu berkata bahwa ia tidak mempunyai gebetan. Bagaimana bisa seorang Bokuto yang matanya jelalatan ketika melihat cewek apa lagi yang bodynya asoy kayak Mba Rias gak punya gebetan.

Brak

Oikawa menggerbang mejanya, "Boong kan lu?"

Bokuto menggeleng, "Gak su."

Kuroo memincingkan matanya, "Gak percaya, masa iya lu dari kemaren setiap ngelapor gak punya gebetan. Pasti adalah su satu atau dua."

Bokuto menatap malas kedua temannya, "Gak ada anjir gak percaya amat."

Kuroo mengangguk, "Iya gak percaya, masa iya seorang Bokuto kaga punya gebetan."

Oikawa mengangguk setuju, "Betul! Kalo seminggu dua minggu mah wajar lah ini ampe berbulan-bulan,"

"Sangat amat tidak wajar! Harusnya lu masuk ke on the spot!"

Bokuto menatap kedua temannya kesal, kesannya kedua manusia itu malah seperti sedang meledeknya. "Gua bukan keajaiban dunia ya anjir jangan di masukin on the spot!"

"Ya tapi ini kejadian langka anjir!" Ucap Oikawa.

Kuroo mengangguk-anggukan kepalanya, kemudian ia berhenti dan menatap Bokuto. "Apa jangan-jangan...." Kuroo menjeda kalimatnya.

Bokuto menyerngit heran, "Jangan-jangan apa?"

"Jangan jangan lu mau berhenti dari Pt. Mencari cinta sejati ya?!" Lanjut Kuroo.

Oikawa yang mendengar itu langsung melotot, "Nah bener nih! Jangan-jangan lu mau keluar ya jing?!"

Bokuto menggeleng cepat, "Kaga lah anjir gila aja kali gua keluar."

"Terus kenapa gak punya gebetan?!" Tanya Oikawa.

Bokuto menautkan dua jari telunjuknya berharap mendapat belas kasihan dari kedua temannya itu.

Ctak

Bukannya mendapat belas kasih, malah mendapat jitakan dari Oikawa yang jijik melihat tingkah Bokuto.

"Jijik jing!" Kesal Oikawa.

Kuroo bernafas lega, "Bagus Wa, lu ngewakilin kekesalan gua."

Bokuto mengusap kepalanya yang dijitak kemudian menatap Oikawa kesal, "Mentang-mentang Iwa sering jitak lu lu malah nerapin ajaran Iwa ke gua ya jing!"

Oikawa mengangguk, "Iya, apa gak seneng?!"

"Bu-"

"Udah udah gini aja." Relai Kuroo.

Oikawa dan Bokuto langsung menoleh padanya dengan pandangan yang seperti mengatakan apa?

"Kita kasih Bokuto waktu 1 bulan, dan kalo dia masih belum ngegebet orang Bokuto kita musuhin!" Ucap Kuroo.

Bokuto yang mendengar itu langsung menganga, "Bro bro kaga ada gitu ye anjir! Masa iya lu mau musuh-"

"SETUJU!!!" Jawab Oikawa cepat.

Kuroo mengangguk-anggukan kepalanya mendengar itu kemudian ia berkata, "Nah deal ya. Inget Bok, jangka waktu lu satu bulan!"

Bokuto hanya menatapnya kesal, "Iya asu iya."

Kuroo mengangguk kemudian ia bangkir dari meja itu dan berjalan kearah kasur Oikawa, "Nah kalo gitu met tid-"

"GUA BELOM DITANYA ANYING!" Geram Oikawa.

Bokuto juga bangkit kemudian berjalan menuju ke kasur Oikawa, "Alah lu mah bakalan jawab Iwaizumi semua kan?"

Oikawa mengangguk, "Iya!"

"Yodah gosah ditanya jing kalo gitu." Ucap Bokuto kemudian membanting tubuhnya dikasur Oikawa.

Oikawa juga bangun dan ikut membanting tubuhnya dikasur, "Met malem ayang Iwa."

"Najis, orang Iwa aja gak ada disini." Cibir Kuroo.

"Iri aja nich yang lagi berantem." Ucap Oikawa.

"Dah baikan ya asu!" Ucap Kuroo.

"Ya udah berantem lagi aja Kur." Usul Bokuto sambil memejamkan matanya.

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang