75. Istana Pasir

384 60 1
                                    

"Yang, pernah mikir gak kalo sebenernya di dunia ini tuh ada mermet?" Tanya Oikawa dengan serius.

Sedangkan Iwaizumi hanya menatapnya datar, "Gak."

"Kok enggak?" Oikawa menoleh kepada Iwaizumi, "Padahal aku sebenernya mermet." Sambung Oikawa sambil menggoyangkan kakinya yang terkena air pantai.

Perempatan siku muncul di dahi Iwaizumi, "Jangan mentang-mentang disini pantai lu minta gua lelepin ya jingan!"

Oikawa segera bangkit dari duduknya kemudian cengengesan, "Hehe canda ganteng canda."

"Panas..." Ucap Kenma yang baru saja keluar dari villa.

"Buka aja bajunya Ken," Saut Bokuto yang sudah membawa ban yang entah dari mana didapatinya.

Kenma menoleh kearah Kuroo dan matanya memancarkan tatapan tak suka pada saat melihat Kuroo yang bertelanjang dada seolah memamerkan tubuhnya yang berbentuk.

"Najis, pamer lu?" Cibir Kenma.

Kuroo mengangguk semangat, "Alhamdulillah ke notice!! Aku padamu Ken!!" Kuroo segera membentangkan tangannya kemudian bergerak seolah ingin memeluk Kenma.

Kenma menghindar agar Kuroo tak memeluknya, "Bang, liat noh temen lu!" Adu Kenma kepada Iwaizumi.

Iwaizumi tak menggubrisnya dan malah asik merangkul Oikawa seolah mengejek Kenma. Dan itu berhasil membuat Kenma kesal.

"Jing, liat aja lu. Gua aduin Kakek sumpah!" Geramnya.

Kuroo mendekat kearah Kenma yang menjaga jaraknya kemudian menepuk kepala pacarnya yang lebih pendek darinya itu. "Cup cup cup, jangan kesel Deck, mending naik ban aja sama Kakak."

Kenma menyipitkan matanya tak suka karena Kuroo memperlakukannya seperti bocil, "Gua bukan bocil!"

"Pencitraan, lu kan bocil emel." Bantah Akaashi yang baru saja keluar bersama Bokuto.

"Gak ya! Gua gak pernah minta gift ke orang berarti gua bukan bocil emel!"

"Bang dm gua." Iwaizumi berkata dengan nada mengejeknya sembari melirik kearah Kenma.

"Itu gua nagih janji lu pada!"

"Gak gua restuin sama Bang Iwa." Timpal Oikawa.

Kenma menatapnya datar, "Mau gak di restuin beneran?"

Oikawa melotot mendengar itu, "Canda heh canda!"

Kenma memutar bola matanya malas kemudian mengambil ban yang Kuroo pegang dan menjauh dari manusia manusia itu. Dan tentunya pacar jametnya ini mengintilinya.

Kenma melempar ban itu ke tengah pantai kemudian menaikinya dan menikmati perpaduan panas dari sinar matahari serta dingin dari air laut. Dan tentunya dengan Kuroo yang ikut bergelayutan di bannya.

Perempatan siku muncul di dahi Kenma karena Kuroo mengganggunya, "Kuroo pergi!"

Kuroo cemberut mendengar itu, "Gak mau,"

"Nanti lu kelelep aja."

"Gak bakal, lagian ini pantai cetek."

"Cetek ndasmu! Dalem ini! Apa lagi lu makin ke tengah-tengah." Ujar Kuroo sambil menunjuk kearah daratan.

"Oh iya..."

"Dashar." Kuroo mencelupkan kepalanya kedalam air kemudian mengeluarkannya lagi.

"Kenapa air laut asin?" Tanya Kuroo sambil menyibak rambutnya.

"Karena kadar garemnya tinggi,"

"Salah, karena cintaku padamu begitu dalam."

Kenma hanya menganggukan kepalanya.

"Eiya, lu semalem gak papa kan dikamar?" Tanya Kuroo.

Kenma mengangkat satu alisnya heran, "Gak papa gimana?"

"Gua denger kayak suara mukul mukul gitu dari kamar lu."

"Kedengeran sampe teras?"

Kuroo menggeleng, "Gak, gua ngintilin lu."

"Tolol."

"Jadi, lu ngapain sampe aga suara kek mukul gitu?"

Kenma memejamkan matanya, "Adu mekanik sama kecoa."

Kuroo mengeluarkan senyum jametnya, "Counternya apa cil?"

"Sapu lidi sama semprotan nyamuk, auto win."

•••••

"Gabut..." Keluh Oikawa sambil memainkan pasir.

Iwaizumi yang sedang fokus membuat istana pasir hanya menjawab, "Renang sono, itu ada Kuroo ama Kenma."

Oikawa melirik Iwaizumi lewat ekor matanya, "INI IWA CERITANYA NGUSIR?!"

Iwaizumi mengangguk, "Iya, lu berisik."

"Jahat, hati kecil mungiel ku tersakiti,"

"Najis dramatis bet," Ucap Bokuto yang baru saja join bermain pasir, tentu saja diikuti dengan Akaashi.

Oikawa menyipitkan matanya tak suka kepada Bokuto, "Apa sih, lu tuh gak diajak."

"Gua yang menangin tiket ini, kok malah gua yang gak diajak?"

"Karena lu bau tai."

"GUA BUKAN KLOSET YA ANJING!"

"YA EMANG BUKAN! LU KAN SPITENG!"

"Asu!" Bokuto menyenderkan badannya kepada Akaashi yang ada disebelahnya. "EJI LIAT NOH OIKAWA JAHAT! NANTI KALO DIA MAU NIKAH AMA IWA JANGAN DIKASIH RESTU!"

Oikawa melotot mendengar Bokuto yang mengadu kepada Akaashi, "ANJ-COK KOK LU NGADUNYA GITU SIH!"

"Shi Shi, lu jangan gitu! Gua tau lu anak baik baik jadi lu pasti bakal ngerestuin gua ama Iwa kan?"

Akaashi mengerjapkan matanya beberapa kali, "Bang Iwa emang pengen nikah?"

Oikawa sedikit tertohok mendengar Akaashi yang bertanya dengan tampang bingungnya. "M-maksudnya apa ya Shi?"

"Bukan apa-apa sih Bang, tapi pas dulu Bang Iwa bilang gak mau nikah." Jawab Akaashi sambil mengusap tangan Bokuto.

"Becanda itu mah Shi, ya kali Iwa kaga mau nikah. Ya kan yang?" Tanya Oikawa sambil mendekat kepada Iwaizumi.

"Hm.." Iwaizumi masih fokus kepada istana pasirnya.

"IH IWA DENGERIN KEK MALAH BIKIN ISTANA PASIR!!" Oikawa berteriak sambil menarik-narik tangan Iwaizumi.

Pada saat Oikawa menarik tangan Iwaizumi, tangan Iwaizumi yang ditariknya merusak istana pasir yang dibuatnya.

"BANGSAT! ISTANA GUA JINGAN!" Iwaizumi memekik kesal kemudian mencubit paha Oikawa.

Oikawa meringis pelan karena pahanya dicubit, "Ih Iwa ganjen cubit cubit paha orang."

"Bacot jing! Bikin ulang istana gua!"

"Gua? Kita kali bukan gua hahaha."

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang