80. Razia

337 54 17
                                    

Alisa menampilkan senyum sumringahnya karena melihat Iwaizumi yang sudah menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama. Ini sudah terjadi sejak satu minggu yang lalu.

Iwaizumi yang melihat Alisa baru saja keluar dari rumah pun menampilkan senyum tipis, "Udah?"

Alisa mengangguk kemudian menaiki motor Iwaizumi yang telah di guyur oleh sanlek(kit mahal) biar bisa modus kepada Alisa.

Tepat setelah Alisa naik Iwaizumi segera menjalankan motornya dan menuju ke sekolah. Sepanjang perjalanan keduanya berbincang-bincang ringan.

"Jime hari ini jalan yuk!!!" Ajak Alisa.

Iwaizumi mengangguk cepat, "Bisa bisa, tapi habis rapat osis ya."

Alisa mengerucutkan bibirnya malas, "Lama kalo gitu mah, bolos aja rapatnya."

"Diomelin Kita nanti, lagian bentar doang ini." Iwaizumi melirik kearah spion kirinya yang ia arahkan kebelakang untuk memantau Alisa.

"Sa, make-up lu hapus mendingan." Ujar Iwaizumi.

Alisa mengangkat satu alisnya heran, "Kenapa?"

"Ada razia make-up nanti, dari pada nanti di hapus ama orang lain. Mending hapus sendiri,"

"Yang ngerazia Jime?"

Iwaizumi menggeleng, "Bukan, kalau pun gua. Gua gak bakal ngelindungin lu,"

"Parah, ceweknya sendiri."

"Ya habis gimana, itu mah konsekuensi."

"Ntar hapus, kalo gak gua aja yang hapusin."

Alisa mengangguk senang mendengar itu, "IYA JIME AJA YANG NGAPUSIN!!"

"Pake batu kali ngapusnya ya?"

Alisa memukul punggung Iwaizumi pelan mendengar itu, "Ih parah, mau muka ceweknya merah-merah?!"

"Canda sayang."

•••••

"Cape bet gua habis ngerazia," Keluh Kuroo sambil mengibas-ngibaskan buku yang entah dari mana ia dapatkan.

Iwaizumi memutar bola matanya malas mendengar gitu, "Razia doang kok cape, terus tadi banyak yang kena gak?"

Kuroo mengangguk, "Banget, apa lagi anak kelas tiga! Elsa aja kena!"

"Terus lu gak ngelindungin Elsa?" Heran Iwaizumi.

"Ngapain ngelindungin mantan?"

"Asu, lu dah pegat ama Elsa?!" Kaget Iwaizumi.

Kuroo mengangguk santai, "Udah lah, dan sekarang Kenma bukan selingkuhan gua lagi melainkan pacar gua yang utama dan satu-satunya bwahahahhaa!!"

Iwaizumi memincingkan matanya tak percaya mendengar perkataan Kuroo, "Satu-satunya satu-satunya, ntar mah di duain."

Kuroo tertohok mendengar itu, "Anjer, gua gak kek gitu ya!"

"Alah lu aja ngeduain Elsa, bisa jadi lu ngeduain Kenma juga. Ya kan yang?!" Oikawa yang baru saja tiba langsung menimpali perkataan Iwaizumi.

Iwaizumi mengangguk setuju mendengar itu, "Bener."

"Diem ye, lu ngapain disini? Mending lu ama Bokuto aje sono."

Oikawa menatap Kuroo malas, "Gak mau, ngapain juga gua jadi nyamuk di sono."

"Mending lu yang ke sono, Kenma lagi jadi nyamuk di sono."

Kuroo yang mendengar itu langsung bangkit dari duduknya, "Lokasi?"

"Kantin meja nomor 23."

Setelah mendengar jawaban Oikawa, Kuroo pun langsung melesat menuju kantin meninggalkan sepasang kekasih itu.

"Gua mesti nagih tejus ke dia," Ucap Oikawa.

"Oiya! Iwa ih tau gak sih?!"

"Tau apa?"

"Mamah nyuruh Iwa ke rumah besok, Iwa bisa gak?"

"Ada acara apa emang?"

"Makan malem biasa sih,"

"Ama ngebahas hal yang gak penting."

Iwaizumi menatapnya lempeng lainnya, "Oh ya udah berarti gak papa kan kalo gak dateng."

Oikawa mengkerutkan alisnya, "Ih Iwa gak mau dateng? Mamah loh yang ngundang Iwa ke rumah. Kok malah gak mau dateng, biasanya gercep."

"Belakangan ini tugas banyak, jadi rada capek." Iwaizumi mengeluarkan handphonenya. "Gak papa kan kalo gak dateng?"

Oikawa bukan tipe orang yang gak enakan. Apa lagi sama pacar sendiri, jadi ya...

"Idih masa gitu doang cape, gak ada effort amat." Cibir Oikawa.

"Lawan dong rasa capenya!! Ayo Iwa ih!!"

Iwaizumi bangkit dari duduknya, "Gak dulu, kali ini gak bisa. Bilangin."

•••••

Iwaizumi menatap Alisa yang sedang memakan kue dihadapannya dengan lahap, Alisa yang merasa Iwaizumi memperhatikannya dengan intens akhirnya angkat bicara.

"Kenapa Jime? Krimnya belepotan?"

Iwaizumi menggeleng, "Enggak, bingung aja."

"Bingung kenapa?"

"A-" Iwaizumi tidak melanjutkan perkataannya, entah kenapa ia rasa ia tidak perlu membicarakan hal ini dengan Alisa.

"A? A apa Jime?"

Iwaizumi menggeleng kemudian tersenyum, "Gak ada,"

"Btw sebelum kita jadian lu pernah pacaran?"

Alisa mengangguk, "Pernah, tapi sebatas bahan gabut doang."

Iwaizumi menyipitkan matanya, "Gak boleh gitu, ntar karma."

"Gak bakal, lagian manusia mana coba yang mau jadiin gua bahan gabut."

Iwaizumi mengangguk setuju, "Bener sih, paling di jadiin bahan pinjol."

"IH JIME!!!"

"Sutt berisik, ganggu pengunjung yang lain." Ingat Iwaizumi.

Alisa menggembungkan pipinya kesal, "Salah sendiri!"

"Kesel begete ama Jime!!"

"Gak boleh kesel sama pacar sendiri."

"Kalo pacarnya kayak Jime mah wajar,"

"Kenapa wajar?"

"Ngeselin, gak jelas orangnya."

.
.
.
.
.

"Cinta itu buta dan bego,"

"Nah gua ngambil begonya."

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang