63. Mimpi

472 69 4
                                    

Kukira kita asam dan garam~

Iwaizumi yang sedang tertidur pulas segera terbangun karena mendengar handphonenya berdering, dicabutnya handphone yang lagi ia cas di atas meja nakasnya kemudian melihat siapa yang menelfonnya.

'Tooru'

Nama itu tertulis dilayar handphonenya, karena yang menelfon adalah ayangnya tanpa basa basi Iwaizumi segera mengangkatnya.

"Kenapa?" Tanya Iwaizumi sambil menguap.

"IWA!! LU PARAH BANGET SELINGKUH DARI GUA!!"  Di sebrang. Oikawa mengatakan itu dengan sangat kencang sambil berguling-guling di kasurnya.

Iwaizumi yang takut kupingnya mendadak budeg seketika menjauhkan handphonenya dan menatap handphonenya bingung. Tak lama ia mendekatkan handphonenya pada kupingnya lagi.

"Siapa yang selingkuh?"

"IWA LAH SIAPA LAGI!"

"Bisa-bisanya selingkuh terang-terangan di depan mata! Minimal kalo selingkuh tuh gelap-gelapan kek!"

"Lah ini malah terang-terangan! Ngeselin banget!!"  Geram Oikawa.

Iwaizumi menyalakan handphonenya untuk melihat jam, dan jam di handphonenya menunjukan pukul 02.48. Ayolah, jangan bilang Oikawa hanya bermimpi?

Iwaizumi menghembuskan nafasnya lelah, "Itu mimpi Wa...."

Oikawa berhenti berguling-guling kemudian mengusap matanya yang sudah sedikit berlinang air mata. "Bodo amat mau mimpi mau enggak tetep aja ngeselin!"

"Tapi itu mimpi Wa astaga, masih malem jangan bikin gua toxic."

Iwaizumi memejamkan matanya kembali, ia berniat untuk lanjut tidur meskipun ia yakin Oikawa tidak akan mengizinkannya.

"Tapi kayak nyata Iwa..."

Iwaizumi membuka matanya kembali.

"Iwa bener-bener selingkuh di mimpi itu,"

Iwaizumi merubah posisinya menjadi duduk.

"Mana pas selingkuhannya mau gua omelin tiba-tiba kebangun lagi,"

"Kan jadinya malah kayak Iwa ngelindungin dia banget!!!!"

"Kesel ah males." Ucap Oikawa sambil menarik selimutnya agar menutupi seluruh tubuhnya.

"Mimpi cuman bunga tidur sayang.... Gak bakal jadi nyata."

"Tapi kan ada mimpi yang jadi nyata! Kalo itu jadi nyata gimana?!"

"Tapi kan mimpi kalo diceritain ke orang lain gak bakal jadi nyata,"

"Jadi Tooru tenang aja." Ucap Iwaizumi lembut.

Oikawa segera keluar dari balik selimut karena mendengar perkataan Iwaizumi, "Tadi Iwa ngomong apa?! Ngomong apa?!"

"Tenang aja."

"Ish bukam itu! Tadi Iwa manggil gua apa?!"

Iwaizumi mengangkat satu alisnya, "Tooru, kenapa emang?"

Oikawa tertawa kecil mendengar itu, "Hahaha gak papa, cuman kan Iwa jarang banget manggil pake nama itu."

Iwaizumi tersenyum tipis, "Mau sering di panggil Tooru?"

Oikawa berfikir sejenak, "Em... Mau sih, cuman jangan deh!"

"Kenapa?"

"Biar sama-sama 'Wa' kalo manggil." Ucap Oikawa diiringi kekehan kecil.

"Ya udah ya udah, terserah lu."

"Balik tidur lagi sekarang." Iwaizumi kembali merebahkan dirinya.

"Gak mau tidur, nanti gua mimpi Iwa selingkuh lagi."

"Harus tidur,"

"Gak!"

"Tidur sayang..."

"Gak mau sayang!!!"

"Kalo gak tidur emang mau ngapain? Masih malem ini, besok juga sekolah." Iwaizumi memejamkan matanya lagi. "Kalo gak tidur besok berangkat sendiri aja."

Oikawa melotot, ia langsung merebahkan dirinya dan membenarkan selimutnya. "IYA IYA INI TIDUR!"

"Tapi telfonnya jangan di matiin...."

"Iya."

"Selamat malem."

"MALEM JUGA AYANG!!"

.
.
.
.
.

Iwaoi kaga ada konplik apa² cuy, hambar banget hubungannya.

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang