Angin malam yang berhembus lembut namun sedikit menusuk di kulit, desiran ombak yang terdengar lumayan kencang. Serta langit yang penuh dengan hamparan bintang seakan-akan mendukung rencana Bokuto malam ini.
Bokuto meraih tangan Akaashi yang bebas dan mengusapnya lembut, "Halus banget tangan lu Ji."
Akaashi sedikit merona mendengar perkataan itu, "Makasih, tangan Abang juga halus."
Bokuto menatap Akaashi yang berjalan disampingnya. Sesekali mengangumi ciptaan Tuhan yang ada bersamanya saat ini. Dan herannya ia baru menyadari ciptaan Tuhan yang seindah dan sebaik ini.
"Ah beruntung banget Eji suka gua." Celetuk Bokuto dengan senyum senangnya.
Akaashi lagi-lagi dibuat merona oleh perkataan lelaki yang sudah berstatus pacar nya itu. "Lebih beruntung gua karena Bang Bok mau nerima gua."
Bokuto menggeleng pelan kemudian merangkul Akaashi, "Gua sih, mana paket lengkap gini lagi hahaha."
Akaashi hanya tersenyum tipis mendengar itu kemudian pandangannya menelusuri pemandangan alam yang ada disekitarnya.
"Cakep lautnya," Kagum Akaashi.
"Iya, kayak Eji."
Akaashi terkikik geli mendengar itu, "Idih gombal."
"Mana ada Ji, beneran ini mah."
Akaashi hanya menanggapinya dengan senyuman kemudian berkata, "Bang Bok gak dingin diluar malem gini?"
"Enggak," Bokuto melepas rangkulannya kemudian menatap Akaashi sedikit panik. "Eji kedinginan ya? Ih bukannya bilang dari tadi! Kalo gitu kan kita gak usah keliling pantai malem-malem gini."
Akaashi menggelengkan kepalanya, "Enggak Bang, gak dingin."
Bokuto menyipitkan matanya tak percaya karena mendengar perkataan Akaashi, "Demi apa?"
"Demi." Ujar Akaashi diiringi senyumnya, sejujurnya Akaashi memang sedikit kedinginan. Tapi ia rela menahannya demi menghabiskan waktu berdua bersama Bokuto.
"Ya udah, kalo kedinginan bilang ya!" Bokuto mundur beberapa langkah agar tidak terkena ombak kemudian duduk di pantai tanpa alas apapun.
Akaashi yang melihat Bokuto duduk pun segera mengikutinya, ia duduk disebelah Bokuto kemudian mengikuti arah pandang Bokuto yang menatap keatas langit.
"Gak kebayang gimana kalo tetiba ada meteor," Celetuk Bokuto.
"Langsung tuker dimensi." Balas Akaashi.
"Keren! Tapi di dimensi itu ada Eji gak ya?"
Akaashi berfikir sejenak, "Gak tau deh, mungkin ada?"
"Eji yang di dimensi sono kira-kira sama kayak Eji yang disini gak ya.." Bokuto mulai mengandai-andai.
"Beda dong Bang."
"Tapi ada satu yang sama sih,"
Akaashi menatap Bokuto heran, "Apa?"
"Di semua dimensi Eji pasti bakalan sama gua." Ucap Bokuto.
"Pasti, itu pasti."
"Kenapa kayak gitu?"
Bokuto menatap Akaashi kemudian tersenyum senang, "Karena kita keiket benang item!"
Akaashi ikut tersenyum, "Benang merah Bang..."
Bokuto merasa gagal keren karena ia salah bicara, tapi tidak papa yang penting sekarang ia dan Akaashi sudah berpacaran.
Bokuto melirik jam tangannya kemudian ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi seolah ingin meraih bintang. "Bintang kira-kira punya pacar gak ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PT. Mencari cinta sejati [✓]
RandomOrang kalo udah jatuh cinta itu kalo gak bucin ya bulol.