94. Perasaan Ushijima

424 53 7
                                    

"Dah mendingan." Ucap Kenma sambil menatap pelafon rumahnya.

"Beneran udah mendingan? Kalo masih parah Mamah pulang aja sekarang, biarin Pa-"

Kenma memutar malas bola matanya, "Udah Mamah temenin Papah aja, disini kan ada Akaashi yang jagain."

"Iya iya, kalo ada apa-apa bilang aja ke tante kamu!!"

"Iya." Karena tak ingin mendengar Mamahnya mengoceh lebih lama lagi Kenma langsung mematikan telfon itu secara sepihak.

Kenma menatap lama beranda aplikasi hijau yang bernama we'a itu, sedikit-bukan bukan sedikit. Kenma sangat heran kenapa Kakak kelas sekaligus pacarnya ini sudah tidak menghubunginya lagi bahkan menjenguknya.

Tiga hari yang lalu adalah yang terakhir ia berkomunikasi dengan Kuroo, dan setelah saat itu keduanya miskom.

Kenma menghela nafas kemudian menatap tangan serta kakinya, ia rasa ia sudah bisa masuk sekolah besok. Meskipun harus menggunakan masker untuk menutupi wajahnya yang masih ada sedikit bintik-bintik merah.

Kenma mengusap bintik-bintik itu perlahan, "Cepet hilang lah, gua gak mau kayak gini."

•••••

"Oi, kayaknya gua suka deh sama lu." Ucap Ushijima dengan wajah dan nada datarnya.

Oikawa yang sedang minum langsung tersedak mendengar pernyataan Ushijima, ia sontak menatapnya tak percaya.

"Hah?"

"Gua suka sama lu."

Oikawa memukul meja kantin itu pelan, "Bentar! Bentar dulu bentar!"

"APA YANG NGEBUAT LU BERFIKIR KALO LU SUKA SAMA GUA ANJROT?!" Pekik Oikawa.

"Enak aja gitu kalo ngeliat lu,"

"Terus jantung gua juga berdetak lebih cepat dari biasanya kalo pas sama lu."

Oikawa menyipitkan matanya tak suka mendengar itu, "Tandanya lu punya penyakit jantung!"

"Emang ya? Tapi kata Semi kalo deg degan itu tandanya gua suka sama lu."

"Lu di kibulin sama Semi asu!!" Kesal Oikawa. "Btw Semi siapa?"

"Temen sekelas gua."

"Oh..."

"Kenapa? Lu cemburu?"

"KAGA JINGAN!"

"Terus kenapa nanya gitu?"

"Penasaran asu!"

Ushijima menganggukan kepalanya kemudian memperhatikan Oikawa yang kembali menyedot minumannya. "Terus ini gimana Oi?"

Oikawa meliriknya, "Gimana apanya?"

"Rasa suka gua ke elu."

Oikawa berdecak pelan, "Ck, lu tau kan kalo gua itu udah punya Iwa?"

Ushijima mengangguk, "Iya, tapi kan Iwa ngeduain lu."

"Terus?!"

"Ya secara gak langsung lu di sakitin sama dia, lu gak nyadar?" Heran Ushijima.

"Tapi gua gak ngerasa kalo Iwa nyakitin gua!"

"Lu gak nyadar makanya lu gak ngerasa. Kalo lu nyadar pasti lu ngerasa," Ucap Ushijima.

Oikawa terdiam mendengar itu.

Karena melihat Oikawa yang tak meresponnya, Ushijima kembali berkata. "Jujur aja Oi, gua gak seneng aja kalo Iwa kayak gini ke lu."

"Hati gua kayak dia ngapain? Oikawa salah apa sampe dia kayak gitu ke Oikawa?"

"Bahkan di bioskop yang notabenya tempat umum aja dia berani ngatain lu murahan, padahal lu pacarnya."

"Lu sakit kan di gituin?" Tanya Ushijima.

"Jujur aja, gua tau lu sakit. Meskipun gua denger dari Kuroo sama Bokuto kalo dia emang sering toxic tapi gua rasa kali ini udah agak kelewatan." Tutur Ushijima.

"Pas itu aja lu udah kayak mau nangis, tapi herannya lu gak jadi nangis."

"Padahal gua udah siap beliin lu es krim sama balon kalo lu nangis."

Oikawa menatap Ushijima kesal, "Gua bukan bocah asu!!"

"Ya emang bukan, bocah kalo di katain murah dia pasti udah nangis. Lah elu bukannya nangis malah mau bawa balik Iwa, aneh. Gak paham lagi jalan fikir lu kayak mana."

"Iwa sering kok ngatain gua murah! Jadi gua udah biasa!" Balas Oikawa.

"Kalo dia udah sering terus lu kenapa kayak pengen nangis pas dia ngomong gitu ke lu?"

"Mata gua kelilipan!"

"Bohong jadi pinokio."

"Yes otw mancung!"

Ushijima menatap jengah Oikawa, jika terus seperti ini pembicaraan ini tidak kelar-kelar. Padahal Ushijima sudah memberanikan dirinya untuk mengatakan itu.

"Oi...."

"Apa?"

"Tinggalin aja Iwaizumi, lu sama gua aja."

"Gua ga-"

"Gak bisa Pi," Potong Oikawa.

"Gua gak bisa ninggalin Iwa."

"Perasaan gua udah gua taro semuanya di Iwa." Oikawa menatap Ushijima lembut, "Bahkan kalo gua ngejalin hubungan sama lu, gua rasa itu sebatas hubungan tanpa rasa doang."

"Gua gak mau."

"Gua gak mau kayak gitu, gua mau ngejalanin hubungan yang bener bener gua ada rasa sama orang itu, yang gak cuman buat pelarian apa lagi bosen. Gua gak mau."

"Kalo katanya gak sopan kalo lu pacaran sama orang tapi lu gak suka sama dia." Oikawa berkata sambil mengeluarkan senyum manisnya yang bisa membuat fangirlnya koar-koar bahkan mimisan.

•••••

"Jime, gua telat." Alisa berbicara dengan suara yang sangat pelan bahkan seperti berbisik.

Iwaizumi mengangkat satu alisnya heran, "Telat apa?"

"Dateng tamu."

"Jangan kebanyakan begadang makanya."

Alisa menghela nafasnya kemudian memberikan sebuah amplop putih kepada Iwaizumi. Iwaizumi menerima amplop itu lalu membukanya. Netranya bergerak ke kanan dan kekiri untuk membaca isi amplop tersebut.

"Lu hamil?!"

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang