72. Rate

430 68 6
                                    

"Take my hand...."

"Take home life true..."

"But i can't help,"

"Falling in love with you....."

Kuroo berhenti memetik gitarnya, pertanda permainan musiknya sudah berakhir. Dan pada saat ia berhenti memainkan gitarnya entah kenapa semuanya tidak sesuai ekspetasinya.

Ia berekspetasi Kenma akan kagum karena ia menyanyikannya lagu sambil bermain gitar, apa lagi dengan pemandangan malam yang sangat indah ini.

"Rate dong manies..." Ucap Kuroo.

Kenma meliriknya sekilas, "10,"

Kuroo langsung berbinar mendengar itu, itu tandanya permainan gitarnya sangat bagus bukan?!

"Dari seratus." Sambung Kenma.

Kuroo cemberut mendengar sambungan Kenma, "Jahat."

Kenma hanya mengangkat bahunya tak peduli dan kembali menatap handphonenya. Kuroo yang merasa terabaikan langsung merampas handphone itu kemudian menaruhnya didalam saku celana.

"Hp gua," Kesal Kenma.

"Gak ada sinyal, gak usah main hp." Balas Kuroo dengan entengnya.

"Mending nyanyi aja sama gua."

"Gak bisa nyanyi,"

"Mangap mangap aja, ayo request lagu apa!" Ucap Kuroo dengan penuh semangat.

Kenma menghela nafasnya, "Terserah lu, lu yang mau nyanyi."

"Gak seru kalo gak ada request an,"

"Udah kayak penyanyi profesional aja lu." Cibir Kenma.

"Otw Ken, biar lu bangga sama gua haha."

Kenma memutar bola matanya malas kemudian ia melirik pemandangan pantai yang ada didepannya. Sangat indah dan menenangkan hati. Apa lagi mendengar desiran ombak yang lumayan kencang.

"Kayak mau tsunami." Gumam Kenma.

Kuroo yang mendengar gumaman itu langsung terbelalak, "MULUTNYA HEH!"

"Keceplosan," Kenma kembali menatap Kuroo dengan malas.

"Serem bet keceplosannya." Setelah berkata Kuroo kembali memetik gitarnya.

Sedangkan Kenma hanya memperhatikannya, dan tiba-tiba saja ia kepikiran. Kenapa dulu ia bisa mengajak Kuroo berpacaran? Terlebih lagi ia mau saja menjadi selingkuhannya?

Ah... Kenma mengingatnya, saat itu fotonya viral di HN sekolah. Dan dengan bodohnya ia berfikir lakuin aja sekalian dari pada viral doang dan akhirnya ia melakukannya. Bodoh, tapi kenyataannya memang seperti itu.

Dan Kenma baru menyadari, bisa dibilang hubungannya dengan Kuroo sudah berjalan cukup lama. Dan apakah Elsa sudah mengetahui hubungannya dengan Kuroo? Apakah Elsa tidak marah? Dan herannya, ia dan Kuroo sudah tidak pernah muncul di HN lagi. Itu sangat bagus karena tidak menjadikannya sorotan lagi pikir Kenma.

Tetapi ada satu masalahnya.

Kuroo terlalu memberikan effort lebih kepada Kenma.

Kenma takut.

Takut jika ia jatuh hati kepada Kuroo.

"Hubungan lu sama Elsa gimana?" Kenma bertanya dengan pandangan yang masih fokus menatap jari Kuroo yang dengan lihai memetik senar gitar itu.

Kuroo mengangkat bahunya tak peduli, "Biasa aja sih, gak gimana-gimana."

"Masih gak ketauan emang?" Tanya Kenma.

Kuroo menggeleng, "Kaga, bersyukur bet malah gua kaga ketauan ama dia hahaha."

"Stres." Kenma beralih menatap wajah Kuroo yang fokus dengan gitarnya.

Kuroo yang merasa di tatap langsung mengalihkan fokusnya menjadi menatap Kenma, kemudian ia mengangkat satu alisnya seperti ingin menggoda Kenma.

"Ganteng ya gua sampe lu ngeliatin gitu hahaha."

"Ke pedean,"

Kuroo hanya tersenyum kesal kemudian kembali berbicara, "Btw Ken, ngomong aku cinta kamu dong."

Kenma menatapnya heran, "Ngapain?"

"Mau denger aja."

Kenma menghela nafasnya, "Aku cinta kamu." Kenma mengatakan itu dengan sangat jelas, tanpa gugup sedikit pun.

Sedangkan yang mendengar perkataan itu seketika langsung tersenyum senang, "Aku juga cinta kamu, lebih dalem malah."

"Oh."

Kenma hanya mengeluarkan 1 kata itu, seolah tidak paham apa arti dari yang Kuroo katakan.

Kuroo mengacak surai Kenma, "Gak ada romantis romantisnya, malesin."

•••••

Oikawa memeluk Iwaizumi sambil terisak hanya karena ia menonton sebuah film yang menurutnya sedih.

Mata Iwaizumi berkedut kesal karena tidak paham mengapa pacarnya ini menangis, dan dimana letak sedihnya film ini?!

"Lu kenapa nangis asu?" Kesal Iwaizumi.

"Sedih yang hiks, emang lu kaga ngerasa sedih apa?" Oikawa berkata sambil mengelap ingusnya menggunakan tisu.

"Masalahnya gua bingung bangsat,"

"Film tayo di mana letak sedihnya?!"

Oikawa menatap Iwaizumi kesal, "Ih... Sedih tau! Apa lagi pas si Rogi gak ditemenin. Jahat banget hiks,"

"Bodo amat, terserah lu." Malas Iwaizumi kemudian menatap kembali tv yang ada dihadapannya yang masih menampilkan film tayo.

"Btw sekarang jam berapa?" Tanya Oikawa.

"Sebelas,"

"Nanti jam dua belas bantuin gua ya!" Ucap Oikawa.

"Bantu ngapain?"

"Kembang api,"

"Tahun baru masih lama ngapain main kembang api?"

Oikawa berdecak sebal, "Buat si Bokuto nembak Akaashi."

Iwaizumi terdiam seketika kemudian menatap Oikawa tak percaya, "Jing, serius lu Bokuto mau nembak Akaashi?"

Oikawa mengangguk, "Iya makanya bantuin!"

"Bukannya udah ditembak ya su? Kenapa malah nembak lagi? Boros amat."

"Gak gentle katanya kalo ditembak, dia maunya menembak."

"Bangsat, nyindir gua tuh bocah?!"

Oikawa terkekeh pelan mendengar itu, "Tenang aja Wa, Iwa mah mau ditembak kek mau menembak kek. Tetep gentle kok di mata gua!"

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang