64. Marahan

515 72 12
                                    

Kuroo melongo tak percaya karena menyaksikan apa yang ada didepannya. Pasalnya Oikawa dan Iwaizumi saat ini sedang duduk di bangku masing-masing yang jaraknya lumayan jauh. Dan tentunya itu membuat Kuroo terheran heran dan berfikir dunia sedang tidak baik-baik saja. Padahal setiap saat Iwaizumi dan Oikawa selalu menempel seperti upil dengan hidung.

Kuroo melangkahkan kakinya kearah Iwaizumi karena tempat duduknya berada disebelahnya. "Tumben nich jauhan gini."

"Keknya bakal ada badai nih..." Kuroo menghempaskan bokong ratanya ke bangku sekolah.

Iwaizumi menoleh kearah Kuroo yang baru saja duduk, "Marah dia."

Kuroo menyerngit heran, "Gegara?"

"Mimpiin gua selingkuh asu, gegara itu doang jing! Padahal itu mimpi!!!" Geram Iwaizumi.

Kuroo membuang mukanya kemudian menutup mulutnya, terlihat jelas bahwa Kuroo mati-matian menahan tawanya.

Ctak

"Gak usah sok nahan ketawa anjing, bikin gua geli aja." Kesal Iwaizumi.

"Iya njir iya," Kuroo mengusap kepalanya kemudian melihat Oikawa yang sepertinya sedang melihat kearah Iwaizumi namun kembali membuang mukanya.

"Idih najis bet gua liatnya belaga marah gitu." Geli Kuroo karena melihat tingkah laku Oikawa.

Kuroo kembali menatap Iwaizumi, "Ajakin ngobrol Wa, nanti juga baek lagi mood tuh bocah."

Iwaizumi mengepalkan tangannya gemas, "Asal lu tau ya anjir, gua sepanjang jalan ngajakin dia ngomong dan dia ngacangin gua!!!"

Kuroo menatapnya kasihan, "Sabar, hidup emang berat."

"Ngejek ya lu asu!"

Kuroo tertawa mendengar itu, "Sogok martabak."

"Bener sih, tapi kantin kaga jual martabak."

"Ya nanti dong belinya anjer, kaga sekarang juga!" Kesal Kuroo.

Iwaizumi menganggukan kepalanya, "Bokuto masih belom masuk?"

"Masih panas dia," Kuroo menjawab santai. "Btw Kenma kok tadi gak nungguin gua sih?!"

"Nebeng Akaashi dia."

"Motornya kenapa emang?"

Iwaizumi mengangkat bahunya, "Gak tau, palingan juga males bawa motor sendiri makanya nebeng."

Kuroo berdecak sebal, "Ck, padahal ada gua yang siap anter jemput dia."

Iwaizumi hanya menatap Kuroo najis kemudian berkata, "Lu beneran jadi sama Kenma?" Iwaizumi mengecilkan suaranya. Takut ada yang dengar.

Kuroo mengangguk semangat, "Iya dong! Keren kan gua bisa dapetin Kenma!"

"Si tolol..." Iwaizumi memijit pelepisnya, "Terus Elsa gimana jing? Lu putusin?"

Kuroo menggeleng, "Kaga, kenapa diputusin?"

"LU TOLOL BENERAN YA?!"

"Kaga asu, lu ngejek gua banget perasaan."

Iwaizumi menghela nafasnya panjang kemudian menatap Kuroo datar. "Kenapa bisa jadi sama Kenma?"

"Karna gua suka dia!"

"Suka doang? Gak cinta?" Heran Iwaizumi.

Kuroo menyipitkan matanya bingung, "Sama aja bukan?"

"Beda asu, gua cekokin tanah juga lu jing."

Iwaizumi mengalihkan pandangannya kepada Oikawa, pandangannya fokus kepada Oikawa yang sedang berbincang dengan para murid perempuan. Iwaizumi yang melihat itu tentunya sedikit kebakar, namun ia masih tetap mencoba kalem.

"Ih Oik rambutnya keliatan halus deh." Tangan perempuan itu bergerak untuk mengusap surai Oikawa. Iwaizumi yang melihat itu langsung menatapnya tak suka.

Pada saat perempuan itu ingin mengusap surainya, Oikawa menggeserkan kepalanya. "Iya dong halus! Kan pake pentin!"

Salah satu perempuan itu terkekeh, "Bisa aja."

"Ih mau pegang rambut Oik deh..."

Oikawa tersenyum kikuk mendengar itu, "Jangan ya..."

"Loh kenapa?"

"Susah diaturnya, ini ngaturnya aja dari subuh ampe mau berangkat." Ucap Oikawa diiringi tawa kecilnya.

Pandangan Iwaizumi pada saat mendengar itu langsung menjadi lembut, dan tanpa sadar ia tersenyum tipis.

"Emang harus martabak sama kopi sayang."

.
.
.
.
.

Tebak-tebakan cuy!! Kira-kira Eji ditolak apa jadi sama Bokuto??

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang