Bokuto mengurungkan niatnya untuk melempar bola voli lagi ke Akaashi karena Akaashi terlihat sudah sangat lelah.
"Istirahat dulu lah Ji!!" Ucap Bokuto sambil melempar asal bola voli yang ia pegang.
Akaashi mengatur nafasnya yang terengah-engah kemudian mengangguk, "Iya Bang."
Keduanya menyingkir dari tengah-tengah lapangan dan duduk dipinggir lapangan.
Bokuto tertawa melihat Akaashi yang terlihat sangat kelelahan itu, "Hahaha cape ya Ji? Kasian amat."
Akaashi mengangguk, "Iya Bang, udah lama gak olahraga sekalinya olahraga rasanya kayak nyawa mau diambil."
Bokuto bergidik mendengar perumpamaan Akaashi, "Serem amat perumpamaannya."
Akaashi tertawa ringan mendengar perkataan Bokuto kemudian tangannya mengambil sebotol air mineral yang ia sediakan dan meneguknya.
Akaashi berhenti meneguk botol itu dan kembali menatap Bokuto yang masih meminum airnya.
"Bang Bok kok bisa jago main voli?" Tanya Akaashi.
Bokuto berhenti minum dan menatap Akaashi dengan antusias. "Jadi gini Ji! Dulu di perum gua itu bapak-bapak suka main voli. Tapi pake daster."
Akaashi menyerngit, "Daster?"
Bokuto mengangguk, "Iya daster! Nah dari situ kaga tau kenapa gua kek penasaran ama voli terus gua nyoba eh malah ketagihan!" Jawab Bokuto sambil tersenyum.
Akaashi tertawa, "Hahaha, terus pas Bang Bok pertama nyoba pake daster juga?"
Bokuto berhenti tersenyum kemudian ia memperhatikan sekelilingnya untuk memastikan ada orang atau tidak.
"I-iya... Eji jan bilang sapa-sapa ya! Rahasia!"
Akaashi tersenyum senang, kapan lagi gebetannya memberitahu rahasianya.
"Iya Bang tenang aja."
Setelah percakapan itu keduanya diam, dan suasanya menjadi hening. Hanya terdengar deru nafas mereka dan erangan Bokuto yang terdengar sedikit... Kesal?
Bokuto menghela nafasnya kemudian menyeletuk, "Ji, cara biar dapetin pacar orang gimana?"
Jleb
Hati Akaashi yang selembut sutera ini terasa tertusuk mendengar pertanyaan Bokuto, bisa-bisanya Bokuto menanyakan itu padahal Akaashi menyukainya.
Meskipun hatinya merasa tertusuk, Akaashi tetap tenang. "Bang Bok mau pacaran sama pacar orang emang?"
Bokuto mengangguk.
Akaashi sedikit memiringkan kepalanya, mengapa harus pacar orang? Orang lain kan banyak yang ingin berpacaran dengan Bokuto. Akaashi contohnya.
"Kenapa Bang? Kan yang lain ada."
Bokuto menggeleng, "Gak suka ama yang lain Ji, sukanya sama dia."
"Suka."
Bokuto menekuk lututnya.
"Suka suka suka."
Bokuto menenggelamkan kepalanya.
"Suka banget sama dia, apa lagi kalo dia senyum."
Akaashi termenung mendengar penuturan Bokuto, Akaashi merasa sulit bernafas saat ini. "Gua ngidep asma apa gimana?"
Tangannya bergerak untuk memegang dada kirinya yang terasa sedikit sakit dan sesak itu, udah gak lama Shi ini mah mending lu ninggalin wasi-
"Tapi kan dia senyumnya bukan buat lu." Perkataan itu lolos dari mulut Akaashi.
"Dia senyum bukan buat lu, kenapa lu bisa seneng?"
Bokuto tersenyum mendengar pertanyaan Akaashi, "Dia senyum buat gua kok."
Akaashi menatap Bokuto yang menenggelamkan kepalanya itu heran, "Yakin Bang? Bukannya dia udah punya pacar?"
"Sebelum dia punya pacar dia senyum buat gua."
"Dan pas dia senyum itu hati gua ngomong manis banget anjir."
"Dan pas ngeliat dia senyum gak tau kenapa bawaannya adem aja gitu!"
Bokuto mendongakan kepalanya, "Senyum dia kayak narkoba, bikin gua kecanduan." Ucap Bokuto sambil tersenyum.
Ah sial.
Bagi Akaashi senyum Bokuto juga bagaikan narkoba. Selalu membuatnya teringat dan candu.
Akaashi melepaskan tangannya yang memegang dada kirinya.
"Tapi Bang, narkoba gak baik."
Bokuto mengangguk, "Iya emang gak baik, tapi karena gua udah nyandu. Gua bisa apa?"
"Beralih ke rokok, rokok lebih baik dari pada narkoba,"
"Tapi rokok gak manis Ji!"
Akaashi menatap kosong Bokuto, "Manis."
"Manis kok,"
"Rokok manis, asal Abang milih rokok yang tepat rokok itu pasti manis."
Bagi Akaashi senyum Bokuto juga narkoba. Ah tidak. Bukan senyumnya, tetapi Bokutonya.
Orang yang sudah kecanduan narkoba akan melakukan segala hal untuk mendapatkan narkoba.
Begitu pula Akaashi, ia akan melakukan segala cara agar ia bisa mendapatkan Bokuto.
.
.
.
.
.Nangis chap kali ini gk jelas, tapi gpp.
KAMU SEDANG MEMBACA
PT. Mencari cinta sejati [✓]
RandomOrang kalo udah jatuh cinta itu kalo gak bucin ya bulol.