-BONCHAP-

688 70 4
                                    

Oikawa dan Iwaizumi duduk di atas pelaminan sambil menampilkan senyum sumringah mereka karena tadi pagi pukul 08.00 mereka sudah sah menjadi sepasang suami dan nanti malam mereka akan menghitung tumpukan amplop yang kemungkinan besar berisikan uang bewarna merah dan juga biru atau mungkin isi amplop itu adalah kertas yang berisikan cek sebesar 1M. Dan semoga saja isi dari tumpukan amplop itu benar-benar berisi duit dan cek.

Oikawa bergelayut manja pada tangan Iwaizumi, "Gak ngangka bet bakalan sah cepet kek gini."

"Gua juga," Iwaizumi mengusap lembut surai Oikawa kemudian ia mengalihkan pandangannya menjadi menatap para tamu yang menghadiri pernikahannya. "Dan keknya ada yang iri ma kita."

Oikawa yang mendengar itu sontak mengikuti arah pandang Iwaizumi dan di dapatinya Kuroo dan Bokuto yang sedang memakan bakso dengan wajah kesal mereka.

Oikawa mengeluarkan senyum remehnya, "Biarin lagi yang, kebiasaan mereka mah suka iri."

Sementara itu yang menjadi bahan omongan masih asik memakan lahap bakso yang mereka ambil itu dengan kesal.

Iya mereka kesal.

Kesal karena Oikawa menikah terlebih dahulu dari pada mereka.

"NAJIS NAJIS NAJIS!! KATA KAWAN!!" Kesal Kuroo sambil memakan baksonya.

"GAK RELA BET GUA DILANGKAHIN AMA OIKAWA ANJROT!!" Timpal Bokuto sambil menambahkan saos pada baksonya.

Setelah bakso yang berada di sterofom itu habis Kuroo segera menyeruput kuah bakso itu, "Apa gua kacauin aja ya nikahan si Kawa?"

"Ide bagus! Ayo kita kacauin!!" Bokuto segera menaruh sterofom bekas baksonya itu di atas meja kemudian mengambil satu tusuk sate dan memakannya.

Bokuto dan Kuroo segera bangkit dari duduk mereka kemudian berjalan untuk menaiki pelaminan itu. Mereka berniat ingin memaki-maki Oikawa karena mereka berdua tidak rela dilangkahi oleh Oikawa.

"Ih Kur, liat deh tatapan tuh bocah kayak ngejek bet njing," Bisik Bokuto sambil menyikut Kuroo kencang, maklum lagi diselimuti rasa iri dengki.

Kuroo yang melihat apa yang Bokuto lihat langsung menyipitkan matanya tak suka, "Iya asu, tatapannya kek ngomong yhaa kasian kaga nikah nikah kek asu emang tuh bocah!"

Pada saat mereka sudah sampai di atas pelaminan, keduanya menatap kesal sepasang pengantin yang menatap mereka dengan tatapan mengejeknya.

"Anjay dah semangat bet nih ya mau jadi babu? Udah ya langsung beresin aja itu piring-piring kotor." Ucap Oikawa.

Perempatan siku muncul di dahi Kuroo dan Bokuto, "Bacot lu Wa bacot!!"

"Liat aja lu besok! Gua juga mau nikah!" Ucap Bokuto yang tak mau kalah.

"We asu kok lu sih?! Gua dulu lah jing!" Balas Kuroo.

"Gaada! Gua dulu! Gua besok mau nikah ama Eji, titik!"

"Minimal lamar dulu lah baru ngomong gitu," Ucap Iwaizumi dengan nada remehnya.

Kuroo menatapnya kesal, "Halah lu Wa, paling juga lu pas ngelamar si Kawa gemeter sampe kencing di celana."

Iwaizumi mengeluarkan senyum iblisnya, "Satpam, ini ada pemulung masuk. Tolong diusir,"

"Asu! Mentang-mentang ada satpam langsung dipanggil cih." Ucap Kuroo.

"Biar dia kerja tolol." Balas Iwaizumi.

"Tuh denger apa kata suami gua," Oikawa menyodorkan tangannya seolah meminta sesuatu.

Bokuto menatap heran tangan Oikawa, "Kenapa? Minta sumbangan?"

"Amplop ya jingan! Ya kali lu kondangan tapi gak ngamplop!" Kesal Oikawa.

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang