83. Pomade

294 49 0
                                    

Kenma memincingkan matanya heran melihat Akaashi yang duduk disebelahnya sambil menggenggam erat pulpen dengan penuh kekesalan. Bahkan Kenma yakin pulpen itu akan patah dalam beberapa saat lagi jika Akaashi terus menggenggamnya seperti itu.

Karena tidak ingin mati penasaran, Kenma pun bertanya. "Kenapa?"

"Bang Bok, Ken...." Genggamannya pada pulpen itu semakin menguat.

Kenma menautkan alisnya heran, "Bokuto kenapa?"

"Dia gak pake pomade ke sekolah!"

Ctak

Benar saja apa yang Kenma duga, pulpen itu patah berkat Akaashi yang menggenggamnya terlalu kuat.

"Keren, besok coba patahin barbel ya." Ucap Kenma sambil melihat pulpen yang patah di mejanya.

Akaashi menatapnya kesal, "Patahin tangan lu aja sini,"

"Lu mau pala lu gua patahin?"

"Anak nolep kayak lu emang kuat matahin pala? Matahin lidi aja kayaknya gak bisa."

Kenma memutar bola malas, "Cosplay jadi emak emak julid?"

"Jadi emak mertua."

"Oh, lu cewek ya berarti?"

Akaashi tersenyum kesal, "Sepenglihatan lu gua cewek apa cowok?"

Kenma memejamkan matanya, "Gelap."

Akaashi mencubit Kenma sebentar, bukannya mereda. Rasa kesalnya malah semakin jadi berkat Kenma.

Kenma yang dicubit meringis pelan kemudian menatapnya kesal, "Fuck Shi!"

"Bodo!"

Kenma mengusap lengannya yang dicubit kemudian menatap Akaashi datar, "Emangnya kenapa kalo Bokuto gak pake pomade?"

"Rambut dia jadi turun!!"

"Oh... Terus masalahnya?"

Akaashi berdecak sebal, "Lu tau gak sih?! Bang Bok kalo rambutnya turun itu jadi lebih ganteng!!"

"Nanti orang-orang pada suka sama dia kalo rambut dia turun!"

"Oh, emang kenapa dia gak make pomade?"

"Habis pomadenya,"

"Beli lah."

"Gak sempet,"

"Minta."

"Ke?"

"Siapa kek, jangan kayak orang susah."

"Elu?"

"Elu jing!"

Kenma menghela nafasnya kemudian menatap handphonenya lagi, "Lu rantai aja kalo gak biar orang-orang gak suka sama dia."

"Kayak majikan sama piaraan dong kalo gitu!" Kesal Akaashi.

"Gua sama lu itu mah,"

Akaashi mengangguk, "Gua majikannya."

"Bang Iwa piaraannya."

Akaashi tersenyum remeh, "Cepuin ke Bang Iwa."

"Najis cepuan, cepuan gak disayang Kakek." Balas Kenma.

"Gak papa, yang penting di sayang Bang Bok,"

"Iya dah si paling di sayang sama Bokuto...."

Akaashi hanya tersenyum puas kemudian bangkit dari duduknya dan menarik Kenma, "Ayo ke kelas Bang Bok."

"Sendiri aja kalo mau ngapel,"

"Gak mau ngapel, mau ngasihin topi." Ucap Akaashi sambil menunjukan topi yang entah dari mana ia dapatkan.

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang