-BONCHAP-

646 72 8
                                    

Aura mencengkam bercampur kesal terpancarkan dari seorang pengusaha muda kaya raya yang bernama Kuroo Tetsurou. Saat ini dirinya sedang berdiri sambil menatap kesal temannya yang sedang duduk manis di atas podium sambil bergelayut manja di lengah kekasihnya itu.

Siapa? Oikawa?

Eits.... Tentu saja tidak, itu bukan Oikawa. Oikawa sudah terpincut oleh peletnya Iwaizumi, bahkan mereka juga sudah menikah satu bulan lalu dan sudah pergi khem khem bulan madu. Dan baru saja kembali kemarin lusa.

Lalu siapa jika bukan Oikawa?

Tentu saja Bokuto dan pasangannya yaitu Akaashi Keiji atau kerap dipanggil Eji.

Kuroo mengacak rambutnya yang telah di tata rapih itu kesal dirinya sangat kesal dengan sahabatnya itu. Padahal di acara pernikahan Oikawa pas itu, Kuroo lah yang mendapatkan bunganya. Tetapi mengapa Bokuto malah melengkahinya?

Kenma menyipitkan matanya karena melihat Kuroo yang seperti orang kelilit hutang itu. "Gak usah gitu sih, lu kayak apa aja."

Kuroo berhenti mengacak rambutnya dan segera menatap Kenma yang sedang duduk manis sambil memakan pai apel yang tersedia di sana.

"Gak bisa Ken gak bisa!!! Masa iya Bokuto ngelangkahin gua?! Kan kemaren di kawinan Oik gua yang dapet! Harusnya gua yang nikah!!!" Ucap Kuroo sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kenma.

Kenma yang di perlakukan seperti itu hanya pasrah hingga akhirnya ia berkata. "Ya udah sih kalo mau nikah mah nikah aja!"

Kuroo berhenti menggoyangkannya, "Lu mau emang?"

Semburat merah muncul di pipi Kenma, sedikit malu mendengar pertanyaan blak-blakan Kuroo. "G-gak tau." Kenma mengalihkan pandangannya dari Kuroo.

Kuroo yang melihat itu makin bingung, "Ken... Yang bener!!! Ayo nikah kita!!"

Kenma tidak menjawab dan malah pergi meninggalkan Kuroo, Kuroo yang melihat itu sontak mengintilinya di belakang sambil terus menerus mengajaknya menikah.

Mari kita bergeser ke pasangan yang baru saja menyelesaikan hubungan haram—pacaran—dan sudah sah menjadi sepasang suami mulai hari ini yaitu Bokuto dan Akaashi.

Bokuto menaruh kepalanya pada pundak Akaashi, "Eji Eji nanti malem kita langsung gas ngeng keluar negeri ya!"

Akaashi tersenyum sambil mengusap tangan Bokuto, "Emang gak cape Bang? Kenapa gak besok-besok aja?"

Bokuto berhenti mengangkat kepalanya kemudian mengerucutkan bibirnya. "Gak mau! Kelamaan!"

"Kalo besok besok mah namanya bukan penganten baru lagi Ji!!!"

Akaashi berhenti mengusap tangan Bokuto dan beralih menutup wajahnya, "Tolong sensor dikit Bang, jangan frontal gitu...."

Bokuto menyerngit heran, "Dih kenapa? Kan kita udah nikah?" Bokuto mendekatkan kepalanya pada wajah Akaashi yang ditutupi oleh tangannya itu. "Apa Eji gak suka kalo gua frontal ngomongnya?"

Akaashi menyingkirkan tangannya, "Gak gitu-"

"Berarti Eji suka?! Ya udah kalo Eji suka kan berarti gak masalah!" Bokuto menyela dengan penuh semangat.

Wajah Akaashi sedikit memerah mendengar itu, "Bang gak gitu ish!"

Bokuto tertawa mendengar itu kemudian ia mengusap pipi Akaashi, "Eji lucu kalo lagi nahan malu kayak gini hahaha."

"Bang jangan gitu Bang......" Akaashi berkata sambil menundukkan kepalanya.

Bokuto makin tertawa melihat itu, ia menempelkan kepalanya pada kepala Akaashi yang sedang menunduk itu. "Ji," Bokuto berbisik.

PT. Mencari cinta sejati [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang