"Kou kenapa kok bisa sampe pingsan?" Tanya Mamihnya(Kana) kepada Kuroo dan Oikawa yang membantu Bokuto berjalan ketempat tidur.
Pada saat sampai didepan tempat tidurnya, Oikawa dan Kuroo langsung membiarkan Bokuto terjatuh di kasurnya dan menatap Kana lembut.
"Ngamer Tan." Celetuk Oikawa.
Kana tersontak kaget mendengar itu, "KOU UDAH BERANI NGAMER?! AMA SIAPA NGAMERNYA?! DITEMENIN PAPIH GAK?!"
Bokuto yang baru saja terjatuh di kasur langsung bangun lagi karena mendengar perkataan Kana, "Enggak Mih enggak... Mamih di bohongin Oikawa mau aja!"
Kana menghela nafas lega, "Kirain," Kana menatap Oikawa kesal sedangkan yang ditatap hanya cengengesan.
"Hehe, apa kabar Tan?" Tanya Oikawa.
"Tiap hari ketemu malah nanyain kabar! Jadi ini Kou kenapa kayak gini?"
"Kemaren habis ujan-ujanan ama ayang Tan, makanya kayak gini." Jawab Kuroo kemudian duduk dipinggir kasur Bokuto.
Mendengar jawaban Kuroo, Kana langsung berbinar. "Kou punya ayang?! Serius?! Ayangnya gimana?! Cakep gak?!"
"Be-" Oikawa membekap mulut Bokuto agar ia tidak bisa bicara.
"Cakep banget Tan!!" Ucap Oikawa.
Kuroo mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, "Bener, perfect bet dah ayangnya Bokuto kali ini."
Kana tersenyum senang kemudian menggoyang-goyangkan badan anaknya yang sedang sakit itu, "Ajak ke rumag dong Kou!! Mamah mau kenalan!"
Bokuto yang tadinya sudah mendingan seketika merasakan pusing lagi sedikit. "Aaaaaa Mih pusing...."
Kana berhenti menggoyangkan Bokuto, "Maaf Mamih terlalu exited. Ya udah Mamih bikin teh anget dulu ya."
Kana menatap Oikawa dan Kuroo lagi, "Tooru sama Tetsu mau apa?"
Kuroo tersenyum lebar, "Gak usah repot-repot Tan, jus mangga aja."
Oikawa mengangguk, "Tooru juga!! Tapi jangan manis-manis banget ya!"
Kana berdecih pelan, "Cih mentang-mentang mangga Tante lagi panen makanya kalian minta jus mangga." Kana melangkah menuju dapur untuk membuatkan minuman sesuai request-an anak tidak tahu diri itu.
Bokuto menghela nafasnya lega kemudian menatap kedua temannya kesal, "Tolol amer amer gua cekokin juga tuh amer ke mulut lu berdua."
"Dih gak tau diri lu, udah dianter ke rumah juga." Cibir Kuroo.
"Alah tapi kan yang nganter ke rumah sakit bukan lu," Balas Bokuto.
"Yee gua yang bawa tuh mobil ke rumah sakit ya!" Balas Kuroo lagi.
Bokuto terbelalak. "DEMI APA LU YANG BAWA?!"
Kuroo memasang tampang songongnya, "Demi, gak percaya kan lu? Hahaha."
Bokuto menghela nafasnya, "Alhamdulillah gua masih hidup."
"Syukuran Bok gegara habis di supirin Kuroo lu masih hidup." Ucap Oikawa.
Bokuto mengangguk, "Iya Wa, tunggu nanti ya! Gua mau nasi ijoan."
Kuroo hanya tersenyum kesal, "Bego!"
Bokuto menundukan kepalanya, matanya masih sedikit berkabut, ia menatap kedua telapak tangannya yang tadi ia gunakan untuk memegang pundak Akaashi sebelum ia pingsan.
"Eji yang nolongin gua ya?" Tanya Bokuto.
Oikawa dan Kuroo mengangguk serentak, "Iya."
"Dan lu tau? Pas lu baru masuk ke dalem ruangan dokter dan di periksa. Dia gak berhenti mondar mandir kayak di sinetron." Ucap Kuroo.
Bokuto menatap Kuroo heran, "Kenapa gitu? Dia lagi cosplay jadi aktor indosiar?"
"Dia khawatir ama lu tolol!" Ucap Oikawa.
Bokuto mengangguk-anggukan kepalanya, "Eji baik banget ya ke gua?"
"Emang, cuman lu nya aja bego. Malah suka ama Elsa."
Kuroo menoyor kepala Oikawa, "Ye si tolol, suka itu kan gak bisa di paksa."
"Tapi kok lu maksa Kenma biar dia suka lu?" Tanya Oikawa.
"Mana ada anying! Gua mah usaha, bukan maksa."
"Alah si paling usaha," Oikawa mengalihkan pandangannya sesaat dan kemudian ia teringat akan sesuatu. "Kur gua baru inget, tadi gua ngeliat Elsa jalan sama cowok lain."
Bukannya sedih Kuroo malah berbinar, "Serius lu Wa?"
Oikawa mengangguk, "Iya anjir, rambutnya item terus mata si cowoknya sipit gitu."
"Lu sempet foto mereka berdua gak?"
Oikawa menggeleng, "Kaga."
"Tolol.... Terus gimana cara gua bisa putus ama dia kalo lu aja kaga moto dia ama tuh cowok?!"
Oikawa mengangkat bahunya tak peduli, "Gak tau dan gak peduli." Oikawa menatap Bokuto yang hanya memperhatikan perdebatannya dengan Kuroo.
"Apa liat-liat?!" Tanya Oikawa kepada Bokuto dengan ngegas.
Bokuto menggeleng, "Kaga, gak usah geer."
"Gua cuman mikir,"
Kuroo berbinar, "Wih, salut gua Bok lu bisa mikir."
"Iya sih bener, momen langka." Timpal Oikawa.
"Dengerin dulu kek anjir," Kesal Bokuto.
"Ya ya ya, jadi lu mikir apa?"
Bokuto menggosokan telapak tangannya satu sama lain, "Eji baik banget sama gua,"
"Kalo gua nolak dia, jatohnya malah gak sopan."
"Terus lu mau nerima dia?" Tanya Kuroo.
Bokuto menggelengkan kepalanya, "Gak tau, 50 50."
KAMU SEDANG MEMBACA
PT. Mencari cinta sejati [✓]
RandomOrang kalo udah jatuh cinta itu kalo gak bucin ya bulol.