"Dzaky !!! Belica !! Ayo bangun !!"
Boyzian membangunkan kedua pasangannya itu dengan nada terburu-buru dan tampak panik, Belica mengucek matanya, sementara Dzaky berusaha membuka matanya menatap ke arah Boyzian yang tampak panik. Dzaky sedikit bingung menangkap Boyzian tidak menggunakan pakaian tidurnya, lelaki itu sudah berganti pakaian. Dan entah kenapa tatapan Boyzian begitu penuh ketakutan.
"Kenapa sih, Boy ?? Ini jam berapa ??" Dzaky yang belum mengumpulkan nyawanya, masih belum menyadari suasana yang mencekam yang di rasakan oleh Boyzian, bersabarlah Boyzian. Kekasih lelaki mu itu baru bangun tidur.
"Jam 2 pagi, ayo bangun terus siap-siap." Ujar Boyzian dengan sedikit tidak sabar.
Belica pun membuka mata memandangi Boyzian dengan tatapan masih mengantuk dan penasaran dengan reaksi Boyzian yang jarang sekali dia lihat, kali ini Boyzian begitu panik tapi lelaki itu tidak berteriak histeris seperti seorang di tengah gempa, lelaki itu hanya berbicara tidak sabar disana.
"Memang kenapa Boy ??" Ujar Belica kali ini, Boyzian terdiam sejenak.
"Sean mau menyerang ke rumah ini." Ujar Boyzian dengan tatapan aneh yang jarang sekali di lihat Belica, tatapan penuh horor seakan menggambarkan akan ada sesuatu terjadi disana.
"What ?!" Dzaky dan Belica langsung membuka matanya, Sean akan menyerang rumah ini ?? Yang benar saja, di jam 2 pagi ?! Apa Sean tidak memiliki waktu luang, sehingga menyerang pada saat pagi buta seperti ini ?? Kenapa gak sekalian jam 3 pagi biar kaya di Indonesia penculikan... Ah sudahlah lupakan saja.
"Kamu udah bilang anak buah mu ?!" Ujar Dzaky bangkit dari tempat tidurnya, mendekati Boyzian yang membuka lemari berisikan senjata miliknya. Boyzian meraih beberapa senjata dan memasukkan peluru ke dalamnya.
"Udah, kamu sama Belica nanti keluar lewat pintu belakang, disana ada mobil, kalian bisa pakai mobil. Dzaky, bawa Belica pergi agak jauh dari sini, Sean juga ngincer Belica." Ujar Boyzian menjelaskan.
Dzaky mengangguk, dia segera mempersiapkan semua persenjataan dan menaruhnya dalam kantong celana jeans dan jaketnya. Sementara Belica langsung membuka matanya, berganti pakaian dengan cepat dan mencuci mukanya.
Setelah ketiga orang itu sudah bersiap, mereka keluar dari kamar. Di sana sudah terdapat banyak anak buah Boyzian berjaga, dan ada beberapa berjaga di luar. Belica melihat begitu banyak persiapan dari Boyzian, mungkin ini akan menjadi penyerangan besar.
"Dzaky, kamu lindungi Belica ya. Ini kunci mobilnya." Boyzian menyerahkan kunci mobil kepada Dzaky, membuat lelaki itu mengangguk menerima kunci mobil itu.
"Boyzian juga ikut kan ??" Tanya Belica, saat Boyzian terus menyuruhnya untuk pergi dengan Dzaky, kenapa Boyzian justru menyuruh Dzaky yang menjaga Belica ?? Kenapa tidak mereka berdua ??
Boyzian menggeleng dengan cepat, "Kamu sama Dzaky ya, aku disini aja. Biar aku aja yang ketangkep sama Sean."
"Maksud kamu ?! Kamu ikut kan, jaga Belica ?!" Ujar Dzaky menatap tajam dan mengimindasi Boyzian, sementara yang di tatap hanya bisa menghela nafasnya berat.
"Sean mengincar aku dan Belica, jika dia gak dapat salah satu dari kami. Dia terus melancarkan teror, dan Belica hamil. Kamu mau Belica hidup nya penuh teror dan terancam kaya gini, aku gak tega. Mending aku aja yang disiksa sampai mati, daripada Belica." Ujar Boyzian tersenyum miris.
"Boyzian, jangan bilang gitu." Ujar Belica semakin takut, apa maksud perkataan dari Boyzian. Apa maksud perkataan nya di siksa sampai mati ?? Lalu bagaimana Belica nanti ?? Bagaimana anak-anak mereka nanti ??
Tapi lelaki itu hanya tersenyum ke arah Belica, memegang tangan perempuan itu dan menatap dengan tatapan memohon.
"Janji sama aku, jaga anak dalam kandungan kamu ya. Prioritaskan anak ini daripada aku, dia lebih utama. Kamu masih ada Dzaky, dia yang bakal jaga kamu, kalau aku gak ada.."
"Tapi-"
Cup.
Boyzian mencium bibir Belica sebelum wanita itu sempat berbicara, membuat wanita itu sedikit merasa tegang, suasana itu memang menegangkan seakan ciuman itu menjadi ciuman terakhir mereka bertemu. Tidak mungkin, mereka pasti akan bertemu, benarkan ??
"Tuan Boyzian, mereka sudah ada di depan gerbang."
Ucapan anak buah Boyzian, membuat ciuman terlepas. Boyzian menoleh ke arah Razh yang merupakan sopir sekaligus anak buah Boyzian. Lelaki itu mengangguk, menanggapi ucapan Razh.
"Sekarang kalian cepet pergi dari sini, sebelum Sean mengetahui kalian." Ujar Boyzian menyuruh keduanya untuk segera keluar.
Dengan berat hati, Dzaky dan Belica keluar dari sana. Ada perasaan enggan meninggalkan Boyzian di rumah itu sendirian. Tapi ucapan Boyzian benar, Dzaky dan Boyzian tidak mungkin bisa melindungi Belica terlalu lama, apalagi Sean memiliki anak buah lebih banyak daripada Boyzian, sudah jelas dalam pertarungan nanti Boyzian akan kalah.
Dzaky kemudian menggandeng Belica ke arah bagian garasi Boyzian, mengambil mobil yang di maksud oleh lelaki itu. Mobil berwarna hijau, dan merupakan mobil sport yang di lengkapi senjata lengkap di dalamnya. Boyzian sengaja memilih mobil itu, agar Dzaky bisa melindungi Belica lebih kuat dengan senjata yang ada di dalam sana. Setelah masuk ke dalam mobil, Belica terpukau sejenak, terdapat banyak tombol yang ada di dalamnya.
Dzaky menekan salah satu tombol dan itu membuka pintu belakang yang merupakan jalan keluar tersembunyi yang Boyzian sengaja buat jika dalam kondisi berbahaya seperti ini.
"Pegangan dengan erat, aku akan menggunakan kecepatan tertinggi." Ujar Dzaky. Belica mengangguk dan segera memasang sabuk pengaman.
Segera Dzaky menekan pedal gas, dan membuat mobil melaju dengan sangat cepat sebelum anak buah Sean mengetahui mereka. Belica bisa merasakan kecepatan yang begitu kuat, bahkan seakan roh nya akan keluar dari tubuh, lebay tapi kenyataan memang. Mobil sport yang sudah di modifikasi dengan sekian rupa oleh Boyzian, mengingat dia adalah mafia yang di incar ribuan musuh, jadi kecepatan dan beberapa senjata menjadi bekal utama di dalam mobil itu.
Disisi lain, Boyzian bertarung dengan sangat handal. Sudah hampir 10 orang anak buah Sean jatuh di tangannya. Mata cokelat hazel itu mencari kemana pimpinan mereka, hingga matanya menangkap Sean ada disana, di tengah kerumunan yang begitu rusuh, seakan Sean juga sedang mencari dimana Boyzian. Tanpa berfikir panjang, dengan cepat Boyzian hendak menyerang Sean, tapi lelaki itu lupa Sean jauh lebih handal bertarung.
Dengan cepat Sean menghindari serangan Boyzian dengan sangat lincah dan gesit, bahkan Sean sempat memberikan satu tendangan manis di bagian perut nya, tapi itu tidak membuat Boyzian lengah, dia menatap tajam ke arah Sean.
"Bajingan, aku sudah memperingatkan mu untuk tidak menyakiti Belica ?!" Ujar Boyzian menatap bengis ke arah Sean, seakan tendangan lelaki itu tidak berefek apapun pada tubuhnya, meskipun sebenarnya Boyzian merasakan sedikit sakit di bagian perut nya.
Ugh, sial, Boyzian tahu dia pasti akan kalah. Mengingat Sean itu lebih besar, lebih kuat, dan lebih lama mendalami ilmu bela diri daripada Boyzian, tapi Boyzian tidak semudah itu menyerahkan diri. Dimana harga dirinya ?! Setidaknya dia harus bertarung atau mungkin kalah dalam pertarungan baru dia menyerahkan diri secara paksa.
"Dan bukankah aku sudah memberikan pilihan antara kau dan Belica ?? Apakah kau ingin menyerahkan diri mu sendiri kepadaku, Boy~ sayang ??" Ujar Sean dengan licik, dia tahu Boyzian sebenarnya merasakan sakit, tapi dia menahannya. Tatapan bengis Boyzian kepadanya justru membuat lelaki mafia itu semakin cantik di mata Sean.
"Bajingan !" Umpat Boyzian.
💜💙💚💙💜
Hayoo yang baca sambil geregetan siapa nih, yang baca sambil bayangin suasana siapa 😏😏
Atau malah udah terbiasa baca cerita action jadi ya, kaya bodoh amat kak udah biasa 😅😅
Kalau tertangkap, ntar Boyzian diapain ya 🤔🤔
Udah itu aja dari Authornya, salam buat kalian semua 😘
![](https://img.wattpad.com/cover/239566178-288-k24892.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Our !!!
Romansa[Tamat / ending] 21 ++++ warning : • little gay (ada sisipan cerita gay) • mature adult (adegan dewasa laki dan perempuan) • threesome (cowok - cewek - cowok) • action Dua pasangan lelaki yang kejam dan sadis. Boyzian, model ternama Amerika Serikat...