92. Kritis (sad ending ??)

678 55 72
                                    

Para perawat berjalan ke ruangan VIP 7, semua perawat dan beberapa dokter ada yang mondar-mandir masuk dan keluar mengambil beberapa alat bantu, karena kondisi Boyzian semakin kritis, bahkan Boyzian hampir kehilangan detak jantung nya.

Dzaky, Belica dan Katherine yang memang berjaga di ruangan Boyzian hanya bisa terdiam, berdoa dalam hati saat perawat mengatakan kondisi Boyzian begitu kritis saat ini. Bahkan dengan sangat terpaksa ketiganya harus menunggu di luar, luar ruangan, yang memang tidak ada kursi disana, tapi karena para perawat terlihat panik, maka mereka memilih menunggu di luar.

"Cepat, panggil dokter !! Pasien kehilangan detak jantung !!"

Seorang perawat berlari keluar mencari dokter secepat mungkin, sementara Dzaky, Belica dan Katherine yang mendengar hanya terdiam mendengar perkataan mereka. Kehilangan detak jantung ?? Kondisi Boyzian semakin kritis ??

Tidak lama, Saint, Jack, dan Marchel datang dengan ekspresi begitu khawatir mendengar kondisi buruk dari Boyzian.

"Apa yang terjadi ??" Tanya Saint.

"Boyzian... Saat tengah malam, detak jantung nya semakin lemah.." ujar Katherine tidak bisa menjelaskan semakin banyak.

Jack lalu menarik salah satu perawat yang berjalan untuk menjelaskan kepadanya kondisi Boyzian saat ini.

"Bagaimana kondisinya ??"

"Maaf tuan, sebenarnya detak jantung pasien begitu lemah, bahkan hampir mendekati garis lurus. Jika tidak segera di tangani maka pasien akan kehilangan nyawanya." Ujar sang perawat.

"Baiklah kalau begitu, aku mohon selamatkan nyawanya."

"Baik tuan, kami akan berusaha semaksimal mungkin." Lalu perawat itu berlalu dari sana.

Semua yang ada disana tampak sangat down dengan kondisi kesehatan Boyzian yang kini justru kian memburuk. Bahkan mendekati kematian. Belica terutama, dia menahan diri, menundukkan kepalanya. Hatinya begitu gelisah dan sangat khawatir saat ini.

Dia memegang perutnya yang hamil sekitar 4 bulan, belum besar memang tapi sudah cukup terlihat di perutnya. Belica merasakan sakit begitu kuat pada perutnya, dia memegang tangan Dzaky meremasnya dengan kuat.

"Akhh !! Dza..Dzaky... Perutku... Sakit sekali..."

"Be... Belica... Ada apa ??" Katherine menghampiri Belica dengan panik, Belica memegang perutnya dan menangis merasakan perutnya semakin sakit dan menyiksa.

Seketika tubuh Belica melemah, pandangannya menggelap disana, dan tubuhnya kemudian ambruk di pelukan Dzaky.

"Belica... Bertahanlah.." samar-samar suara dari Dzaky terdengar pelan di telinga Belica tapi setelah itu, semuanya semakin gelap dan hitam.

~ ~ ~

Setiap detik semakin terasa kacau, Boyzian yang masih belum jelas kondisinya, dan sekarang Belica yang kini sedang di rawat di ruangan yang lain. Dzaky terdiam, rasanya hari ini benar-benar hari terburuk baginya, kedua orang yang dia cintai sedang dalam kondisi kritis yang entah bagaimana kondisinya.

Belica yang sedang mengandung anak, dan Boyzian yang koma hampir kehilangan detak jantung, membuat Dzaky semakin terpuruk. Bahkan perawat yang mondar-mandir kesana-kemari seakan tidak terlihat bagi Dzaky saat ini.

"Dzaky... Jangan sedih, yakin mereka berdua akan baik-baik saja." Ujar Katherine memberikan semangat, yang sepertinya tidak berguna bagi Dzaky, karena pikirannya sangat kalut.

"Huft... Aku ingin jalan-jalan, pikiran ku bisa gila jika terus disini." Ujar Dzaky berfikir akan keluar sejenak, untuk menenangkan pikirannya. Melihat perawat yang menampilkan raut wajah panik, membuat perasaan Dzaky semakin sedih dan down.

Lelaki itu berfikir ingin berjalan-jalan di taman di sekitar rumah sakit. Setelah berpamitan dengan yang ada disana, Dzaky bahkan tidak menyadari jika Jack sudah tidak ada di dalam sana. Dzaky terlalu pusing dengan pikirannya sendiri hingga berjalan keluar dari rumah sakit. Tidak menyadari tatapan orang lain di lift, dan di bagian depan.

Pikirannya hanya satu, yaitu berharap kedua orang yang dia cintai sembuh dan bisa hidup bahagia lagi bersama seperti kemarin. Hingga kakinya sudah berada di taman, Dzaky terkejut melihat Jack duduk tidak jauh dari tempat Dzaky berdiri. Jack sepertinya fokus pada pikirannya sehingga tidak menyadari Dzaky yang berdiri tidak jauh dari sana.

Jack terkesan tenang, tapi sebenarnya matanya menampilkan raut penuh kegelisahan dan ketakutan disana, dia terdiam dan mengamati foto dimana Boyzian dan Jack dulu, saat keduanya masih memiliki hubungan gelap sebagai kekasih.

Perlahan ucapan Jack membuat Dzaky terkejut bukan main.

"Aku sudah bilang padamu, Boy. Aku memang mengijinkan mu untuk pergi meninggalkan ku demi orang lain. Tapi aku tidak pernah mengijinkan mu untuk pergi meninggalkan ku dari dunia ini. Bukankah kau berjanji padaku, akan selalu hidup bahagia ?? Kenapa kau mengingkarinya Boy, kenapa ??" Lirih Jack dengan air mata yang tidak terasa keluar dari mata biru indah itu.

Seketika ucapan Belica yang menginginkan Boyzian untuk melupakan Jack, jika dia dan Belica bisa mencintai lebih dalam dari Jack. Tapi kini Dzaky bertanya dalam hatinya, apakah dia bisa mencintai Boyzian lebih dari Jack mencintai Boyzian ?? Apakah Dzaky mampu menyayangi Boyzian lebih dari yang Jack lakukan ??

"Hidup memang tidak adil, bukan ??"

Ucapan Dzaky membuat Jack terkejut, dia menoleh menatap Dzaky yang berdiri di dekatnya. Sepertinya Jack baru menyadari kehadiran Dzaky disana. Sementara Dzaky melangkah mendekati Jack, dan duduk di sebelahnya. Karena kursi taman cukup panjang, jadi jarak mereka berdua duduk juga tidak terlalu dekat.

"Kau yang menyayangi Boyzian sebegitu dalamnya, menjaganya dengan sepenuh hati,  memperbaikinya, tapi Boyzian justru memilih lelaki pecundang seperti ku. Aku berselingkuh darinya, aku tidak becus menjaganya hingga dia di culik, dan kritis seperti ini. Aku bahkan tidak becus untuk menjaga Belica."

Memperbaiki yang dimaksud oleh Dzaky adalah, Boyzian bisa melepaskan diri dari obat penenang saat bersama dengan Jack, dan artinya Boyzian begitu bahagia bersama dengan Jack saat itu. Tapi Boyzian justru memilih untuk melepaskan Jack, dan kembali bersama Dzaky.

"Boyzian benar, keputusan terbodoh nya adalah melepaskan mu, demi aku. Aku tidak tahu, apakah aku begitu pantas untuk Boyzian atau tidak. Tapi Boyzian sampai sekarang belum bisa melupakan mu, kau benar-benar kenangan terindah untuknya bukan. Apakah aku seburuk itu..." Dzaky menundukkan kepalanya, tampak stress dengan keadaan yang ada.

"Kau tidak seburuk itu..." Ujar Jack perlahan membuat Dzaky mengangkat kepalanya menatap ke arah Jack, yang akhirnya membuka suara.

"Benarkah ??"

"Yeah, di bandingkan dengan Sean, kau tidak seburuk itu." Lanjut Jack.

💙💚💜💚💙

Jack, tawuran yuk 🙂🙂 masa iya Dzaky di bandingin sama Sean, astagaa itu cowok... Untung ganteng...

Btw Sad ending atau happy ending nih ??? 🙂🙂

Cuma tanya elah, ntar siapa tahu aja ada yang pengen sad ending aja, udahlah kak sad ending aja Boyzian di buat mati aja deh. Atau Belica aja buat mati, atau sekalian aja mereka bertiga mati 🙂

Cuma tanya doang kok.

Okee sekian dan terima kasih.

She is Our !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang