Part 9

26.7K 2.4K 169
                                    


Lesi menepuk punggung Azzura sangat lembut, beberapa kali gadis itu juga mengusapnya pelan untuk memberikan keterangan kepada majikannya. Azzura semakin mengeratkan pelukannya pada Lesi saat teringat ucapan menyakitkan dari teman Melati. Haruskan dia meminta Gavril menikah lagi? Bukankah hal yang masih wajar belum memiliki keturunan di usia pernikahannya yang tergolong dini. Karena menurutnya kesuburkan setiap orang itu berbeda. 

Jika ada yang bisa cepat dapat momongan, pasti ada juga yang lama. Itu semua sudah menjadi hak mutlak dari yang di atas. Dan manusia yang hanya bisa berusaha dan berdo'a lalu menyerahkan semuanya pada Tuhan yang sudah mengatur segalanya.

"Sakit banget, Les." Gumam Azzura pelan dengan kepala bersandar di atas pundak Lesi. 

"Saya tahu pasti sakit, Non. Saya saja ikut sakit hati. Tapi kalau di pikir lagi mau kita melakukan kebaikan maupun keburukan orang lain hanya bisa mengomentari. Tanpa tahu hal yang kita lalui,  tanpa tahu usaha kita."

Azzura mengangguk membenarkan ucapan Lesi, perempuan muda Yang masih setia menangis tersebut kini sudah melepaskan pelukannya pada tubuh Lesi. Dia lebih memilih duduk di bangku taman sembari menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong.

"Mungkin Non Zura merasa hidup tak adil, merasa Tuhan pilih kasih, kenapa selalu Non Zura yang mendapatkan cobaan seperti ini. Kalau Non mau berprasangka baik pada Tuhan dan mikir Tuhan sangat menyayangi Non Zura makanya Tuhan memilih Non daripada orang lain, Tuhan tahu Non bisa."

"Dulu, saat aku masih anak-anak. Aku mengira Tuhan sangat menyayangiku, memberikan orang tua yang kaya raya, memiliki tiga kakak lelaki yang selalu menyayangi dan memprioritaskan aku, apapun yang aku mau pasti aku bisa mendapatkannya dengan mengandalkan air mata sebagai cara membujuk orang di sekitarku ... "

Azzura menjeda ucapannya saat dia merasakan sakit yang luar biasa di dalam hatinya. Merasakan sesak yang pernah dia rasakan sebelumnya kini Azzura merasakannya lagi. Sedangkan Lesi yang ikut duduk di samping Azzura memegang kedua tangan majikannya yang nampak bergetar dan terasa sangat dingin.

"Tapi, setelah aku menginjak remaja masalah datang tanpa henti, Papa kecelakaan dan itu awal Mama sibuk dengan dunianya sendiri, saat Papa belum sembuh betul beliau berkata ingin menikah lagi dengan perempuan yang Mama kira adalah temannya ternyata itu selingkuhannya Papa. Aku hidup dengan mental sudah hancur sejak SMP, melihat bagaimana Papa sering pulang dengan istri keduanya, melihat Mama menangis di sepertiga malam dengan do'a yang selalu sama ingin bahagia seperti dulu lagi. Dan aku menyaksikan itu semua. Aku melihat bagaimana sakitnya di tinggal menikah lagi, dan aku tak mau hal itu terjadi pada hidupku, Les. Aku tak mau punya takdir seperti Mama. Aku ingin menjadi satu-satunya wanita Mas Gavril, aku ingin menjadi satu-satunya perempuan yang dicintai Mas Gavril."

"Kenapa Tuhan sangat yakin dengan pundak serta rasa sabarku? "

"Karena Tuhan tahu mana manusia titisan bidadari dan bukan. Mamanya Non Zura adalah bidadari di kehidupan yang nyata, dan Zura mewarisi jiwa bidadari itu."

Azzura terkekeh pelan dan menggeleng, lumayan membuatnya bisa merasa sedikit bahagia walaupun yang menggombalinya adalah Lesi. Dia juga bersyukur memiliki asisten rumah tangga sebaik Lesi, apalagi jarak usia mereka yang berdekatan membuat mereka mengerti satu sama lain.

"Saya dulu juga mikir kehidupan ini tak adil, Non. Di saat semua teman sebaya saya sekolah bawa hp, bisa naik motor, nongkrong di cafe. Saya sibuk bekerja demi membantu orang tua, saat saya mau jajan saya pasti ingat Ibu terus gak jadi beli jajan. Uang jajan sekolah saya bawa pulang lagi buat beli lauk besok. Saya lebih memilih membawa bekal dari rumah untuk mengisi perut saya setiap hari, awalnya saya malu karena banyak yang menghina, di bilang udah gak zamannya, penjual makanan banyak kok bawa bekal. Ada yang bilang orang tuanya gak mampu, cuma cari barang bekas dan komentar buruk lainnya tentang saya dan bapak ibuk."

Hallo, Mas Suami. (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang