Part 71

26.2K 2.5K 358
                                    


Tawa nyaring dari arah dalam rumah menuju ke teras membuat lelaki yang sedang mengobrol dengan pengawalnya menoleh seketika. Dia melihat anak keduanya berlari dengan tangan memegang sebuah benda, melihat ada ayahnya di depan langkah kaki Devnath semakin cepat. Kaki kecilnya berlari begitu menggemaskan di mata Gavril dan pengawalnya. Devnath sekarang sudah berusia satu Tahun lebih, hampir masuk ke ulang Tahun kedua beberapa bulan lagi. Entah kenapa terasa sangat cepat dan Devnath kini sudah bisa bicara sedikit lebih lancar dari sebelumnya.

"Gak usah lari," tegur Gavril pelan, Devnath mengulurkan kedua tangannya minta di gendong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak usah lari," tegur Gavril pelan, Devnath mengulurkan kedua tangannya minta di gendong. Dengan cepat Gavril mengangkat anaknya dan menggendongnya, sebelah tangannya yang masih memegang rokok dia buang begitu saja. Dia mengangkat Devnath menggunakan sebelah tangan.

"Ini apa?"

"Yol,"

"Rol apa?" Tanya Gavril lagi, Devnath mengerutkan dahinya pelan berusaha mengingat lanjutan kata yang disebutkan mommynya tadi. Gavril menunggu Devnath menjawab dengan senyum tertahan, dia memang sengaja membiarkan anaknya berpikir dan mengingat sesuatu hal yang sepele kelihatannya.

"Yol abut,"

"Punya siapa? Kok dibuat mainan?"

"Omi, ev injem abut ev au di yol."

"Rambut Dev masih pendek, gak bisa pakai rol." Jelas Gavril sembari berusaha merebut rol rambut milik istrinya. Jangan sampai Devnath memasukkan kedalam mulut seperti mainan lainnya. Padahal Gavril sudah mewanti-wanti anak itu agar dibuat mainan saja tak usah ingin tahu rasanya, pernah suatu hari.

"Gak boleh di masukkan mulut loh, ya." Tegur Gavril sembari menaruh mainan berbentuk buah-buahan. Devnath mengangguk, tatapan matanya masih mengarah pada mainan barunya.

"Daddy mandi, nanti kalau mau minum susu panggil Mommy sama Kakak di dapur." Devnath lagi-lagi mengangguk, memang Melisya berada di dapur membantu Azzura yang sedang membuat kue.

"Icang, anggun, eyuk, iyon, angka. Ev au iyon," ujar Devnath sembari mengambil buah melon yang terbuat dari karet di depannya.

"Iyon ecal, otong uyu."  Devnath berdiri dari duduknya dan membawa mainan berbentuk melok ke arah ruang tamu. Bukannya berjalan menuju dapur, bocah itu justru berjalan keluar rumah. Entah Gavril yang lupa atau sengaja, pintu utama kediamannya tak ditutup. Padahal biasanya kalau Azzura sedang sibuk dan dia tak menjaga Devnath. Pintunya pasti ditutup.

Langkah kaki mungil nan gembul Devnath melangkah melewati pintu rumah. Dia melihat banyak orang didepan rumahnya dengan tawa riang, kedua tangan memegang mainan membuat pengawal yang tengah menunggu boss besarnya keluar menatap Devnath.

"Mau kemana, Devnath?" Tanya Rion sembari mengangkat Devnath saat bocah itu sampai di anak tangga paling atas.

"Otong iyon,"

Hallo, Mas Suami. (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang