Part 67

19.7K 2.4K 290
                                    

Azzura berdiri dengan tatapan mata sangat tajam, deru napas tak beraturan serta tangan mengepal sangat kuat membuat Gavril tersenyum miring. Dia berjalan mundur beberapa langkah dan menyandarkan tubuhnya pada tembok gudang. Melihat punggung mungil istrinya yang naik turun menarik napas sangat panjang menjadi pemandangan Gavril dan yang lain. Termasuk Ervi. Lelaki itu hanya bisa menunduk melihat mantan istrinya dan anak yang dia kira anak kandung ternyata bukan. Mereka menipu Ervi dengan sangat baik, menutupi semuanya selama puluhan Tahun dan menutup mata Ervi. Membuatnya buta akan kebenaran dan sebuah fakta yang cukup mengejutkan.

Air matanya mulai mengalir, tangannya terkepal semakin kuat. Perlahan Ervi mendongak saat mendengar isak tangis Azzura semakin kencang. Hatinya merasakan sakit saat mendengar tangisan anaknya, mengingat semua kesalahan yang sudah dia perbuat dulu. Meningalkan anak istrinya demi istri yang lain dan ternyata berakhir dia ditipu oleh orang yang sangat dia perjuangkan dulu.

Gavril masih setia dengan posisinya, berdiri bersandar pada dinding, tangan kanan masuk kedalam saku celana bagian depan sedangkan tangan kiri memegang rokok. Sesekali Gavril memutar rokoknya untuk menjatuhkan baranya. Tatapan matanya juga masih fokus pada punggung mungil istrinya. Gavril dengan setia menunggu Azzura mengeluarkan semua beban dihatinya, namun istrinya masih diam seribu bahasa sejak tadi. Hanya air mata dan isak tangis yang terdengar cukup kencang. Tapi, saat istrinya berbicara dan sampai ada kata-kata dari Rama maupun Novi menurut Gavril menyinggung Azzura, baru dia akan maju. Atau kalau tidak intonasi dalam berucap dua orang itu cukup tinggi baru membuat Gavril beranjak dari tempatnya.

Sedangkan Novi melirik takut-takut pada Gavril. Dia tak pernah mengira Gavril bukan orang yang bisa dianggap remeh. Melihat saat ini anak buah lelaki itu memenuhi gudang hanya untuk menjaga dua orang yang sudah menghancurkan rumah tangga orang tua istrinya, membunuh kakak Azzura dan juga percobaan pemerkosaan serta pembunuhan anak kecil yaitu Devnath dan Melisya.

Merasakan ada yang menatapnya Gavril mengalihkan pandangan kearah Novi. Namun sangat cepat Novi mengalihkan tatapan matanya membuat Gavril tersenyum miring sembari menghisap rokoknya. Mata sedikit terpejam karena kepulan asap rokok, bibir tersenyum miring, tatapan tajam menatap Novi membuat nyali yang awalnya sangat besar kini menciut seketika.

"Lo berdua emang bukan manusia. Gak cukup kalian hancurin keluarga gue? Gak cukup, kah? Keparat lo semua!" Teriak Azzura sangat kencang dengan air mata terus mengalir. Dia berjalan cepat menuju Novi dan Rama. Namun secepat mungkin Gavril berlari menghampiri istrinya, melingkarkan tangannya diperut Azzura bagian depan.

"Tenang, Baby girl." Bisik Gavril sangat lembut.

"Dia bunuh Kakakku, Mas. Dia penjahat. Dan kalian berdua harus mati ditangan gue, Bajingan!" Penekanan kata diakhir kalimatnya membuat Gavril mencium pelipis istrinya sangat lembut agar semakin tenang.

Azzura masih berusaha melepaskan kungkungan tangan suaminya. Dia berusaha keras lepas dari pegangan tangan Gavril namun gagal. Tenaga Gavril jauh lebih kuat, dan Azzura tahu akan hal itu. Cukup lama Azzura berontak, sampai dia berhenti dan beralih memeluk pinggang suaminya. Menumpahkan air matanya yang semakin menjadi didada Gavril.

"Lo berani cuma karena jadi istrinya Gavril, kan? Kalau lo gak nikah sama Gavril lo cuma jadi gelandangan tanpa bantuan kita!" Teriak Rama melihat bagaimana Azzura lemah dalam pelukan sang suami.

Dor ...

Tembakan tepat melewati sebelah pipi Rama membuat lelaki itu terkejut bukan main. Gavril sudah menatap tajam Rama, pistolnya kini mengarah pada kening Rama. Azzura yang ada di pelukannya juga ikut menatap Rama merasa tak terima dengan ucapan lelaki yang sudah merenggut nyawa ketiga Kakaknya.

Hallo, Mas Suami. (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang