Part 45

26.6K 2.5K 2.2K
                                    

20.30 ... Bayi lelaki dengan setelan baju tidur sudah sangat rapi merangkak kesana kemari mendekati ayah dan ibunya. Tangannya menarik tali boneka berbentuk sapi dari Vernandi beberapa waktu lalu. Boneka sapi yang sangat pas untuk ukuran tubuh Devnath kecil membuat bayi itu sangat senang. Setiap hari dia menarik talinya dan membawa sapinya berkeliling.

"Sapimu kebalik itu loh, Dek." Tegur Azzura melihat sapi Devnath terbalik namun bayi itu masih menariknya. Gavril yang tak banyak berkata tapi langsung bergerak membalikkan sapi mainan Devnath. Sapi berwarna coklat putih dengan roda kecil di kakinya memudahkan Devnath untuk menariknya.

Terlihat sangat lucu saat anaknya menarik boneka sapi memutari ruang keluarga. Setelah cukup lelah merangkak dia akan duduk dan menggerakkan talinya ke kanan dan kiri. Azzura yang bertugas memegang remot boneka anaknya sesekali menekan tombol untuk mengeraskan suaranya. Suara sapi lumayan kencang membuat Devnath tertawa bahagia.

"Nanti Daddy beliin sapi lagi, tapi yang beneran mau?"

Devnath hanya menatap ayahnya tanpa mengangguk ataupun menggeleng karena dia juga tak mengerti. Dia hanya memperhatikan bibir Gavril yang bergerak saat berbicara. Azzura menatap wajah bengong anaknya dengan mata berkedip sesekali dalam tempo cepat dengan kekehan pelan.

"Gak sekalian sama kandang penjualnya kamu beli, Mas?"

"Boleh sih kalau Devnath mau," Azzura menoleh dalam mode lambat dengan bibir menganga, dia menggeleng tak percaya saat ucapannya di iyakan sangat mudah oleh suaminya.

"Gila kamu," dengkus Azzura sebelum merebahkan tubuhnya dengan kepala berbantalan paha Gavril.

Melihat istrinya merebahkan tubuhnya dengan bantal kakinya, Gavril segera meluruskan kakinya. Punggungnya bersandar pada sofa dengan posisi kaki lurus serta istri ada diatas pahanya membuat Devnath yang berada tak jauh dari dirinya segera merangkak mendekati orang tuanya.

"Hayo mau ngapain, gak boleh gigit, gak boleh nyakar." Tegur Azzura saat Devnath merangkak dengan senyum lebar menghiasi bibirnya gigi atas yang baru tumbuh dua terlihat begitu mengerikan dimata Azzura.

Dia baru tahu kalau gigitan bayi seperti Devnath juga meninggalkan rasa sakit yang benar-benar sakit. Dulu, saat dia belum tumbuh gigi menghisap lengan ataupun pipi Azzura rasanya hanya geli. Tapi kalau sekarang? Jangan ditanya, rasanya Azzura ingin menampar langsung kalau itu orang dewasa.

"Perilaku Mommy dibawa semua, ya? Sukanya gigit sama nyakar." Kekeh Gavril pelan, tangannya masih mengusap kepala Azzura sangat lembut. Istrinya hanya mendengkus kesal sebelum membalikkan tubuhnya dengan kepala menghadap perut Gavril.

"Kepala kamu nindih, Baby. Kalau ada yang bangun kamu siap nidurin lagi?" Goda Gavril berbisik, telinga Azzura memang merasakan sesuatu dalam diri Gavril tengah bangun.

Namun dengan bodoamat Azzura masih memejamkan kedua matanya, tangannya memeluk pinggang Gavril. Sampai, pinggang Azzura merasakan ada tangan mungil yang memegangi pinggangnya. Dan juga tetesan air liur mengenai kulitnya membuat Azzura berdecak kesal. Sudah pasti itu anaknya.

Memang Devnath tipe bayi yang sangat cemburuan, setiap dia bermesraan dengan suaminya Devnath akan berteriak ataupun merangkak sangat cepat dan memukul Daddy ataupun Mommynya. Entah kenapa sifat manja dan tak mau kalah dari orang lain milik Azzura sangat menurun pada Devnath. Muka boleh Gavril, tapi sifat semuanya Azzura.

"Panggil, Mommy gitu loh, Dek." Tegur Gavril saat Devnath hanya berusaha naik ketubuh Azzura yang sedang miring.

Tangan Gavril yang awalnya mengusap kepala Azzura kini beralih memegang punggung mungil Devnath agar anaknya tak terjatuh. Azzura masih kukuh memeluk pinggang Gavril tanpa menoleh ataupun bergerak karena gerakan tubuh anaknya.

Hallo, Mas Suami. (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang