Part 57

26.9K 2.8K 680
                                    

Suara ketukan ujung high heels dilorong perusahaan Armish group tak membuat lelaki yang sibuk mencari dokumen penting bossnya mendongak. Dia masih berjalan dengan tatapan mata fokus membolak-balikkan beberapa kertas ditangannya. Perempuan yang baru datang tersebut menatap Aldi dengan ekspresi wajah sangat datar.

"Bossmu mana, Al?"

"Di ruang meeting, tapi maaf gak boleh diganggu."

Azzura memicingkan matanya tajam saat mendengar kata tak boleh diganggu. Memangnya siapa yang datang menemui suaminya? Sebelumnya Gavril berkata kalau hari ini tak ada jadwal meeting penting, bahkan dia tak ada jadwal meeting apapun. Tapi bisa-bisanya diruang meeting dan tak bisa diganggu?

"Ada tamu? Siapa?" Tanya Azzura sangat tajam. Aldi menelan ludahnya susah payah, apakah dia harus jujur atau berbohong?

"Kelamaan," dengkus Azzura sebelum berjalan menuju lantai dua puluh lima yang biasa ditempati suaminya meeting. Lantai dua puluh lima memang dikhususkan untuk ruang meeting, ada beberapa bagian ruang meeting dari berbagai devisi. Dan ada satu ruangan yang hanya boleh dipakai sang atasan yaitu Gavril, tak ada karyawan yang boleh meeting diruangan tersebut kecuali meetingnya bersama Gavril.

Azzura berjalan kembali menuju lift dengan beban bayi gembul digendongannya. Sejak keluar dari gerbang rumah Devnath sudah tidur dipangkuan ibunya. Habis makan, merebut buah pisang dari kakaknya dan minum susu habis satu botol Devnath langsung tepar sembari meminum ASI walaupun tak terhitung minum karena Devnath hanya mengulumnya tak menghisap.

Saat sudah sampai lantai yang dia tuju, Azzura berjalan dengan wajah sangat datar. Aura pembunuhan terasa sangat kuat membuat beberapa karyawan yang keluar dari ruang meeting mereka menunduk melihat istri bossnya. Setelah melahirkan, baru kali ini mereka melihat Azzura lagi. Jadi mereka juga merasa ngeri saat melihat Azzura dengan tatapan mata tajam serta bibir satu garis lurus, berbeda dari biasanya yang selalu tersenyum ramah dan terkadang juga menyapa kalau moodnya sedang baik.

"Mas!" Teriak Azzura sembari membuka pintu ruang meeting dengan kasar.

Gavril yang sedang menatap beberapa dokumen didepannya dengan posisi badan bersandar pada kursi putar menjatuhkan dokumennya mendadak lantaran terkejut. Dia menoleh dan melihat aura permusuhan yang sangat kuat dari istrinya, Gavril segera tersenyum dan memundurkan kursinya sebelum menghampiri istrinya.

"Kok gak bilang kalau udah sampai? Tahu gitu Mas jemput." Ujar Gavril sembari mengusap pipi Azzura sangat lembut. Azzura hanya berdecih pelan.

"Sini biar sama Mas, kamu duduk dulu." Gavril menggantikan posisi Azzura menggendong Devnath. Walaupu berpindah tempat tidur, Devnath sama sekali tak terusik. Bayi itu masih tertidur sangat pulas.

Azzura melirik suaminya sejenak sebelum duduk dikursi yang awalnya ditempati Gavril. Menatap satu persatu wajah karyawan Gavril yang jumlahnya hanya enam orang, lima lelaki dan satu perempuan. Azzura berdeham pelan sembari menoleh menatap suaminya yang masih diam saja setelah menggendong Devnath.

"Ehem, perkenalkan, Sayang. Mereka kepala tim yang masuk ke Lavi, dan perempuan di depan kamu namanya Geby." Azzura menatap perempuam sangat cantik dan seksi didepannya. Tangannya terulur untuk bersalaman, dengan senang hati Geby menerima uluran tangan Azzura, istri boss besarnya.

"Geby, istrinya Gusta, Bu." Mata Azzura membelalak mendengar hal itu. Dia menatap Geby dan berkedip beberapa kali untuk memastikan apakah dia salah lihat atau tidak? Dia juga berusaha menggeleng untuk menghilangkan dengungan ditelinganya siapa tahu salah dengar.

"Gusta udah nikah?" Tanya Azzura syok.

"Didepanmu istrinya, Sayang." Sahut Gavril pelan. Dia berdiri disebelah kursi Azzura. Kedua tangannya menahan pantat Devnath sedangkan kedua tangan Devnath merangkul leher Daddynya.

Hallo, Mas Suami. (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang