Maaf kalau ada salah kata dan kata kurang jelas, mohon maaf. Seperti yang kalian tahu saya manusia bukan bidadari, jadi tak luput dari kesalahan dan dosa.
Happy reading.~~~
A
zzura membantu Gavril melepaskan sepatu, jaket, celana panjang dan juga kaos yang tadi dia pilihkan. Tatapan matanya masih sangat tajam dan dengkusan kesal, kemarahan Azzura semakin menjadi saat melihat Gavril kembali mabuk setelah sekian lama tak menyentuh minuman keras.
Gavril yang sudah sangat teler hanya bisa pasrah, bibirnya terus menggumamkan nama Azzura membuat istrinya tak tersentuh sama sekali. Rasa sakit dihatinya masih begitu terasa walaupun kini Gavril terlihat gila. Tangannya masih sibuk menarik tubuh suaminya agar tidur diatas ranjang dengan posisi yang paling baik agar setelah bangun tubuhnya tak sakit semua. Semarah apapun Azzura, dia tetap menyiapkan baju, membuatkan kopi dan merawat suaminya seperti sekarang.
"Halo, Kak?" Azzura berjalan keluar kamar sembari menerima telepon dari Widi.
"Aku belum buka, habis jemput Mas Gavril dari club. Emang apa sih?" Tanya Azzura heran, dia mulai masuk kamar anaknya untuk melihat kondisi Devnath.
Gerakan tangan yang hendak menepuk pantat Devnath terhenti mendengar ucapan Widi. Dia segera membuka chat dari Widi dan melihat rekaman yang dikirim gadis itu, terlihat anaknya menangis diatas gundukan tanah yang sudah ditumbuhi rumput namun dipotong sangat rapi dengan batu nisan bertuliskan Gravellinia Mahardini.
"Mama, Daddy kemarin marahin Meli. Meli gak tahu salah Meli apa, tapi Daddy marah banget. Vas bunga dikamar Meli sampai pecah, tangan Daddy juga luka. Tadi Meli denger Oma sama Opa habis marahin Daddy karena Daddy marahin Meli. Harusnya Meli gak kerumah Oma biar Oma sama Opa gak marahin Daddy."
"Meli salah, Meli mau minta maaf sama Daddy. Tapi Meli takut Daddy makin marah sama Meli. Mama, Meli mau pulang, Meli kangen Devnath, Meli kangen Mommy. Tapi Meli malu, Meli pergi sendiri harusnya pulang dijemput dulu."
Azzura memejamkan kedua matanya sejenak, hatinya sungguh bimbang untuk saat ini. Saat dia pergi menjemput Meli, bagaimana dengan Devnath? Kalau dia tetap dirumah bagaimana dengan Melisya? Otaknya terlalu lelah untuk berpikir, tubuhnya juga terasa lelah luar biasa.
"Dev sama Mbak dulu, ya."
~~~
Azzura telah sampai dikediaman Melati menyetir sendiri karena dia kabur dari pengawalnya. Tangan bergetar karena sudah lama tak mengemudi mobil ditambah itu dijalan raya langsung membuat tangannya berkeringat dingin, demi segera menjemput anaknya dan menjelaskan titik permasalahan Azzura jadi nekat.
Tok... Tok...
Gilbert yang baru saja mematikan televisinya setelah menonton sepak bola menghentikan gerakan tangannya yang hendak mengambil kopi dimeja. Dia bergegas keluar rumah untuk melihat siapa yang datang malam-malam seperti ini, kalau sampai itu anaknya. Pasti Gilbert akan menutup pintu rumahnya sangat kencang didepan wajah Gavril langsung.
"Zura?" Gilbert menatap menantunya dari atas sampai bawah dengan pandangan tak percaya.
"Kamu sama siapa?"
"Sendiri, boleh Zura masuk? Mau ketemu Meli." Sahut Azzura dengan bibir bergetar karena kedinginan. Berjalan dari depan gerbang rumah sampai pintu utama dengan kondisi hujan membuat tubuh Azzura terasa menggigil.
"Meli udah tidur, kamu ganti baju dulu. Sakit nanti." Gilbert merangkul pundak Azzura untuk masuk rumah. Sepertinya Azzura masih memiliki beberapa pakaian baru dirumahnya, beberapa waktu lalu saat Melati jalan-jalan. Dia membelikan beberapa baju untuk menantunya, berjaga-jaga saat menginap dan tak membawa baju jadi Azzura tak usah pusing-pusing lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Suami. (End)
عاطفيةKisah perjalanan rumah tangga Gavril Azzura yang tak pernah berjalan mulus. Dimana dendam masih membara, sakit hati belum sembuh betul, rasa cemburu dan merasa diduakan dengan orang yang sudah tiada, perjuangan Azzura untuk menutup telinga dari ucap...