Dua hari ini, hujan turun hampir dua puluh empat jam. Dan itu membuat Azzura harus berkali-kali mengulur kesabarannya karena tak bisa kemana-mana termasuk kerja. Dia masih ada beberapa kerjaan di cafe lain serta peresmian produk Ginervia Beauty untuk segera di perjual belikan secara online maupun offline. Sampai sebuah kilatan petir disusul guntur yang terdengar menggelegar membuat Devnath yang sedang minum susu membelalakkan matanya, dia segera membuang botol susunya yang masih setengah dan berlari menuju ibunya.Azzura menangkap tubuh anaknya saat kaki gembul anaknya tak berpijak dengan benar. Devnath memeluk tubuh Azzura sangat erat, walaupun dia tak menangis tapi tangan Devnath bergetar cukup hebat jantungnya juga berdetak sangat cepat. Azzura mendekap tubuh anaknya dan mencium kening Devnath lembut, berusaha menenangkan anaknya yang masih terkejut.
"Kakak tolong ambil susu adik, tumpah nanti." Ujar Azzura saat Melisya baru turun untuk makan, gadis cantik itu tersenyum manis dan mengangguk. Setelah mengambil botol dot adiknya dia berjalan mendekati ibunya dan menyerahkan botol itu agar adiknya bisa minum susu kembali.
"Makasih, Kakak." Melisya hanya mengangguk dan tersenyum lebar.
"Mom, tadi kan Meli belajar dirumah temen. Terus temen Meli punya Kakak cewek. Dia aneh banget, Mom." Azzura menoleh menatap anaknya yang kini sudah duduk disebelahnya.
"Aneh kenapa?"
"Dia ngomong opa-opa gitu, terus Meli tanya sama temen Meli kenapa sama Kakaknya. Katanya Kakaknya itu suka sama opa-opa ganteng. Aneh, kan?"
"Aneh dibagian mana? Mommy gak ngerti, Mel." Tanya Azzura yang masih bingung. Melisya menghela napas sangat panjang, dia memposisikan tubuhnya menghadap ibunya agar bisa leluasa bercerita.
"Katanya opa itu suaminya, padahal kakaknya masih pakai baju sekolah temennya juga pakai baju sekolah. Mereka selalu bilang opa-opa gitu. Mereka masih sekolah kok udah punya suami? Kan suami itu kayak Daddy, kan? Meli gak salah kan, Mom?"
"Enggak, terus?"
"Mommy gak merasa aneh? Mereka masih sekolah udah nikah kayak Mommy sama Daddy. Terus suaminya itu opa-opa, opa kan udah tua kenapa mereka nikan sama orang tua?"
"Mommy juga nikah sama orang yang lebih tua loh, Mel." Sahut Azzura cepat, karena nyatanya dia memang menikah dengan duda yang sudah dewasa dengan buntut satu yaitu Melisya.
"Tapi Daddy kan masih dipanggil Om, bukan Opa kayak Opa Gilbert gitu, Mommy. Mereka nikah sama kakek-kakek?"
Azzura ikut pusing sendiri mendengar penjelasan Melisya. Dia masih tak tahu dimana titik terang dari cerita tersebut. Azzura memang tahu kalau menikah saat SMA itu sangat sulit ditemukan dalam dunianya, kecuali itu dunia novel. Tapi cerita Melisya sangat menegaskan kalau kakak dari temannya memiliki suami dan dipanggil Opa.
"Terus Meli tanya suami kakaknya kemana katanya di Korea, mereka RDR kayak Mommy waktu itu ya?"
"LDR, Mel." Koreksi Azzura sebelum berpikir buntut cerita Melisya. Sampai, otaknya berpikir sangat cepat bahkan kini dia menatap anaknya dan mengedipkan matanya berkali-kali.
"Kakaknya temenmu bilang udah punya suami? Suaminya orang korea? Manggilnya Opa?" Melisya mengangguk sangat antusias membuat Azzura tertawa terpingkal-pingkal. Bahkan air mata Azzura sampai keluar walaupun sedikit, perutnya juga terasa keram karena tertawa berlebihan.
Melisya dan Devnath menatap ibunya yang masih tertawa dengan bingung. Apalagi Devnath yang tak mengerti kenapa ibunya tertawa sampai seperti itu, tapi tak sampai disitu. Kini Devnath ikut tertawa karena melihat wajah ibunya yang memerah. Mungkin menurut Devnath ibunya terlihat lucu jadi dia ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Suami. (End)
RomanceKisah perjalanan rumah tangga Gavril Azzura yang tak pernah berjalan mulus. Dimana dendam masih membara, sakit hati belum sembuh betul, rasa cemburu dan merasa diduakan dengan orang yang sudah tiada, perjuangan Azzura untuk menutup telinga dari ucap...