Kaki balita mungil memasuki loby perusahaan milik ayahnya. Tangan kanan bergandengan dengan ayahnya, sedangkan tangan kirinya memegang ubur-ubur kesayangan membuat para pekerja kantor yang juga baru datang merasa sangat gemas. Balita tersebut berjalan dengan bibir terus bergumam kata tak jelas. Entah apa yang dia omelkan pada ayahnya tapi wajahnya nampak tak suka sama sekali."Udah dong ngomelnya, gak capek apa?" Tanya Gavril pelan, dia berhenti berjalan ditengah loby untuk menunggu Lerga datang. Devnath ikut berhenti dan mendongak menatap Gavril.
"Ev au num cucu," (Dev mau minum susu) ujar Devnath menatap Gavril dengan mata berkedip sangat cepat. Gavril mengangguk, dia menarik tangan anaknya sangat pelan untuk duduk disofa ujung loby. Semua orang kini terfokus pada direktur utama mereka yang tengah mengasuh anak, terlihat sangat telaten dan penuh kasih sayang.
Gavril mendudukkan Devnath disofa terlebih dahulu, kalau membiarkan anaknya naik sendiri pasti belum bisa karena sofa di kantornya cukup tinggi. Devnath menunggu Gavril mengambil susu, dia menatap sepatunya sendiri yang terlihat sangat lucu bergambar marsupilami. Gavril mengambil susu anaknya dari dalam koper Devnath yang berisi susu, jajan dan mainan. Semua Azzura masukkan kedalam koper. Sebetulnya Azzura sudah menawarkan biar Devnath ikut dia saja, tapi Gavril menolak. Dia hari ini tak terlalu sibuk jadi bisa mengajak anaknya.
"Duduk diem aja kalau minum susu, jangan banyak gerak." Gavril memberikan botol susu anaknya. Devnath mengambilnya sangat cepat, tanpa disuruh Devnath merebahkan tubuhnya diatas sofa. Kedua tangannya memegang botol susu kakinya diangkat keatas paha Gavril membuat lelaki itu tersenyum tipis.
Sembari menunggu Devnath menghabiskan susunya Gavril mengambil ponselnya dari saku jas. Dia memberitahu istrinya terlebih dahulu kalau anaknya sudah minum susu pagi ini, dan Devnath rebahan disofa loby layaknya boss besar. Matanya menatap langit-langit loby yang sangat tinggi.
"Edy, atu Ev uang. Akinya akit." (Daddy, sepatu Dev buang. Kakinya sakit) Gavril menunduk menatap sepatu anaknya. Sepertinya Azzura baru beberapa waktu lalu membeli sepatu tersebut, tapi kenapa kata Devnath kakinya sudah terasa sakit.
"Mau dilepas? Pakai kaos kaki aja, ya. Dingin lantainya." Devnath menatap Gavril dan mengangguk sangat kuat sebelum kembali minum susu.
"Yang mana yang boss nih?" Tanya seorang lelaki yang baru datang dengan pakaian kerja masih sangat rapi. Gavril mendongak menatap sepupunya setelah melepaskan sepatu anaknya.
"Gak minta gak usah buru-buru," tegur Gavril saat Devnath menaikan dotnya semakin tiggi agar susunya turun semakin cepat. Dia masih panik saat Lerga berusaha merebut susunya beberapa waktu lalu, dia sungguh trauma dengan hal tersebut.
"Dev, Kakak Meli mana?" Tanya Lerga dengan senyum tertahan.
"Gue tampol mampus lo," dengkus Gavril kesal.
"Eyi ana? Edy, Eyi ana?" (Meli mana? Daddy, Meli mana?) Tanya Devnath saat teringat tadi berangkat Gavril berkata akan ikut Melisya.
Devnath sudah sangat sibuk sejak pagi melihat Melisya siap dengan seragam sekolah, sepatu baru serta tasnya sudah ada diatas sofa ruang keluarga. Devnath baru selesai mandi minta memakai sepatu dan baju putih seperti kakaknya. Dipakaikan kaos pendek dengan celana pendek juga tak mau. Dia menangis histeris ingin seperti Meli, berakhir Azzura mengalah dan memainkan baju seperti anak sekolah pada Devnath. Drama tak berhenti sampai disana, melihat Melisya naik mobil diantar pengawal Gavril menuju sekolah Devnath semakin bingung ingin ikut. Bahkan dia berlari mengikuti mobil kakaknya. Dan berakhirlah seperti sekarang, Devnath ditipu kalau Melisya ada dikantornya. Membawa Devnath ke kantor menemui Melisya berharap diperjalanan anaknya akan lupa. Memang benar Devnath sudah lupa tapi sekarang dia ingat lagi karena Lerga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Suami. (End)
RomanceKisah perjalanan rumah tangga Gavril Azzura yang tak pernah berjalan mulus. Dimana dendam masih membara, sakit hati belum sembuh betul, rasa cemburu dan merasa diduakan dengan orang yang sudah tiada, perjuangan Azzura untuk menutup telinga dari ucap...