Part 33

24.8K 2.2K 370
                                    


Azzura duduk berhadapan dengan Lesi untuk bermain ular tangga milik Melisya. Entah sudah berapa kali Azzura kalah dan Lesi selalu menang, selalu mendapatkan angka genap 6 dan 6 di dua dadu membuat Lesi berulang kali membaling dadu sesuai kesepakatan saat mendapat enam kembar akan melempar dadu lagi.

Untuk kesekian kalinya Azzura menguap menunggu gilirannya melempar dadu, namun tak kunjung datang. Untuk mengusir rasa malas dan mengantuk. Azzura memakan buah dan salad sayur yang sudah disiapkan asisten rumah tangganya.

"Les, shio kamu apa sih? Hoki mulu perasaan." Tanya Azzura yang sudah kesal.

"Gak tahu, saya gak pernah ngurus gituan, Non. Saya juga gak tahu zodiak saya apa. Katanya kalau zodiak ini sifatnya gini, pemikirannya gini saya gak percaya gituan akhirnya gak saya cari tahu."

"Emangnya kenapa? Biasanya banyak orang suka sama ramalan zodiak gitu loh."

"Em, menurut saya sih gak setiap zodiak ini sifatnya gini gitu. Kan setiap orang punya sifat dan sikap yang berbeda tergantung hal apa yang sudah dilalui sebelumnya, jadi kayak gak afdol gitu kalau di sama ratakan antar setiap zodiak punya sifat yang gitu." Jelas Lesi membuat Azzura mengangguk dan berpikir. Ada benarnya juga ucapan Lesi, tak semua orang bisa memiliki sifat yang sama antar zodiak.

Tapi dia juga tak menampik kalau sering melihat ramalan zodiaknya. Melihat bagaimana sifat, pemikiran dan nasibnya. Antara percaya dan tidak dia tetap melihatnya, bahkan saat ada video lewat di akun sosial medianya membahas tentang zodiak Azzura menonton sampai selesai.

"Udah ah capek aku main ginian," Azzura merebahkan tubuhnya di atas permadani dan mulai menyalakan televisi untuk mencari aplikasi menonton video online dari televisinya.

"Saya kedapur ya, Non?" Tanya Lesi sembari merapikan ular tangga milik Melisya.

"Gak usah, disini aja nemenin aku nonton."

Lesi hanya bisa mengangguk dia menemani Azzura menonton serial kartun China atau lebih sering disapa dengan sebutan Donghua. Kartun berwujud 3 dimensi yang nampak sangat nyata dan memiliki paras sangat tampan dan cantik membuat Azzura menyukainya, apalagi yang berhubungan dengan dunia fantasi, binatang aneh, alam yang masih asri dan sangat indah.

"Katanya tokohnya itu bisa transportasi ya, Non?" Tanya Lesi saat melihat tokoh lelaki berlari menghindari musuh.

Azzura yang menggigit ujung ponselnya mengernyitkan dahi pelan. Dia menghentikan donghuanya sejenak untuk berbincang dengan Lesi, jangan sampai obrolannya dengan Lesi membuat Azzura kehilangan beberapa bagian dalam donghua.

"Transportasi apa sih, Les?" Tanya Azzura heran.

"Yang itu loh, Non. Pindah dari satu tempat ketempat lain dalam waktu singkat itu loh." Jelas Lesi membuat Azzura menepuk dahinya lumayan kencang. Dia sepertinya mengerti kemana arah obrolan Lesi kali ini.

"Teleportasi, bukan transportasi, Lesiana." Sahut Azzura sangat gemas. Lesi menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal.

Azzura kembali fokus pada layar televisi besarnya. Pertarungan sengit antara MC dan toko antagonis atau penentang MC terlihat begitu menegangkan, bahkan Azzura kini sudah meremas boneka pisang yang dia beli pulang dari desa dulu. Yang membayarnya Edward saat itu karena Azzura tak punya uang cash dan kebetulan Edward juga keluar untuk membeli boneka kecil-kecil dengan jumlah lumayan banyak, saat ditanya katanya untuk anak panti.

"Aduh," teriak Azzura kencang, Lesi hanya terkekeh melihat Azzura sepertinya memposisikan dirinya sebagai MC. Kenapa Lesi bisa tahu kalau Azzura memposisikan dirinya sebagai MC, itu semua karena saat Azzura berteriak kencang saat itu juga MC terjatuh dari ketinggian.

Hallo, Mas Suami. (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang