Panjang banget, siapkan musik yang asik untuk menemani part 22 ini. Sambil baca dengerin musik oke juga loh.
Selamat membaca. Maaf kalau ada typo atau kata kurang jelas. Saya masih manusia yang tak luput dari kesalahan.~~~
Gavril berada di dalam ruangan samping pabrik yang dia bangun, dia tak sendiri karena ada Aldi dan Fiko yang menemaninya. Matanya yang masih fokus dengan dokumen di tangannya membuat Gavril tak menyadari kedatangan seorang gadis muda yang tak lain adalah anak dari lurah. Fiko dan Aldi yang menjadi mata-mata Azzura segera membuka perekam suara untuk merekam percakapan antara Gavril dan Nita. Itu adalah tugas utama dari mereka mengikuti Gavril sampai ke pabrik. Tugas yang sebenarnya milik Fiko justru Aldi ikut terseret karena tak sengaja mendengar obrolan Fiko dan Azzura.
"Pak, saya masak sup kebetulan banyak. Kata ibu di suruh bawain buat Bapak juga." Gavril yang tak menyadari kedatangan Nita terkejut bukan main mendengar suaranya. Dia yang sudah sangat fokus tak menghiraukan apapun kecuali berkas-berkasnya.
Helaan napas panjang Gavril serta mata yang terpejam sangat khas dari orang yang baru saja terkejut, telapak tangannya mengurut dadanya pelan untuk menetralkan detak jantungnya. Nita yang melihat itu menggaruk tengkuknya pelan, dia sedikit merasa bersalah karena mengejutkan Gavril.
"Maaf, Pak."
"Gak apa-apa, saya sudah makan dengan istri saya tadi. Terima kasih atas niat baik ibumu."
Aldi dan Fiko saling pandang sebelum kembali menatap layar ponselnya, apakah rekamannya berjalan normal atau tidak. Kalau sampai milik Aldi dan Fiko berbeda, bisa bahaya. Azzura pasti akan murka dan memberondonginya dengan pertanyaan-pertanyaan yang di luar nalar.
"Terus sup ini?" tanya Nita sembari mengangkat wadah berwarna pink muda di tangannya.
Gavril menatap Nita dan menaikan sebelah alisnya, haruskah dia menjelaskan kalau harus di apakan sup tersebut saat dia menolaknya. Padahal terlihat jelas di depannya ada Fiko dan Aldi, kenapa gadis itu tak memilih menawarkan dengan mereka?
"Al? Fik? Udah makan?" tanya Gavril menatap dua anak buahnya, Aldi menggeleng sedangkan Fiko mengangguk karena sebelumnya dia sudah makan bersama Azzura dan Lesi dirumah. Bahkan dengan Gavril juga tadi.
"Kamu tak keberatan kalau masakanmu di makan Aldi?" Nita menatap Gavril dengan bibir mengerucut. Aldi dan Fiko saling lirik sebelum bergidik ngeri, bukannya terlihat imut. Nita seperti itu justru membuat Aldi dan Fiko bergidik ngeri.
"Enggak, Pak. Daripada di buang mending dimakan Aldi."
"Al?" panggil Gavril melirik Aldi, setelahnya dia melirik rantang yang dibawa Nita.
Helaan napas panjang Aldi membuat Gavril menatapnya sangat tajam, walaupun dia tahu kalau Aldi keberatan tapi tak bisakah dia menampilkan wajah keberatan itu setelah Nita pergi. Karena menurutnya sedikit tak sopan.
"Makasih, Mbak." Gumam Aldi sembari merebut rantang itu yang dipegang sangat erat oleh Nita. Sebetulnya dia niat atau tidak memberikan sup itu, Aldi juga tak tahu sup apa yang dimasak Nita, sup jagung, ayam atau sup yang lain.
Gavril menatap ponsel Aldi yang posisinya layar menyala dan menampilkan sebuah rekaman yang masih berjalan, setelahnya dia melirik ponsel Fiko yang dia pegang sangat erat. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis melihat itu. Tanpa bertanya dia sudah tahu siapa dalang dibalik rekaman tersebut, tak lain dan tak bukan adalah istrinya sendiri.
"Ada hal lain?" tanya Gavril saat merasa Nita masih ada di depan pintu.
"Oh iya, nanti malam Bapak mengundang Pak Gavril makan malam sebelum Pak Gavril pulang ke kota."
![](https://img.wattpad.com/cover/310749045-288-k626601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Suami. (End)
Lãng mạnKisah perjalanan rumah tangga Gavril Azzura yang tak pernah berjalan mulus. Dimana dendam masih membara, sakit hati belum sembuh betul, rasa cemburu dan merasa diduakan dengan orang yang sudah tiada, perjuangan Azzura untuk menutup telinga dari ucap...