Langit malam yang begitu gelap membuat Azzura harus menghembuskan napasnya lagi. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tanda-tanda akan turun hujan untuk pertama kalinya setelah kemarau panjang juga sudah begitu nampak. Tapi, sampai selarut ini suaminya belum pulang dan tak memberi kabar apapun pada Azzura setelah menelpon dirinya saat makan siang tadi.Apakah dia khawatir? Tentu saja iya. Beberapa jam yang lalu Santosa dan teman-teman Gavril yang lain membuat insta story sedang minum-minum di club. Dia takut kalau sampai Gavril ikut minum. Mereka sudah membuat perjanjian agar Gavril tak meminum minuman keras, kalau rokok Azzura masih memperbolehkannya.
Angin yang berhembus semakin kencang membuat Azzura semakin mengeratkan jaketnya. Dia berjalan mondar-mandir untuk waktu yang cukup lama di depan rumah, dia sesekali juga menatap jam besar yang ada di ruang tamu.
"Non, lebih baik tidur dulu. Sebentar lagi Tuan pasti akan pulang." Ujar Fiko untuk kesekian kalinya pula.
Azzura memang tak menunggu sendiri, ada Fiko dan tiga pengawal lain yang menemaninya. Mereka juga sudah membujuk Azzura agar tidur dulu sembari menunggu Gavril. Namun perempuan itu dengan kukuh tak mau meninggalkan tempat menunggunya.
"Kamu sudah bilang gitu dari jam sepuluh tadi, sekarang udah jam sebelah lebih dua puluh dan kamu masih mengulang ucapan yang sama? Kamu kira aku anak kecil yang mudah di bohongi?" sentak Azzura kesal.
Fiko menundukkan kepalanya, Azzura yang mode normal saja sudah membuatnya kelabakan apalagi yang mode khawatir seperti ini. Pasti di senggol sedikit saja sudah terbakar. Lebih baik Fiko diam daripada terkena semprotan Azzura.
"Nona, itu Tuan." Ujar salah satu pengawalnya saat melihat mobil Gavril dan dua mobil lainnya memasuki area gerbang.
Azzura terlihat sangat sumringah saat melihat mobil Gavril. Lelaki tiga puluh dua Tahun yang ada di dalam mobil ikut tersenyum melihat senyum manis istrinya. Dia segera meminta sopirnya untuk memarkirkan mobilnya.
Gavril turun dan mobil dan berjalan cepat menghampiri istrinya, bibirnya masih mempertahankan senyum manis. Pengawal yang tadi menemani Azzura segera pergi saat boss besarnya datang. Mereka tak mau di semprot oleh Gavril karena menganggu acara berduaannya dengan Azzura.
"Kok belum tidur?" tanya Gavril sembari menarik pinggang Azzura dan memeluknya.
"Nunggu kamu. Gak bilang kalau mau pulang malem, aku khawatir jadi aku tunggu." Adu Azzura dengan suara terendam di depan dada bidang Gavril.
Lelaki itu hanya bisa terkekeh pelan mendengar gumaman Azzura yang terasa begitu lucu di telinganya. Tangan kanannya mengusap kepala bagian belakang Azzura, sedangkan tangan kirinya masih menahan pinggang Azzura.
"Maaf, ya. Tadi ada sedikit masalah jadi Mas menyelesaikan dulu."
"Masalah apa?"
"Bukan hal penting," Azzura mengangguk pelan. Dia tahu tabiat Gavril yang tak akan mencampurkan masalah pekerjaan dengan dirinya.
"Mas sudah makan?" tanya Azzura sembari merangkulkan tangan kanannya pada pinggang Gavril. Pasangan suami istri yang selalu di mabuk asmara itu memasuki rumah untuk beristirahat.
"Sudah,"
"Mas mau kopi? Susu? Teh? Atau yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Suami. (End)
RomanceKisah perjalanan rumah tangga Gavril Azzura yang tak pernah berjalan mulus. Dimana dendam masih membara, sakit hati belum sembuh betul, rasa cemburu dan merasa diduakan dengan orang yang sudah tiada, perjuangan Azzura untuk menutup telinga dari ucap...