Extra part 2

26.2K 3K 477
                                    


Pukul tiga dini hari keluarga Gavril sudah duduk diruang makan termasuk anak pertamanya. Bahkan orang tua Azzura dan orang tua Gavril juga sahur ditempat anaknya untuk berkumpul sekalian merayakan keputusan Lalita mau menikah lagi dengan Ervi sekitar satu minggu yang lalu. Setelah terjadi kecelakaan, Lalita berkata ingin balikan tanpa sepengetahuan Ervi. Dan setelah berunding dengan anaknya yaitu Azzura.

Azzura berkata diamkan saja dulu papanya. Dia ingin melihat apakah masih ada perjuangan atau tidak. Kalau memang masih mencintai pasti Ervi akan berjuang lagi walaupun Lalita sudah menolak ribuan kali, dan berakhirlah seperti sekarang. Ervi kini kembali menjadi ayah yang selalu ada, menjadi suami idaman lagi seperti dulu. Dan sekarang Azzura juga punya adik perempuan yang berteman baik dengan Melisya.

"Habis ini kita naik sepeda bareng?" Tanya Melisya setelah menghabiskan makanannya.

"Nanti jam setengah lima aja, Mel. Nunggu adik bangun. Ngambek nanti adikmu." Jawab Azzura yang sudah mengerti betul bagaimana anaknya. Mudah ngambek dan merasa paling tersakiti.

"Iya deh, Mom. Meli mau belajar dulu, ya. Sambil nunggu jam setengah lima." Pamit Melisya pada semua orang. Mereka mengangguk secara bersamaan. Setelah Melisya pergi tak ada obrolan sama sekali, biasanya Melati yang selalu memulai obrolan tapi kali ini perempuan itu diam saja. Entah karena faktor masih mengantuk atau dalam mood yang kurang baik Azzura sendiri tak tahu.

Lima belas menit berlalu mereka sudah selesai sahur, Azzura dan Lalita duduk diruang keluarga menonton televisi sembari menemani Melisya belajar. Melati masih didapur untuk mengambil wedang jahenya. Sedangkan Gavril, Gilbert dan Ervi mereka ada didepan rumah menikmati udara segar di pagi hari sembari merokok sebelum waktu puasa mulai.

"Riri gak nakal, Ma?" Tanya Azzura saat teringat akan bertanya masalah Riri.

"Enggak, Mama gak tahu apa yang udah terjadi sebelumnya sama dia. Tapi waktu dia lihat fotonya Novi dia kayak ketakutan gitu, diajak ziarah ke makam ibunya sendiri juga gak mau. Mama agak heran sih."

"Mungkin dia punya pengalaman buruk sama Novi. Kita gak tahu ya dulu perlakuan Novi kayak gimana sama Riri." Melati ikut nimbrung obrolan karena merasa heran juga kenapa ada anak takut dengan ibu kandungnya sendiri.

"Tapi masa iya sampai setakut itu, Mbak? Dia ibu kandungnya loh." Sahut Lalita masih tak percaya dengan ucapan Melati.

"Ya kita gak tahu, Mbak. Kenapa gak tanya Mas Ervi? Beliau kan tinggal bareng mereka terus."

"Kata Mas Ervi jangan ngungkit Novi, nanti Riri malah ketakutan. Heran, kan?" Azzura hanya mengangguk karena merasa masih sangat mengantuk. Dia belum tidur sama sekali karena ulah Gavril. Tanpa dijelaskan pasti sudah tahu kemana arahnya.

"Omy," tangisan Devnath membuat Azzura segar seketika. Dia menoleh dan melihat anaknya digendong pengasuhnya, membawa Devnath kearah Azzura dan mendudukkan sigembul itu diatas pangkuan ibunya.

"Kenapa nangis, udah besar kok nangis sih, Dek." Azzura mengusap punggung anaknya sangat lembut berusaha membuat anaknya tidur kembali.

"Ev etuk-etuk intu amal Omy dak tibuka-buka, Eyi tuga tama. Ev anik." (Dev ketuk-ketuk pintu kamar Mommy gak dibuka-buka, Meli juga sama. Dev panik.)

"Loh, panik kenapa?" Tanya Azzura heran, Melati dan Lalita kini juga fokus pada cucu satu-satunya.

"Ev akut inggal alan-alan endili," (Dev takut ditinggal jalan-jalan sendiri,) Jawaban Devnath sukses membuat Azzura tertawa. Saking gemasnya dengan sang anak Azzura sampai menggigit pipi gembul Devnath membuat bercak sedikit merah. Bukannya berhanti menangis karena sudah menemukan ibunya Devnath justru semakin menangis kencang karena pipinya digigit.

Hallo, Mas Suami. (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang