Part 56

29.4K 2.9K 732
                                    

Maaf kalau ada typo, kesalahan kata ataupun kesalahan lain. Manusia keturunan mermaid yang tak luput dari dosa dan kesalahan ini mohon maaf.
Happy reading, sahabat bunny.

~~~~

"Beb, mau makan seblak gak? Livia bikin seblak." Ujar Lerga saat melihat kekasihnya berdiri sendirian. Gadis cantik dengan rambut tergerai itu menoleh, dia tersenyum sangat lembut sebelum mengulurkan kedua tangannya kearah Lerga.

Lerga tersenyum sangat lebar melihat hal itu, semenjak dia menyatakan rasa dan Widi berkata iya. Lerga selalu memperlakukan Widi sangat baik, memberi baju, tas, sepatu dan perlengkapan lainnya. Namun dengan sangat lembut Widi berkata tak perlu berlebihan, dia masih bisa membeli barang-barang seperti itu sendiri. Yang dia butuhkan hanya perhatian dan kasih sayang. Dan ya, Lerga sejatinya lelaki yang penuh dengan kelembutan dan sifat sangat penyayang sangat mudah memanjakan Widi yang memang butuh kasih sayang.

"Kenapa? Dingin?" Tanya Lerga sembari memeluk tubuh mungil kekasihnya. Tangan kanannya mengusap kepala bagian belakang Widi sangat lembut, bibirnya mencium kening kekasihnya penuh kasih sayang.

"Ditinggal lama banget, tiba-tiba jemput buat liburan. Aku kangen, Kak." Gumam Widi sembari menyembunyikan wajahnya didada bidang Lerga.

"Cuma pergi dua minggu, Sayangku. Sekarang gampang kangen banget." Kekeh Lerga pelan, tangannya masih terus mengusap punggung serta kepala bagian belakang Widi. Senyum manis Lerga tak bisa disembunyikan mendengar kata rindu dari bibir mungil kekasihnya, sebajingan apapun Lerga, sebuaya apapun dirinya dulu. Tapi untuk saat ini mendengar kata rindu dari Widi saja membuat hatinya senang bukan main.

"Aku takut kalau kamu gak balik,"

"Ngomong apa sih? Aku gak bakalan kemana-mana. Aku bakalan jagain kamu, nemenin kamu. Gak usah takut aku ninggalin kamu, gak ada perempuan yang bakalan ngambil aku dari kamu." Bisik Lerga sangat pelan.

Pelukan Widi semakin erat membuat Lerga perlahan melepaskan rangkulan tangan kekasihnya di pinggangnya, dia melepaskan pelukannya dan beralih memegang kedua pipi bulat Widi sangat lembut. Bibirnya mencium ujung hidung kekasihnya penuh kasih sayang, bibir tipis yang menyunggingkan senyum manis membuat Widi ikut tersenyum ditengah kedua tangan Lerga yang mengapit pipinya sangat gemas.

"Aku gak takut kamu diambil perempuan lain, karena aku tahu kalau aku setia kamu juga begitu karena pada dasarnya bagaimana tingkah pasangan itu tergantung kitanya. Tapi ... Aku takut banget kalau kamu pergi seperti keluarga dan Kak Ken."

Deg, jantung Lerga terasa berhenti berdetak mendengar penuturan Widi. Apakah karena itu Widi selalu bertanya kapan Lerga pulang, setiap mengemudi mobil sendiri selang lima menit pasti Widi akan bertanya apakah sudah sampai padahal gadis itu tahu betul berapa waktu yang dia butuhkan untuk sampai ketempat tujuan. Karena Widi sangat takut kehilangan Lerga seperti dia kehilangan keluarga dan juga Kenzo. Kehilangan dengan cara yang sama.

"Doain semoga aku selalu baik-baik aja, biar bisa nemenin kamu, nikah sama kamu, punya anak dan cucu sama kamu. Doain yang terbaik buat aku, ya."

"Iya, aku doain kamu."

"Wid, seperti ucapanku diawal. Aku gak bakalan membuat kamu melupakan Kenzo dan aku juga gak akan menggeser posisi Kenzo dari hati kamu karena aku tahu gimana perjuangan Kenzo dulu sama kamu, gimana berartinya seorang Kenzo buat kamu. Aku gak akan menyuruhmu menggantikan nama Kenzo dengan namaku apalagi melupakan Kenzo karena ada aku, kamu bisa menyimpan nama Kenzo dihatimu dengan namaku disebelahnya. Tapi satu hal yang aku mohon, jangan bicarakan kalian pernah melakukan suatu hal seperti saat kamu sama aku. Apalagi kamu dengan sangat sengaja mengulang kejadian yang pernah kamu lewati sama dia tapi kamu mengulangnya sama aku, itu sakit, Wid."

Hallo, Mas Suami. (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang