"Pagi, udah bangun aja. Mau kemana sih?" Tanya Azzura sembari berjalan mendekati anaknya yang sudah berguling-guling diatas kasur. Devnath tersenyum sangat lebar melihat ibunya datang, dia berusaha bangun walaupun dengan sedikit kesusahan.Azzura tertawa pelan sebelum mengangkat anaknya dan menggendongnya, dia membawa Devnath keluar kamar untuk berjumpa dengan Lerga lagi. Tadi malam memang mereka sudah bertemu namun hanya sebentar karena Devnath sudah sangat mengantuk.
"Bangunin Om kamu," Azzura mendudukkan Devnath disebelah Lerga yang tidur lagi setelah bangun jam lima tadi. Lelaki tampan dengan setelan kemeja serta celana panjang dipakai tadi malam tak terusik sama sekali dengan rusuhnya Devnath yang mulai mengambil bolanya.
"Ihhhh!" Teriak Devnath kesal saat melihat tubuh Lerga menindih mainan berbentuk pisang miliknya. Dia berusaha menarik sangat kuat, tapi tetap tak bisa diambil.
Mendengar teriakan kencang Devnath, Lerga membuka kedua matanya dan tersenyum manis melihat Devnath. Tak menunggu lama Lerga mengangkat Devnath dan mendudukkannya diatas dadanya. Lerga yang awalnya berpikir Devnath akan berontak dan minta turun tapi nyatanya tidak. Devnath justru merebahkan tubuhnya diatas tubuh Lerga dengan kedua tangan memeluk tubuh besar omnya.
Lerga tersenyum tipis melihat apa yang terjadi dan membalas pelukan Devnath lumayan erat, bibir tipisnya sesekali juga mencium puncak kepala keponakannya. Aroma minyak telon, minyak wangi serta keringat Devnath membuat Lerga menciumnya semakin dalam. Aroma bayi memang sangat menenangkan walaupun itu keringat, ada bau khas yang tak dimiliki orang dewasa.
"Kangen Daddy? Nanti Daddy jemput, oke?" Lerga mengusap punggung mungil Devnath sebelum kembali memeluknya.
"Pinter banget sekarang, gak rewel ya sama Mommy." Lerga terus berbicara walaupun Devnath hanya membalasnya dengan teriakan ataupun cubitan. Mungkin bayi itu sangat merindukan kebersamaannya seperti dulu dirumah, ada Daddy dan para om tantenya.
"Mandi yuk, udah Mommy siapin air hangat."
Azzura datang dengan handuk bayi tersampir dipundak dan rambut dicepol secara asal, daster rumahan bercorak batik berwarna biru muda membuat Lerga menggeleng pelan. Seorang istri Gavril berdandan seperti ibu rumah tangga seutuhnya memang hal yang sangat diluar dugaan, padahal biasanya kalaupun Azzura memakai baju biasa harganya diatas tiga ratus ribu. Dan sekarang lihatlah, mungkin baju Azzura harganya dibawah lima puluh.
"Mandi dulu, nanti main lagi."
Devnath turun dari atas badan Lerga dan berjalan perlahan mendekati Azzura. Awalnya tiga langkah dia sudah berhenti cukup lama, lama-lama dia bisa berjalan empat langkah berhenti lagi dan berakhir dia bisa berjalan lancar menghampiri Azzura diambang pintu dapur. Azzura hanya duduk berjongkok dengan kedua tangan terulur kearah anaknya dan memberi semangat. Lerga melihat keponakannya bisa berjalan tentu melongo, Devnath saja baru masuk ke usia sepuluh bulan. Tapi sudah bisa berjalan walaupun badannya masih sempoyongan.
"Pinter, udah bisa delapan langkah. Nanti lancar ya, Dek." Azzura mengangkat Devnath dan membawanya menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.
Awalnya Devnath tampak girang dan tersenyum karena berpikir akan bermain dengan Azzura. Tapi saat melihat bak mandi berisi air hangat, bebek-bebekan dan bola Devnath merengut, ekspresi awalnya berubah seketika. Azzura sudah tahu akan hal itu segera memegang pinggang anaknya yang berada digendongannya sangat kuat.
Tangisan Devnath mulai terdengar saat Azzura berusaha membuka baju tidur anaknya. Dia terus berbicara untuk mengalihkan perhatian anaknya. Sedangkan Lerga yang duduk dikursi ruang makan menatap interaksi Azzura dan Devnath tanpa ikut campur. Dia lumayan lapar jadi mau sarapan dulu sebelum kembali ke kota, dia datang ke tempat Azzura hanya ingin memastikan kondisi istri sepupunya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Suami. (End)
RomanceKisah perjalanan rumah tangga Gavril Azzura yang tak pernah berjalan mulus. Dimana dendam masih membara, sakit hati belum sembuh betul, rasa cemburu dan merasa diduakan dengan orang yang sudah tiada, perjuangan Azzura untuk menutup telinga dari ucap...