Part 001

231 15 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Dua belas tahun kemudian.

Los Angeles, Amerika Serikat.

Gedung pencakar langit bernama Fernanda Gold berdiri di antara gedung-gedung tinggi lainnya di pusat kota.

Pria tampan berjas hitam itu memasuki ruangan rapat sambil membenarkan dasinya. Dua orang karyawan mengikutinya di belakang.

Para karyawan yang sudah berada di ruangan rapat segera berdiri kala pria itu datang. Pria itu duduk di kursi utama.

Melihat bos mereka duduk, karyawan lainnya pun duduk.

Pria bermata setajam elang itu melihat dua kursi kosong di meja rapat. "Ke mana Tuan Fred dan Nona Christina?"

Para karyawan tampaknya tidak ada yang berani menjawab.

Pria itu menunggu jawaban. Ia melihat ke arah salah seorang karyawannya yang mengangkat tangan.

"Tuan Fred dan Nona Christina sepertinya terlambat," kata wanita itu.

Pria itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah, kita lanjutkan rapat tanpa mereka. Orang yang tidak menghargai waktu tidak pantas berada di sini."

Para karyawan saling pandang setelah mendengar ucapan menohok bos mereka.

Selesai rapat, pria itu memasuki ruangannya. Di meja kerjanya ada tanda nama yang terbuat dari kaca.  Tertera tulisan Aero Altarezel L. Fernanda.

Pintu ruangan diketuk.

Aero duduk di kursi kebersarannya lalu menoleh ke pintu. "Masuk."

Seorang wanita berambut sebahu dan berkacamata memasuki ruangan. Ia adalah sekretaris Aero yang tadi juga ikut rapat. "Tuan Fernanda memanggilku?"

"Emma, jika Tuan Fred dan Nona Christina datang, beritahu aku," kata Aero.

"Baik, Tuan."

"Hmm, kau boleh kembali," ucap Aero.

Wanita bernama Emma itu keluar dari ruangan Aero sambil menutup pintu dengan pelan. Ia membuang napas pelan.

"Fred dan Christina akan berada dalam masalah. Kenapa mereka selalu terlambat, sementara mereka tahu kalau Tuan Fernanda sangat menghargai waktu. Dia membenci orang yang tidak pernah tepat waktu," gumam Emma.

Jam menunjukkan pukul 6 sore.

Aero tampak mengendarai Ferrari GTB 488 merahnya. Mobil tersebut masuk ke kawasan rumah elit dan berhenti di pelataran rumah besar.

Aero tinggal sendirian di rumah itu tanpa pelayan mau pun bodyguard. Pelayan akan datang seminggu sekali untuk membersihkan rumah.

Bukan tanpa alasan, Aero sangat menyukai kesendirian dan kesunyian. Ia juga tipe orang yang sangat disiplin dan tepat waktu.

Saat memasuki rumah, ponselnya berdering. Ia merogoh benda persegi berwarna putih itu dari saku celananya lalu ia mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa, Bu?" tanya Aero yang ternyata ditelepon oleh ibunya.

"Besok siang Ibu akan tiba di Los Angeles. Apa ayahmu di sana?" jawab wanita paruh baya di seberang sana.

"Iya, ayah di Los Angeles, tapi tinggal di mansion, bukan di rumahku," jawab Aero sambil menaiki tangga ke lantai dua. Tangan satunya melepaskan dasi.

"Baiklah, semoga Ibu tidak bertemu dengannya."

Aero memasuki kamarnya sambil membuang napas kasar. "Ayah tidak akan datang ke mari. Kemarin dia baru saja datang ke sini. Jadi, untuk apa besok datang ke sini lagi."

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang