Part 005

141 9 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Jessica menyajikan sarapan ke meja. Menu sarapan pagi ini adalah capcay dan tumis buncis. Jessica juga memasak nasi.

Aero menuruni tangga. Ia terlihat lebih santai dengan kaos putih dan celana pendek berwarna hitam.

"Kau sudah bangun?" tanya Jessica.

"Ibu memasak nasi?" Aero melihat nasi yang masih panas.

Jessica mengangguk. "Iya, sekarang makanlah."

Ibu dan anak itu pun sarapan bersama.

"Ini lezat sekali, tapi aku harus menunggu nasinya dingin dulu," kata Aero.

"Kalau begitu, Ibu akan mengipas nasinya," ucap Jessica.

"Tidak perlu, Bu," tolak Aero.

"Oh ya, bagaimana pertemuan semalam? Apakah gadis yang dikenalkan ayahmu cantik?" tanya Jessica penasaran.

Aero hanya mengangguk.

Jessica tampak senang, senyumannya merekah. "Apa kau menyukainya?"

Aero menggeleng.

Senyuman Jessica memudar. "Kenapa? Apa dia punya sifat yang buruk?"

"Dia juga tidak menyukaiku," ucap Aero.

"Mana mungkin ada gadis yang tidak menyukai putra Ibu yang tampan ini?" Jessica meragukan ucapan putranya. "Kau tahu dari mana kalau gadis itu tidak menyukaimu?"

Aku ditolak, batin Aero.

"Dia tidak bicara denganku saat kami berduaan," kata Aero jujur.

Jessica membuang napas panjang. "Bisa jadi dia malu atau canggung. Sebagai pria, seharusnya kau peka."

Aero tidak merespon.

"Hari ini kau ada acara?" tanya Jessica.

Aero tampak berpikir. "Tidak, tapi nanti siang aku disuruh Ayah datang ke mansion."

Jessica terdiam untuk sesaat. "Begitu, ya."

Siang harinya, Aero memakai jaket lalu keluar dari rumah. Saat akan memasuki mobil, Jessica memanggilnya.

"Berikan ini pada ayahmu." Jessica menyodorkan wadah bekal pada Aero.

Aero menerimanya.

"Jangan bilang Ibu cuma-cuma memberikan ini. Bilang saja Ibu kelebihan memasak dan kau teringat pada ayahmu yang hidup sendirian sehingga kau membujuk Ibu untuk memberikan ini padanya," kata Jessica.

Aero menaikkan sebelah alisnya mendengar wacana yang dijabarkan ibunya.

"Sudah, lakukan saja apa yang Ibu katakan." Jessica mendorong putranya agar masuk ke dalam mobil. Ia menutup pintu mobilnya.

Saat mobil merah itu melaju pergi, Jessica melambaikan tangannya.

Sesampainya di mansion Fernanda, Aero memarkirkan mobilnya di pelataran. Ada beberapa bodyguard yang berjaga.

Sambil membawa wadah bekal di tangannya, Aero memasuki mansion. Terlihat Nicholas yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV.

Pria paruh baya itu menoleh pada Aero. "Kau sudah datang?"

Aero duduk di samping Nicholas lalu memberikan wadah bekal yang sedari tadi ia pegang pada ayahnya.

Nicholas menerimanya dan membukanya. "Kelihatannya lezat. Apa ibumu yang membuatnya?"

Aero mengangguk.

"Apa dia mau rujuk denganku? Kenapa dia memasak makanan ini untukku?" Nicholas terlihat senang lalu menyantapnya.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang