Part 008

109 7 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Keesokan harinya, Aero tampak duduk di kursi kebesarannya. Pria itu memperhatikan ikat rambut Lyra di tangannya. Ia menghirup aroma yang menyegarkan dari ikat rambut tersebut. Seketika wajah Lyra terbayang dalam benaknya.

Pandangan Aero tertuju ke jam dinding di mana detik jarum jam yang terus bergerak. Ia merasakan jantungnya juga berdetak seperti kecepatan jarum jam.

Hari pun mulai gelap.

Ketika Aero akan memasuki mobilnya, ia mendengar suara perempuan yang memanggil namanya.

"Aero?!"

Aero menoleh. Seorang gadis cantik berambut pirang menghampirinya.

"Alicia?" Tampaknya Aero mengenali gadis itu.

"Apa kita bisa bicara sebentar?"

Di restoran.

"Aku butuh saran darimu," ucap Alicia dengan ekspresi memohon.

"Kau tidak perlu khawatir, langkah pertama...." Aero menjelaskan dengan detail.

Alicia memperhatikan Aero yang begitu tampan ketika berbicara. Tanpa sadar, ia tersenyum.

Selesai menjelaskan, Aero menoleh pada Alicia. "Kenapa kau malah tersenyum?"

Senyuman Alicia semakin merekah. "Aku tersenyum, karena aku suka dengan saran darimu. Kenapa tidak terpikirkan olehku sebelumnya, ya?"

Aero menggeleng pelan.

"Karena kau memberikan saran yang bagus, hari ini aku akan mentraktirmu," kata Alicia sambil menepuk bahu Aero.

"Tidak usah, aku akan mentraktirmu kali ini," kata Aero.

"Kenapa?" gerutu Alicia.

"Terakhir kali kau yang mentraktirku, jadi kali ini giliranku," ucap Aero sambil mengeluarkan dompetnya.

Alicia tersenyum.

Sementara itu di mansion Adiwijaya.

Tira dan Hellena berada di ruang keluarga. Mereka duduk di sofa sambil tertawa melihat ke layar ponsel.

Lyra menuruni tangga melihat kedua perempuan itu.

"Dia tampan, kan? Dia orang Kanada," ucap Tira.

"Iya, dia sangat tampan. Kau menyukainya?" tanya Hellena.

Tira mengangguk. "Kami berkencan dua minggu yang lalu. Besok dia akan datang ke mari untuk menemui Ayah dan Ibu."

"Benarkah? Dia pasti tampan sekali saat dilihat secara langsung." Hellena tampak senang.

Lyra menghela napas berat. "Kakak diperbolehkan mencintai pria pilihannya. Bahkan dia mendapatkan dukungan penuh dari Ibu. Lalu aku?"

Setelah makan malam bersama Alicia, Aero pulang ke rumahnya.

Jessica menyajikan makanan ke meja. Ia melihat putranya yang baru pulang. "Aero, ayo kita makan malam."

Aero menghentikan langkahnya. Ia memegang perutnya lalu membatin, makan malam lagi? Perutku bisa-bisa meledak.

Namun, pada akhirnya ia pun makan malam bersama ibunya.

"Bagaimana? Lezat?" tanya Jessica.

"Iya, sangat lezat," ucap Aero.

"Bagaimana hari ini di kantor?" tanya Jessica berbasa-basi.

"Tidak ada yang istimewa. Karyawan yang tidak tepat waktu tanpa alasan masuk akan akan aku berikan peringatan," jawab Aero.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang