Part 079

58 4 1
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Mendapatkan laporan dari bodyguard kalau Lyra menghilang, tentu Albert panik. Ia menyuruh bodyguard dan orang-orang kepercayaannya untuk mencari Lyra.

Bahkan Albert pergi ke Surabaya untuk mencari putrinya. Namun, Lyra kembali ke rumah dalam keadaan selamat dengan sendirinya.

"Kau dari mana? Apa yang terjadi padamu?" tanya Albert khawatir. Ia memeluk putrinya dengan erat.

Untuk pertama kalinya Lyra bisa merasakan pelukan sang ayah. Dan rasanya sama seperti ketika dirinya dipeluk oleh Prajas.

"Aku baik-baik saja," kata Lyra pelan.

Albert melepaskan pelukannya lalu ia menangkup wajah Lyra. "Kau harus ikut bersamaku ke Jakarta dan mengetahui fakta yang seharusnya kau ketahui sejak lama."

"Fakta apa?" tanya Lyra.

Albert dan Lyra pun pergi ke Jakarta. Mereka mendatangi tempat di mana Evan direhabilitasi.

"Prajas... dia... dia yang mengenalkanku pada obat-obatan terlarang dan perjudian. Dia juga menyuruhku meniduri wanita...." kata Evan.

Kedua mata Lyra membulat mendengar ucapan kakaknya. Sementara Albert yang berdiri di belakang Lyra melihat reaksi putri bungsunya itu.

"Apa? Tidak mungkin, Kakak pasti berbohong. Kakak pasti salah!" Lyra menggeleng tidak percaya.

"Dia yang membuatku terjerumus ke dalam dalam kesulitan dan penderitaan ini... Prajas yang melakukannya!" teriak Evan.

Lyra termenung.

Prajas selalu menolak bertemu dengan Evan. Pria itu juga tidak menemui Evan ketika Evan direhabilitasi di sini. Prajas hanya mengantar Lyra sampai depan. Mungkin Prajas memang orang yang membuat Evan terjerumus.

Prajas jelas tahu tentang obat-obatan. Kemungkinan besar Prajas menjebak Evan dengan kemampuan dan pengetahuannya itu.

"Tapi, kenapa Prajas melakukan itu? Apa tujuannya?" tanya Lyra yang masih mencoba bersikap netral.

Albert menyentuh bahu putrinya. "Kenapa dia membutuhkan alasan lain? Tentu dia ingin menghancurkan kakakmu sejak awal, karena dia membenci keluarga Adiwijaya. Dia ingin merusak kakakmu. Coba kau pikir, bagaimana bisa Evan menyembunyikan kecanduannya sejak SMA? Itu karena bantuan Prajas yang ikut menyembunyikannya. Lalu saat Evan ditemukan overdosis, mungkin Prajas merasa bersalah dan itulah sebabnya dia tidak pernah datang untuk menjenguk Evan."

Lyra merasa jika ucapan ayahnya ada benarnya. Ia pun merasa yakin kalau Prajas memang seseorang yang harus bertanggung jawab atas apa yang menimpa kakaknya.

Setelah mendapatkan fakta tersebut Lyra membenci Prajas. Beberapa hari kemudian, Lyra kembali ke Surabaya untuk melakukan aktivitasnya seperti biasa di Adiwijaya Blitztar.

Suatu hari, Prajas menemuinya. Namun, bodyguard menghalanginya agar tidak menemui Lyra.

Lyra menatap Prajas dengan tatapan yang berbeda. Prajas menyadari itu. Ia tahu Lyra telah berubah padanya.

"Mulai sekarang berhenti menggangguku dan juga keluargaku. Kau bukan siapa-siapa lagi bagiku, bahkan meski kau anak ayahku." Setelah mengatakan itu, Lyra pergi begitu saja.

Prajas mengepalkan tangannya. "Aku akan tetap mengejarmu ke mana pun kau pergi."

Lyra mendengarnya, tapi ia tidak berniat merespon ucapan Prajas.

Namun, masalah dimulai. Prajas dengan terang-terangan membuntuti Lyra. Mengawasi Lyra dari kejauhan, mengirimkan paket, menyusup masuk ke dalam rumah Lyra lalu meletakkan barang atau mengambil barang, meneror Lyra lewat pesan chat dan lainnya. Hal tersebut membuat Lyra ketakutan dan mengalami gangguan kecemasan.

Setiap melihat Prajas secara langsung atau hanya melihat mobil sport biru yang mirip dengan milik Prajas, Lyra akan merasakan khawatir dan takut yang berlebihan.

Bukan hanya Lyra. Albert sekeluarga juga mendapatkan teror dari Prajas. Bahkan Tira yang tinggal di Amerika pun mendapatkan imbasnya di mana ia hampir mengalami kecelakaan saat pulang dari kantor.

Meski sudah jelas pelakunya Prajas, tapi Albert tidak berniat melaporkannya pada polisi. Ia tidak ingin berurusan yang akan berbuntut panjang dengan Prajas. Entah kenapa Albert memilih seperti itu, padahal Prajas benar-benar membuat keluarganya kepanikan.

Belum lagi kemerosotan drastis yang dialami perusahaan Adiwijaya Group di tahun-tahun terakhir sampai sekarang ini membuat Albert semakin kesulitan.

Keluarga Albert mendapatkan kecaman dari keluarga besar Adiwijaya setelah mengetahui kalau putra tertuanya adalah seorang pecandu dan sedang dirawat di tempat rehabilitasi. Entah dari mana mereka tahu rahasia tersebut, tapi itu adalah pukulan keras bagi Albert, karena tidak ada satu pun kerabat dari keluarga Adiwijaya yang mau membantunya dan menolongnya dalam kesulitan itu.

Bahkan perusahaan Adiwijaya Group pusat di Amerika juga mengalami kemerosotan secara tiba-tiba, setelah adiknya Albert (adiknya Albert bersama keluarganya menjaga Tira selama Tira tinggal di luar negeri daei mulai sekolah hingga kuliah dan lulus lalu mengurus perusahaan cabang ayahnya) yang mengurus perusahaan pusat itu memilih angkat tangan tidak ingin membantu Albert setelah tahu apa yang dilakukan Evan, karena merasa malu.

Albert pun memutuskan untuk membuat rencana baru dengan menghubungi Nicholas Fernanda teman lamanya. Ia menceritakan apa yang terjadi dan apa yang dialaminya dalam masa-masa sulit itu. Ia meminta pertolongan pada Nicholas.

Nicholas bersedia membantu Albert dengan syarat, Albert harus memberikan salah satu putrinya untuk dijadikan menantu oleh keluarga Fernanda. Dengan begitu, Fernanda King akan menyuntikkan dana bagi perusahaan pusat Adiwijaya Group dua-duanya, yang di Indonesia mau pun yang di Amerika.

Tidak ada pilihan lain. Albert memilih Lyra yang akan dijodohkan dengan putra tunggal Nicholas.

Kenapa Albert memilih Lyra? Karena ia berpikir kalau putranya Nicholas mungkin lebih muda dari Tira. Bahkan ternyata Aero lebih muda dari Lyra.

Untuk melindungi perusahaan dari ancaman kebangkrutan yang disebabkan oleh Evan, Albert membujuk... ralat... memaksa putrinya __Lyra__ untuk menerima perjodohan ini.

Lyra awalnya menolak, tapi karena ia juga tidak punya pilihan lain, akhirnya Lyra menerima perjodohan itu.

Keluarga Albert Adiwijaya pun pindah ke Amerika dan memutuskan untuk tinggal di mansion lama di Amerika serta membahas tentang perjodohan antara Lyra dengan putranya Nicholas.

Hanya Evan yang ditinggalkan di tempat rehabilitasi di Indonesia.

Dan dari sanalah awal pertemuan Lyra dengan Aero setelah dua belas tahun lamanya.

⏰ Flashback Off ⏰

Perlahan Lyra membuka matanya. Ia melihat ke sekeliling. Sebuah ruangan asing baginya. Lyra melihat ke jendela yang terbuka. Pria itu berdiri di sana sambil merokok. Ya, pria itu adalah Prajas. Ia menghembuskan asap rokoknya keluar jendela.

Butiran salju turun di luar sana.

Lyra bangkit sambil memegangi perutnya. Ia berharap janinnya baik-baik saja.

Prajas menoleh pada Lyra. Ia baru menyadari kalau Lyra sudah bangun dan memegangi perutnya seperti mencari sesuatu yang hilang.

Prajas bangkit dari jendela. Ia melemparkan batang rokoknya keluar jendela. Saat rokok tersebut menyentuh tumpukan salju di sekat balkon, ujung rokoknya yang dibakar pun mati.

Prajas melangkah menghampiri Lyra. "Jangan menekan perutmu terus, bayimu bisa kesakitan."

Lyra mendongkak menatap Prajas yang menatapnya dengan tatapan yang masih sama seperti saat mereka saling mencintai dulu, sebelum tahu kenyataannya.

◣─────•~❉✿❉~•─────◢

12.18 | 10 Maret 2022
By Ucu Irna Marhamah

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang