◤─────•~❉✿❉~•─────◥
Evan tampak serius mendengarkan sekretarisnya yang membacakan agenda.
Evan mengangguk. "Baiklah, kau bisa kembali ke ruanganmu."
Wanita berambut cokelat dan berkacamata itu mengangguk. Ia setengah membungkuk kemudian berlalu.
"Sebentar, Nella," panggil Evan.
Langkah Nella terhenti. "Iya, Tuan Adiwijaya."
"Karena ada pertemuan penting di luar jam kantor dengan Tuan Gunindra, bisakah kau menemaniku makan malam hari ini?" tanya Evan.
Nella tidak menjawab, tapi sesaat kemudian ia mengangguk. "Tentu."
Malam harinya di sebuah restoran.
Nella dan Evan makan malam bersama Fahreza Gunindra, pemilik Gunindra One (perusahaan yang bekerja sama dengan Evanture). Fahreza juga ditemani sekretarisnya yang cantik.
Terjadi percakapan di sela-sela pertemuan makan malam itu.
Pelayan menyajikan botol wine ke meja beserta empat buah gelas. Evan mengernyit, karena ia tidak memesan wine.
Ternyata Fahreza yang memesannya. Pria itu membuka anggur tersebut dan menuangkannya ke dalam gelas lalu meneguknya hingga tandas.
Nella melirik Evan. Sepertinya Nella merasa khawatir melihat Fahreza yang minum banyak dan sudah pasti akan mabuk.
Fahreza mengambil gelas baru dan menuangkan wine ke dalam gelas itu. Ia menyodorkan gelas tersebut pada Evan. "Minumlah, Tuan Evan."
"Aku sudah berhenti minum sejak lama," tolak Evan sambil menggelengkan kepalanya.
Nella menatap Evan yang memasang ekspresi datar, seperti biasa.
Fahreza mengangguk mengerti lalu ia kembali meneguk wine gelasnya dan bahkan meneguk habis wine di gelas yang disodorkannya untuk Evan.
Pertemuan di luar kantor yang tadinya akan membahas kerja sama kini menjadi terhambat, karena Fahreza yang mabuk. Evan dan Nella pun memilih menyantap makan malam mereka.
Evan melelapkan kepalanya ke dada sekretarisnya dan tanpa diduga, ia melakukan hal tidak senonoh di depan Evan dan Nella yang membuat kedua orang itu merasa tidak nyaman. Bahkan Fahreza dan sekretarisnya berciuman.
Nella mengalihkan pandangannya.
Selesai acara pertemuan makan malam, Evan mengantar Nella pulang ke rumah. Meski Nella menolak, tapi Evan tetap mengantarkannya pulang.
Dalam perjalanan, keduanya sama-sama diam. Padahal mereka berdua sudah saling mengenal (sebagai sekretaris dan bos) selama beberapa tahun terakhir sejak perusahaan Evanture memulai bisnis.
Seharusnya hal tersebut bisa membuat mereka menjadi akrab satu sama lain. Namun, tampaknya mereka tidak berbicara hanya saat bekerja (di kantor).
Mobil Evan berhenti di depan rumah Nella. Gadis itu keluar dari mobil.
"Terima kasih sudah mengantarku pulang, Tuan Adiwijaya," kata Nella sambil mengangguk sopan.
Evan mengangguk tanpa mengatakan apa pun. Pria itu melajukan mobilnya meninggalkan rumah Nella.
Setelah mobil Evan pergi, Nella pun memasuki rumahnya. "Ibu, aku pulang."
Terlihat wanita paruh baya yang duduk di kursi roda. Ibunya Nella mengalami struk sudah lama. Ia tidak bisa berbicara dan hanya menggunakan matanya sebagai kode.
Nella mengambil tisu dan mengelap saliva yang mengalir dari sudut bibirnya tanpa terkontrol.
"Ibu sudah makan? Bibi datang ke mari untuk merawat Ibu, kan?" tanya Nella.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHRONOPHILE
Romance◤─────•~❉✿❉~•─────◥ Siapa sangka jika seseorang yang pernah kau tolak cintanya adalah jodohmu? Mungkinkah dia masih menyimpan rasa padamu dan itulah sebabnya dia memilih untuk menjadi pendamping hidupmu? Tapi, bagaimana jika sebenarnya dia masih me...