Part 095

52 2 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Evan duduk bersama kedua keluarga kecil adiknya di meja makan. Mereka menyantap hidangan makan malam bersama.

Kiev dan Rouvin tidak berhenti menatap Evan. Tampaknya kedua anak laki-laki itu bertanya-tanya, siapa pria yang datang bertamu itu? Karena ini adalah pertama kalinya mereka bertemu.

"Jadi, Kak Evan datang ke mari dengan pesawat atau bagaimana? Kenapa tidak menghubungi? Kami mungkin akan datang menjemput," tanya Sean.

"Aku datang langsung dari Kagoshima dengan jet pribadi milik Kak Prajas dan perjalanan yang sangat jauh membuatku sedikit pusing," jawab Evan.

"Kak Prajas? Kenapa kalian tidak sekalian datang bersama ke mari?" tanya Tira.

"Kak Prajas bilang, dia tidak bisa datang ke sini, karena urusan pekerjaan. Selain itu, dia tidak sedang di Kagoshima, tapi di Jakarta," kata Evan.

"Oh."

"Mungkin suatu hari nanti kita bisa berkumpul bersama," ucap Aero. "Kita pergi ke Indonesia bersama juga tidak apa-apa, kan?"

"Iya, aku tidak keberatan, lagipula Kiev dan Rouvin sudah besar dan bisa diajak bepergian jauh," sahut Sean.

"Sepertinya Kiev dan Rouvin tidak mengenal Kak Evan," ucap Lyra yang bisa menebak lewat ekspresi kebingungan kedua anak manis itu.

"Rouvin, Mommy pernah menunjukkan foto Uncle Evan waktu itu," kata Lyra pada putranya.

Rouvin tampak berpikir mengingat-ingat kembali foto yang dimaksud oleh ibunya. "Yang ada dinosaurus dan monster itu?"

Semua orang tampak kebingungan dengan apa yang dikatakan Rouvin.

Lyra tertawa. "Itu bukan dinosaurus dan monster, itu patung ikan hiu dan buaya."

"Oh, waktu aku di Surabaya?" tanya Evan. Ia sempat berpikir kalau keponakannya menganggap dirinya monster dan juga dinosaurus.

"Iya, foto Kakak masih kuliah dulu," Lyra membenarkan.

"Itu Uncle yang ini?" tanya Rouvin.

"Iya," jawab Lyra.

Rouvin kembali menatap Evan dengan tatapan masih kebingungan.

"Waktu itu Uncle Evan masih muda, sekarang dia sudah tua. Jadi, wajahnya ada perubahan," celetuk Tira.

Lyra berusaha untuk tidak tertawa agar tidak melukai perasaan Evan.

"Apakah Uncle tinggal di sini?" tanya Rouvin.

"Uncle tinggal di Indonesia," jawab Evan.

"Oh." Rasa penasaran Rouvin selesai sampai di sana.

"Uncle suka anak kecil?" Giliran Kiev yang bertanya.

"Aku suka anak kecil." Evan tersenyum lebar membuatnya terlihat seperti pennywise.

Kiev langsung cegukan.

"Ya, wajahnya memang kurang ramah," gumam Tira pelan.

Selesai makan malam, Rouvin dan Kiev melihat ada dua mobil mainan besar yang bisa ditumpangi oleh Kiev dan Rouvin. Evan yang membelinya untuk mereka berdua sebagai hadiah pertemuan.

"Terima kasih, Uncle." Tampaknya Rouvin dan Kiev senang dan mulai akrab dengan Evan. Kedua anak laki-laki itu merasa tidak perlu lagi meragukan Evan sebagai uncle mereka.

Karena kelelahan bermain, Rouvin dan Kiev sampai ketiduran di mobil baru mereka. Aero dan Sean menggendong kedua anak mereka dan menidurkannya di kamar.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang