Part 030

101 3 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Di hari pernikahan.

Foto aesthetic Lyra dan Aero dipasang di tripod.

Aero tampak begitu tampan dengan gaya rambut klasik. Ia mengenakan tuxedo abu-abu dan dasi kupu-kupu. Pandangannya tertuju pada gadis bergaun putih keabuan yang kini berjalan ke arahnya bersama sang ayah.

Lyra menggandeng lengan Albert menuju altar pernikahan dengan langkah pelan, tapi pasti.

Lyra terlihat cantik dengan rambut disanggul dan mahkota kecil di kepalanya. Kedua tangannya memakai sarung tangan tembus pandang membuatnya terlihat seperti seorang princess.

Jessica dan Nicholas tersenyum sendu melihat putra tunggal mereka yang sudah dewasa dan akan segera menikah.

Tira dan Sean tersenyum bahagia untuk Lyra dan Aero.

Albert menyerahkan Lyra pada Aero. Kini keduanya berdiri berhadapan dan saling menatap satu sama lain. Di depan semua tamu, mereka mengucap janji suci.

Dengan begitu, Aero dan Lyra resmi menjadi suami istri.

Setelah janji suci terucap, Aero dan Lyra malah mematung. Semua tamu kebingungan, karena pasangan pengantin baru itu tidak berciuman seperti kebanyakan pasangan lainnya.

Merasa situasi yang semakin canggung, Aero pun berinisiatif untuk mendekatkan wajahnya dan mengecup sudut bibir Lyra.

Orang-orang mengira Aero mencium bibir istrinya.

Namun, meski kecupan singkat di sudut bibirnya, Lyra cukup terkejut dan tersipu.

Semua tamu gemas melihat tingkah pasangan itu.

Para tamu yang hadir pun menikmati hidangan yang disediakan. Satu per satu dari mereka mengucapkan selamat pada Aero dan Lyra. Mereka juga memberikan kado-kado pernikahan yang luar biasa, seperti tiket bulan madu ke luar negeri, voucher makan di restoran mewah, bahkan ada yang memberikan mobil sebagai kado pernikahan, dan barang-barang mahal lainnya.

Gavin juga datang sesuai janjinya atas undangan yang telah diberikan Aero. Ia juga disambut baik oleh keluarga Fernanda mau pun keluarga Adiwijaya, karena Gavin adalah tamu undangan dan tamu istimewa.

"Selamat atas pernikahan kalian, semoga kalian bahagia," kata Gavin sambil tersenyum simpul. Ia menatap Lyra dan Aero bergantian.

Meski begitu, Aero menyadari senyuman terluka di wajah Gavin. Ia pun memeluk Gavin.

Gavin membalas pelukan Aero. "Jaga dia dengan baik."

Aero mengangguk. "Aku berjanji padamu akan menjaganya dengan baik."

"Aku percaya padamu." Gavin menepuk pundak Aero.

Gavin dan Lyra bersalaman.

"Berbahagialah," ucap Gavin.

Lyra tersenyum. "Terima kasih sudah datang, Gavin."

Gavin mengangguk.

Tamu selanjutnya adalah Steven dan istrinya, Viviane. Mereka mengucapkan selamat pada Aero dan Lyra. Bahkan mereka berfoto bersama.

Lyra melihat gadis pirang bergaun merah menghampiri mereka. Gadis yang tak lain adalah Alicia itu menatap pada Aero. Melihat cara menatap gadis itu pada Aero, Lyra yakin kalau gadis itu menyukai pria yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya itu.

"Selamat atas pernikahanmu, Aero," ucap Alicia.

"Terima kasih sudah datang," kata Aero.

Alicia mengangguk. Pandangannya teralihkan pada Lyra. Ia mengulurkan tangannya.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang