Part 007

122 6 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

⏰ Lyra POV ⏰

"Kak Lyra?"

Deg!

Aku tahu ini suara Aero. Aku masih ingat dengan suara baritone-nya saat pertemuan makan malam.

Rasanya aku kesulitan bernapas saat mendengar suaranya. Aku tidak berani menjawabnya.

"Kak Lyra?" Dia kembali memanggil namaku.

"Hmm?" Kali ini aku memberanikan diri untuk menjawab.

"Apa hari ini kita bisa bertemu?" tanyanya dari seberang sana.

Tidak! Aku tidak mau!

"Aku...."

"Kalau tidak bisa, mungkin lain kali saja. Maaf mengganggu waktumu."

Karena merasa tidak enak, aku segera bersuara, "Tidak apa-apa, Aero... aku... aku bisa datang, kok."

"Aku akan menjemput Kakak sore ini."

Lututku rasanya lemas setelah berbicara dengannya di telepon. Aku kembali khawatir.

"Kenapa dia tiba-tiba menghubungiku dan ingin bertemu denganku? Kenapa?" Aku tidak bisa berhenti mondar-mandir di depan kamarku.

Terdengar suara pintu kamar diketuk. Aku menoleh ke pintu yang dibuka dari luar, ternyata kakaku. Kak Tira pun masuk.

"Kau terlihat cemas, ada apa?" tanya Kak Tira.

"Aero... dia... dia ingin bertemu denganku sore ini," jawabku khawatir.

Kulihat kakakku terkejut mendengar ucapanku. Dia mengguncangkan kedua lenganku. "Aero mengajakmu berkencan? Ini kemajuan yang besar. Padahal semalam kalian baru saja bertemu, tapi sepertinya Aero sudah menyukaimu."

Apanya yang bagus? Aku panik sekarang.

Kakakku sibuk mengeluarkan gaun-gaun miliknya. Dia juga memilih high heels yang ukurannya pas dengan kakiku.

"Kak Tira," panggilku.

"Jangan memanggilku dulu, sekarang aku sedang sibuk," ucap kakakku sambil terus mondar-mandir mengambil barang-barangnya dan ditunjukkan padaku.

"Tapi, aku yang akan pergi. Kenapa Kakak yang sibuk?" tanyaku.

"Kau tidak punya pengalaman berkencan, jadi diam di sana. Duduk manis dan lihat cara kerja seorang master," ucap Kak Tira tanpa melihat padaku sedikit pun saking 'sibuk'nya.

Kak Tira menyuruhku memakai gaun biru gelap yang sangat cantik, tapi terlalu terbuka untukku. Aku tidak menyukainya.

"Tidakkah ini terlalu pendek?" tanyaku.

"Ini sedang trend di Amerika. Kau tidak tahu style Amerika, ya? Benar juga, ini pertama kalinya kau datang ke mari," celoteh kakakku sambil memakaikanku high heels.

"Warna biru gelap sangat anggun dan berkelas. Kecantikan seorang gadis akan meningkat saat memaki warna biru gelap. Kenapa? Karena aku menyukai warna biru gelap," ujar Kak Tira.

"Tapi, aku benci warna biru," sahutku.

"Aku tahu, kau mau memakai gaun merah ke kencan pertamamu? Yang ada kau akan dikira si manis Jembatan Ancol," celetuk kakakku.

Saat sibuk dengan semua kerepotan dan keribetan ini, ponselku berdering. Ternyata Aero mengirimkan pesan. Dia menanyakan alamat mansion tempat aku tinggal. Aku pun mengirimkan lokasinya tanpa mengatakan hal lain.

"Ayo, berdiri," suruh Kak Tira.

Aku pun berdiri di depan cermin. Sungguh aku merasa tidak nyaman dengan pakaian ini.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang