EPILOGUE

136 0 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Sepasang suami-istri yang sudah tidak muda lagi duduk di tepi pantai. Rambut putih mereka bergerak-gerak tertiup angin laut.

Sang istri melelapkan kepalanya ke bahu suaminya. "Terima kasih telah bersamaku, menemaniku hingga tua."

Tangan suaminya yang keriput menggenggam tangan istrinya. Cincin pernikahan mereka masih terpasang di jari manis mereka menemani cinta abadi yang terjalin beberapa dekade lamanya.

"Aku akan tetap bersamamu, aku akan selamanya bersamamu hingga kematian datang menjemput," ucap sang suami.

Senyuman kebahagiaan terukir di bibir keriput istrinya.

Di kejauhan, Lyra memperhatikan pasangan suami istri itu. "Mereka sangat romantis."

Aero menghampiri Lyra dan memberikan kelapa muda pada istrinya itu.

Lyra menerimanya. "Terima kasih."

Aero duduk di samping istrinya. "Kau tidak mau berenang bersama yang lain?"

Pandangan Lyra tertuju pada Tira dan Sean yang sedang berlarian di tepi laut. Sementara Kiev dan Rouvin berselancar.

"Tidak, aku lebih suka duduk di sini." Lyra melelapkan kepalanya ke dada Aero sambil meminum kelapa muda lewat sedotan.

Aero mengusap rambut istrinya.

"Lihatlah pasangan romantis itu," kata Lyra dengan pandangan tertuju pada si kakek dan si nenek yang duduk cukup jauh dari tempat mereka.

Tatapan Aero tertuju ke arah pandang istrinya.

"Mereka sangat romantis. Aku harap kita bisa bersama sampai menua seperti mereka," kata Lyra.

Aero tersenyum. "Tentu saja."

"Sayang?" panggil Lyra.

"Hm?" sahut Aero.

"Aku bersyukur, karena Tuhan telah mengirimkanmu untuk menjadi pendamping hidupku. Terima kasih sudah menemaniku, Sayang," kata Lyra.

"Aku juga berterima kasih, karena kau telah menerimaku dan bersedia mendampingiku selama ini," kata Aero.

Pandangan Sean dan Tira tertuju pada Aero dan Lyra yang sedang nge-bucin.

"Katanya mau liburan bersama, tapi mereka hanya menghabiskan waktu berdua," celetuk Sean.

Tira hanya terkekeh. "Biarkan saja, lagi pula kita juga menghabiskan waktu berdua sedari tadi."

"Apakah ini semua sudah berakhir?" tanya Sean.

Tira mengangguk. "Sepertinya iya."

⏰⏰⏰

Claudilla menunjukkan testpack pada Prajas. Dengan jantung berdetak kencang, Prajas melihatnya. Testpack tersebut menunjukkan tanda positif.

"Sayang." Prajas memeluk istrinya.

Claudilla tersenyum kecil. Ia membalas pelukan suaminya. "Kau akan menjadi seorang ayah."

"Terima kasih, Sayang. Mulai sekarang, jangan membuat dirimu lelah, semua pekerjaan biarkan pelayan yang mengerjakannya. Kau tidak boleh pergi ke kantor. Biar aku yang mengurusnya. Kau hanya perlu tinggal di rumah dan melakukan apa saja yang kau inginkan," ucap Prajas.

Claudilla menggeleng. "Aku masih bisa melalukan aktivitas seperti biasa. Setelah usia kandunganku menginjak bulan ke-6, aku akan berhenti melakukan aktivitas apa pun di luar rumah."

"Tidak, pokoknya kau tidak boleh melakukan apa pun," larang Prajas.

"Baiklah, Sayang." Claudilla mengalah.

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang