Part 060

67 3 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Di halaman belakang.

Jessica menatap kesal pada Nicholas. "Kau benar-benar semakin gila, setelah bercerai denganku."

Nicholas segera angkat bicara, "Aku tidak gila, Jessica."

"Dulu BDSM, sekarang kau bermain pria? Bahkan pria itu adalah besanmu sendiri? Dan... kalian bermain bertiga dengan orang gendut satunya lagi yang entah siapa itu." Jessica menatap Nicholas dengan tatapan tidak percaya.

Nicholas menjelaskan, "Jessica, tadi Albert membuka bajunya untuk menunjukkan bekas luka di tubuhnya, tapi mengenai BDSM... itu memang benar. Lagipula kau juga menikmatinya, kan?"

Jessica membalikkan badannya membelaki Nicholas sambil melipat kedua tangannya di depan dada tanpa mau menanggapi ucapan mantan suaminya itu.

"Sebenarnya aku sedang kesulitan saat ini. Ada seseorang yang menculik Lyra," kata Nicholas.

"Apa?!" Jessica berbalik dan kembali menatap suaminya. "Tidak mungkin, kau sedang bercanda, kan?"

Nicholas menggeleng pelan. "Lyra benar-benar diculik."

Jessica terkulai lemas. Nicholas segera menangkap tubuh Jessica dan mendudukkannya ke kursi.

"Oh, tidak... Lyra." Jessica menangis khawatir.

"Dia sedang mengandung," sambung Nicholas.

"Oh, tidak! Tidak! Bajingan mana yang berani menyentuh keluargaku," tangisan Jessica semakin menjadi-jadi.

Nicholas menenangkan mantan istrinya. "Kami sedang mencarinya. Kami berusaha mencarinya."

New York, Amerika Serikat

Aero dan Gavin melihat para polisi menggeledah rumah yang pernah ditempati oleh Prajas.

Aero menghela napas berat lalu ia duduk di kap mobilnya. Gavin juga terlihat sedih. Ia duduk di samping Aero.

"Sudah ada laporan dari orang-orang kepercayaanmu atau polisi dari Indonesia?" tanya Gavin.

Aero menggeleng. "Tidak ada."

Jakarta, Indonesia

Di Mansion Danuarga. Ada ornamen ular yang menghiasi benteng mansion besar tersebut.

Terlihat seorang wanita paruh baya sedang duduk di sofa ruang keluarga. Meski pun terlihat ada garis-garis di wajahnya dan juga helaian putih di rambutnya, tapi wanita itu masih terlihat cantik dan mempesona.

Musik klasik menemani kesendiriannya. Kedua matanya tertutup menikmati alunan musik tersebut.

Mobil polisi memasuki pelataran mansion Danuarga. Mendengar suara mobil, wanita itu kembali membuka matanya. Ia beranjak dari sofa lalu melihat ke jendela. Para polisi keluar dari mobil tersebut.

Bel mansion berbunyi dan menggema.

Wanita paruh baya itu pun membuka pintu. Dua orang polisi berdiri di depan pintu.

"Apa benar, ini adalah kediaman Nyonya Roselyn Danuarga?" tanya salah seorang polisi.

Wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya. "Ya, saya sendiri."

"Apa Anda adalah ibu dari seorang pria bernama Prajasta J. Danuarga?"

Rose menganggukkan kepalanya lagi. "Iya, aku ibunya."

"Bisakah Nyonya meluangkan waktu sebentar dan bekerja sama dengan kami?"

Rose bertanya, "Apa yang terjadi?"

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang