Part 010

100 4 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Di rumah, Aero mengotak-atik ponselnya melihat akun sosial media Lyra. Ada postingan terbaru 11 jam yang lalu.

Slide pertama adalah foto tangan yang diinfus. Slide kedua foto Lyra yang tersenyum ke kamera sambil berpose dengan jari peace. Caption : Lekas sembuh, Kak. Kita akan pergi ke pantai lagi.

Aero menghela napas lega saat mengetahui kalau Lyra baik-baik saja. "Kakaknya yang sakit?"

⏰⏰⏰

Keesokan harinya, Aero datang terlambat ke sekolah. Ia terkejut melihat Lyra yang juga datang kesiangan.

"Tunggu sebentar di luar gerbang," kata PKS (Polisi Keamanan Siswa / Polsis) pada siswa-siswi yang kesiangan.

Lyra mendengus kesal.

"Lyra? Kau kesiangan?" tanya salah seorang anggota PKS.

Lyra hanya mengangguk menanggapi pertanyaan laki-laki itu. Aero menatap kesal pada anggota PKS yang barusan bertanya pada Lyra. Ia tahu lewat tatapannya, laki-laki itu menyukai Lyra.

"Lyra, kemarilah." Laki-laki itu menggerakkan tangannya agar Lyra mendekat padanya.

Lyra menggeleng. Aero semakin kesal dengan sikap laki-laki itu.

Laki-laki itu mendecih sambil tersenyum sinis. "Tidak biasanya kau kesiangan. Sebagai wakil ketua PMR, seharusnya kau datang lebih awal memberikan contoh pada murid lain."

Lyra tidak merespon.

"Kau pasti punya alasan, jadi masuklah. Tapi, nanti temui aku," ucap laki-laki itu.

Aero menatap Lyra. Ia berharap Lyra tidak menuruti perkataan laki-laki itu.

Lyra menggeleng. "Aku akan ikut barisan seperti peraturan yang berlaku. Sebagai anggota PKS, seharusnya kau memberikan contoh pada murid-murid lain, kalau peraturan tetaplah peraturan."

Laki-laki itu terlihat kesal. Wajahnya memerah.

Murid-murid yang kesiangan itu berbaris dan ditanyai oleh PKS alasan mereka kesiangan.

Giliran Lyra yang ditanyai. Lyra menjawab, "Kakak tertuaku kemarin masuk rumah sakit, jadi aku menemaninya seharian di rumah sakit. Tadi pagi aku kembali ke rumah, karena harus pergi ke sekolah. Tapi, malah kesiangan."

Aero yang berdiri di belakangnya mendengarkan.

PKS mencatat alasan Lyra. "Kenapa harus kau yang menemani kakakmu? Orang tuamu ke mana?"

"Mereka sibuk dengan pekerjaan. Aku harap kau mengerti," jawab Lyra.

Aero mengerti. Ia tahu bagaimana rasanya tidak diperhatikan, karena kedua orang tuanya yang sibuk. Meski Aero anak tunggal, orang tuanya tidak memanjakannya seperti kebanyakan anak tunggal lainnya. Saat dirinya sakit, baru orang tuanya panik. Aero sering pura-pura sakit agar mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

Itu juga yang ia lakukan untuk mendapatkan perhatian Lyra.

⏰⏰⏰

Bola basket terlempar dan mengenai kaca jendela hingga pecah. Aero segera berlari dan mengambil bola basket ke ruangan tersebut.

Aero melihat pecahan kaca di lantai.

⏰⏰⏰

Lyra dan salah satu anggota PMR sedang memberikan pertolongan pada siswi yang pingsan.

"Dia bangun," ucap anggota PMR saat melihat kedua mata pasiennya yang perlahan terbuka.

Lyra memberikan segelas air gula yang hangat pada siswi yang pingsan itu. "Minumlah."

CHRONOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang