◤─────•~❉✿❉~•─────◥
Tira melihat akun media sosial Lyra yang memposting foto kebersamaan Lyra bersama kekasihnya. Tampaknya Lyra menandai akun media sosial pacarnya.
Karena penasaran, Tira pun melihat akun media sosial pacar dari adiknya itu. Namun, akunnya dikunci. Tira memilih untuk mem-follow akun tersebut.
Saat melihat nama lengkap akun tersebut, kedua mata Tira terbelalak kaget. "Prajasta Danuarga? Apa Ayah sudah kehilangan kewarasan? Ayah membiarkan Lyra berpacaran dengan pria Danuarga?"
Tira ingin membatalkan mem-follow, tapi ia pikir tidak masalah jika dirinya mem-follow akun tersebut. Lagipula ia memakai nama akun yang tidak menggunakan nama aslinya.
"Tunggu, apa mungkin Ayah menjodohkan Lyra dengan pria bernama Prajas ini? Dia menumbalkan Lyra agar perusahaannya mendapatkan suntikan dana dari perusahaan Danuarga?" Tira mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang dilakukan ayahnya demi perusahaan dan juga nama baik keluarga Adiwijaya dengan mengorbankan adiknya.
Tentu Tira tahu betul watak dan sifat ayahnya yang akan melakukan segala cara untuk mempertahankan perusahaan dan nama baik keluarga meski harus mengorbankan orang-orang tercintanya.
"Pantas saja pria ini berbaik hati menyuntikkan dana ke perusahaan pusat Ayah di Indonesia." Tira melihat notifikasi masuk. Ternyata akunnya sudah disetujui untuk mengikuti akun Prjasta. Alhasil ia bisa melihat postingan-postingan di akun tersebut.
Tira melihat foto Prajas dan memperbesarnya. Ia tampak berpikir. "Dia mirip seseorang, tapi siapa, ya? Garis wajah menyebalkan dan tatapan seperti ingin menguliti orang... bukankah dia mirip Ayah? Cara dia menatap ke kamera mirip sekali dengan cara menatap Ayah."
Tira terus scrolling. Ada beberapa foto kebersamaan Lyra dengan Prajas. "Tapi, setelah dilihat-lihat, sepertinya Lyra bahagia bersama pria ini. Itu artinya mereka memang saling mencintai."
Tira menghela napas lega melihat foto-foto itu. Ia merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia hanya perlu fokus untuk kelulusannya sebentar lagi dan juga kelanjutannya mengurus perusahaan cabang ayahnya di sana.
Di hari kelulusan dan wisuda, tidak ada orang tua yang datang untuk Tira. Orang tuanya di Indonesia sibuk, keluarga pamannya tidak ada yang bisa diandalkan. Mereka juga sibuk masing-masing.
Meski pun begitu, Tira bersyukur dan merasa senang, karena ia mendapatkan predikat sebagai salah satu lulusan mahasiswi terbaik di universitas tersebut. Semua temannya memberikan ucapan selamat.
Namun, di saat yang bersamaan, Tira mendapatkan kabar kalau ternyata Prajas __alias pacarnya Lyra, adiknya__ adalah anak Albert dari hasil hubungan dengan wanita dari keluarga Danuarga di masa lalu.
Tentu hal tersebut membuat Tira terkejut. Ia tidak mengira permasalahan keluarganya akan bertambah rumit dengan munculnya fakta-fakta baru yang menyeruak ke permukaan.
Namun, Albert meminta Tira untuk tidak memikirkan apa pun dan menyuruhnya fokus mempersiapkan diri mengurus perusahaan cabang.
Meski pun begitu, Tira tetap merasa was-was. Ia tidak ingin terjadi masalah antara keluarga Adiwijaya dengan keluarga Danuarga karena hal tersebut. Ia berpikir mungkin saja keluarga Danuarga akan mempermasalahkan Prajas yang statusnya putra dari keluarga Danuarga dan juga putra keluarga Adiwijaya.
Dan hingga suatu hari, Hellena menghubungi Tira agar berhati-hati, karena keluarga Albert sedang diteror oleh Prajas yang ternyata sudah mengetahui kalau dirinya adalah anaknya Albert dan hal tersebut membuat pria itu tidak menerima kenyataan tersebut dan ia pun marah, karena tidak bisa bersama Lyra.
"Dia pasti gila. Meski dia sudah tahu kalau dirinya adalah kakak dari Lyra, tapi dia masih memaksakan diri melawan takdir untuk memiliki Lyra," gumam Tira.
"Kau harus berhati-hati. Meski dia tidak sampai melukai siapa pun, tapi dia cukup menakutkan. Kita tidak tahu apa saja yang dia rencanakan. Dia sangat nekat dan tidak terduga," ucap Hellena dari seberang sana.
Tira merasa khawatir. "Kalian juga harus berhati-hati. Kita tahu seperti apa koneksi keluarga Danuarga. Mereka bisa melakukan apa saja, termasuk juga pria itu."
Kemerosotan perusahaan pusat Adiwijaya yang dipegang oleh pamannya semakin terpuruk dan rencana jahat dilakukan oleh pria itu. Ia menyebarkan berita tentang Evan yang mengalami overdosis pada keluarga besar serta kerabat Adiwijaya yang tentu saja hal tersebut membuat Albert sekeluarga semakin terkena masalah. Keluarga besar Adiwijaya membenci keluarga Albert karena berita tersebut.
Tanpa merasa berdosa, adiknya Albert memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan pusat Adiwijaya yang dipegangnya (padahal ia mengundurkan diri bukan karena masalah Evan overdosis, melainkan ia takut ketahuan mencuri uang perusahaan sehingga ia memilih untuk segera kabur dari tanggung jawab dan membuat pengalihan isu dengan menyebarkan berita tentang Evan).
Tira benar-benar muak dengan kepalsuan keluarga pamannya itu. Ingin sekali ia membalas perbuatan mereka. Namun, ia memiliki ide cerdas dengan memindahkan akun bank pamannya ke akun bank perusahaan cabang yang dipegangnya sejak pamannya masih mengurus perusahaan pusat dan sebelum membocorkan masalah Evan.
Alhasil uang yang selama ini dikorupsi oleh pamannya semuanya masuk ke akun rekening bank perusahaan cabang.
"Orang jahat harus dibunuh dengan cara licik," ucap Tira yang tersenyum puas.
Alhasil, pamannya kembali ke Indonesia dengan tangan kosong. Karena ia sudah tidak punya sepeser pun uang dan jatuh miskin, istri dan anak-anaknya meninggalkannya.
Pamannya ingin kembali ke Amerika dan mengurus perusahaan pusat seperti dulu, tapi terlambat. Tira sudah memegang kuasa atas perusahaan pusat dan haknya sebagai putra Albert Adiwijaya tentu lebih kuat dan lebih besar. Ia berhak menentukan keputusan apa pun termasuk menendang pamannya.
Dengan begitu, perusahaan pusat Adiwijaya di Los Angeles kini dipegang oleh Tira. Setidaknya masalah perusahaan pusat Adiwijaya di Amerika sudah teratasi.
Namun, teror Prajas masih menghantui.
Suatu hari, Tira bertemu dengan mantan pacarnya yang bernama Henry. Pria itu memaksa Tira untuk kembali bersamanya.
"Tidak! Aku tidak bisa!" tolak Tira.
"Aku mohon, berikan aku kesempatan sekali ini saja. Aku berjanji tidak akan menyakitimu lagi," kata Henry.
"Kau sudah mengatakan itu ratusan kali dan kau tidak pernah melakukan apa yang kau katakan. Kau melukaiku dan hampir membunuhku dua kali. Ingat itu, Henry!" Tira memasuki mobilnya.
"Dengar! Aku sudah berubah sekarang. Aku berubah demi kau!" kata Henry sambil mengetuk kaca mobil Tira, tapi Tira tidak peduli. Ia melajukan mobilnya meninggalkan Henry di depan kantor pusat Adiwijaya.
Sebenarnya dari tadi Prajas mengawasi mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh. Ia berniat akan meneror Tira, tapi tidak jadi karena kemunculan Henry.
"Sial!" Henry terlihat kesal.
Tira mendapatkan teror dari Henry terus menerus sampai ia benar-benar depresi. Ia tidak ingin kembali menjalin hubungan dengan mantan pacarnya yang over protective dan kasar itu.
◣─────•~❉✿❉~•─────◢
11.43 | 10 Maret 2022
By Ucu Irna Marhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
CHRONOPHILE
Romance◤─────•~❉✿❉~•─────◥ Siapa sangka jika seseorang yang pernah kau tolak cintanya adalah jodohmu? Mungkinkah dia masih menyimpan rasa padamu dan itulah sebabnya dia memilih untuk menjadi pendamping hidupmu? Tapi, bagaimana jika sebenarnya dia masih me...